Mengapa Menulis?

5 komentar
Konten [Tampil]


Assalammualaikum wr wb… 

Ehem...... kali ini saya akan membahas seluk beluk saya yang masih terus menulis..
Saya adalah tipe orang yang butuh banyak dorongan agar terus menulis. Dorongan tersebut dapat berupa ajakan dari teman, deadline, mood yang tiba-tiba baik, sesuatu yang menggemaskan, sesuatu yang membuat saya sedih sehingga harus melampiaskan emosi saya dalam bentuk tulisan, dan sebagainya. Banyak hal yang membuat saya masih terus menulis. Meskipun akhir-akhir ini saya terbilang pasif menulis.

Sebenarnya saya punya stok cerita yang harus saya sampaikan dan harus saya lampiaskan karena daya ingat saya semakin lama semakin menipis. Tapi entah mengapa ya, kasur dan bantal selalu memanggil saya dengan senandung syahdunya… Punya banyak stok cerita, tapi tertunda tertunda melulu, sebenarnya cukup membuat saya gregetan. Yaa… mungkin saya sangat perlu melatih diri untuk terus menulis setiap hari.

Buku-buku yang menghabiskan waktu luang saya
Saya mengawali diri saya menulis adalah ketika kelas 1 SMP. Dikarenakan SMP pulang jam 1-an (berbeda dengan SD yang pulang jam 4-an), sehingga saya punya banyak waktu untuk menghabiskan waktu saya. Salah satunya adalah dengan membaca. Setelah membaca, lalu ditulis. Sampai akhirnya yaa pengenlah yaa nulis sendiri pakai kata-kata sendiriiii…


Sesuatu yang saya tulis, hampir mirip dengan majalah karena isinya campur aduk. Ada kalender, ada biodata, ada tips, ada cerpen, ada gossip-gosipan, ada lagu, cuampur aduk lah..

Lalu terbitlah getar-getar setan mengenai cinta-cintaan. Ya sudaaah… karena (katanya) sedang terbuai asmara, saya pun membuat puisi. Banyak puisi yang saya buat, sekitar 3 buku, hehehe… entah inspirasi-inspirasi itu datangnya dari mana…


Saat kelas X SMA, yaa biasalah yaa, saya jatuh cinta lagi. Perasaan yang meluap-luap harus saya letakkan ke dalam sesuatu, yaitu buku.. Hal-hal remeh temeh tentang dia, saya tulis di buku tulis yang isinya 38 lembar, disampul kertas kado motif batik. Buseeeet, sampai jadi 13 buku, itu pun berhenti karena patah hati. Patah hatinya pun karena disalip teman yang berani mengungkapkan perasaannya. Nggak seperti saya yang memendam rapat-rapat, eh disalip terang-terangan. Ya sudah, saya mundur teratur dan sudah lupa~~~~

Kelas 2 SMA, saya mulai meluncur aktif blogwalking kesana kemari, keranjingan nulis dan blogwalking, dapat teman banyak yuhuuuu…. Saya merasakan nikmatnya blogging~~~

Kesibukan kelas 3 SMA, wifi gratis mulai terbatas, akhirnya membatasi pula untuk saya blogging. Ya sudah, ditahan saja. Semenjak itu, saya mood-moodan menulis. Tapi, sekali waktu, saya menulis, entah di buku atau di laptop, pokoknya dimanapun.

Kini, saya harus membangkitkan diri untuk menulis lagi. Ada yang sangat saya rindukan di blog. Salah satunya adalah komentar-komentar unyu dari teman-teman blogger. Salah satunya lagi adalah teman-teman yang OOT kalau berkomentar, bercanda sana-sini, seperti keluarga. Itulah yang saya rindukan, kebersamaannya meski hanya sebatas dunia maya. Orang-orang yang saya kenal, pun berganti-ganti seiring berjalannya waktu. Ada yang sudah vakum, ada yang masih strong jos gandos, ada pula yang sok vakum-vakuman seperti saya.

Dari tulisan mereka, yang sepenuhnya adalah pemikiran yang tulus, diungkapkan sepenuh hati, sungguh pesan mereka tersampaikan dengan baik kepada saya. Saya merindukan mereka.

Ohya, kembali kepada judul postingan saya kali ini, bahwa “Mengapa menulis?”

Entah alasan apa yang menjadikan saya tetap menulis, bahkan berlembar-lembar tanpa henti. Saya rasa, bahwa saya menemukan “chemistry” antara saya dengan jari-jemari saya, saya dengan pemikiran saya, dan saya dengan kata-kata saya. Mereka tak terpisahkan. Mereka yang menemani saya menghabiskan waktu luang saya agar selalu bermanfaat.

Saya selalu menikmati detik-detik saya menulis. Tetap menulis walaupun besok pagi tugas mata kuliah Fisika Kuantum harus dikerjakan. Entah mengapa, menulis postingan ini harus diprioritaskan. Kau tahu kenapa?
Karena saya telah jatuh cinta…. Jatuh cinta kepada jari jemari yang mampu menerjemahkan pemikiran saya, yang tertuang dalam barisan kata-kata. Aduhaaaai…

Jatuh cinta itu tulus, nak. Ketulusan cinta, nggak harus kepada sesama kan? Boleh juga kepada sesuatu yang membuat kita lupa waktu, kan?

Saya meraskaan bahwa saya mendapatkan respon atau timbal balik dari tulisan-tulisan saya. Saya merasa diperhatikan meskipun si dianya adalah sosok yang pasif, yang hanya mendengarkan tanpa berbalas kata. Si dia akan berbalas kata melalui komentar orang (apabila tulisan terpublish).

Saya katakan sekali lagi, bahwa saya telah jatuh cinta… jatuh cinta kepada jari jemari yang mampu menerjemahkan pemikiran saya, yang tertuang dalam barisan kata-kata…

Wassalammualaikum wr wb
 

Related Posts

5 komentar

  1. "Saya katakan sekali lagi, bahwa saya telah jatuh cinta… jatuh cinta kepada jari jemari yang mampu menerjemahkan pemikiran saya, yang tertuang dalam barisan kata-kata…" suka kaliamatnyaaa<3<3<3
    semangat dan selamat berjatuh cinta ria dengan menulis kak! :D

    BalasHapus
  2. Bagusss kak, cm themanya brat bgt dihp. Bw www.siranselpena.com ya

    BalasHapus
  3. Wiiiih blognya keren :D rapih. Bagus.
    Semangat menulis!!
    ngeblog emang asik yak...
    bisa dapet temen2 baru.. :D

    BalasHapus
  4. Keep it up ochaa

    Selagi masih banyak waktu luang

    Aku dong, udah jarang banget nulis
    karena udah sibuk banget sama kerjaan huhu

    BalasHapus

Posting Komentar