Cerita anak UI

21 komentar
Konten [Tampil]
Jakarta nggak banjir lagi kan? Yaa semoga di tangan Jokowi, nggak akan ada lagi banjir yang akan menenggelamkan ibukota.

Ngomong-ngomong tentang Jakarta, saya ingin membahas tentang salah satu universitas ternama yang ada di Jakarta, yaitu UI alias Universitas Indonesia. Mahasiswa-mahasiswi yang udah jadi anak UI, pasti bangga banget saat mengenakan jas kuning.

Nah, buat temen-temen yang ingin masuk UI, simak cerita dari saya ya... cerita ini hasil briefing kakak kelas beberapa hari yang lalu...


UI dibagi menjadi dua area kampus, yaitu kampus Salemba (lama) dan kampus Depok (pusat). Di kampus Salemba, ada 3 fakultas yaitu FK, FKG dan program pasca sarjana. Kalo mau ke kampus Salemba, kalian bisa turun di stasiun pasar Senen, naik angkot 01A kemudian turun di depan kampus UI Salemba.

Sedangkan di kampus Depok ada FMIPA, FT, FH, FE, FIB, FPsi, FISIP, FKM, FIK, Fasilkom, FF dan Vokasi. Kalo mau ke kampus Depok, kalian bisa turun di stasiun Jakarta kota, naik KRL jurusan Depok/Bogor lalu turun di stasiun UI.

Ada beberapa fasilitas yang disediakan UI, antara lain:
- Pusat Studi Jepang
- Stadion UI
- Hotspot area kampus
- Stasiun UI
- Asrama
- Masji Ukhuwiyah Islamiyah
- Pusat Kesehatan Mahasiswa
- Bis Kuning
- Sepeda Kuning
- Jembatan Texas
- Balairung
- Science Park
- Perpustakaan pusat

Kalo mau kuliah di UI, ada 2 jalur masuk, yaitu jalur undangan dan jalur ujian tulis, lebih lengkapnya sebagai berikut:

1. Jalur Undangan
a. SNMPTN (Februari 2013) Seleksi program S1 reguler. Semua siswa didaftarkan melalui pangkalan data sekolah dan siswa oleh kepala sekolah. Pendaftaran SNMPTN gratis.
b. PPKB S1 paralel (Februari - Maret 2013) seleksi untuk program S1 paralel.
c. PPKB Vokasi (Februari - Maret 2013) untuk vokasi D3
d. Talent Scouting (Februari - Maret 2013) untuk sarjana kelas khusus internasional.

2, Jalur Ujian Tulis
a. SBMPTN (11 - 12 Juni) untuk S1 reguler.
b. SIMAK (16 Juni 2013) untuk S1 reguler, S1 paralel, vokasi D3
c. SIMAK KKI  (9 Juni 2013) untuk sarjana kelas khusus internasional.

Di UI, fakultas-fakultas dibagi dalam 3 rumpun, antara lain:

1, Rumpun Ilmu Kesehatan
a. Fak. Kedokteran
b. Fak. Kedokteran Gigi
c. Fak. Kesehatan Masyarakat
d. Fak. Ilmu Keperawatan
e. Fak. Farmasi

2. Rumpun Sains dan Teknologi
a. Fak. MIPA (matematika, fisika, kimia, biologi, geografi)
b. Fak. Teknik (Teknik sipil-lingkungan-mesin-perkapalan-elektro-komputer-kimia-bioproses-industri-metalurgi&material, arsitektur, arsitektur interior)
c. Fak. Ilmu Komputer (Ilmu komputer dan sistem informasi)

3. Rumpun Sosial dan Humaniora.
a.  Fak. Hukum
b. Fak. Ekkonomi (ilmu ekonomi, manajemen, akuntansi, ekonomi islam)
c. Fak. Ilmu Pengetahuan Budaya (sastra arab-belanda-cina-jawa-indonesia-inggris-jepang-jerman-perancis-rusia-slavia, bahasa dan kebudayaan korea, ilmu perpustakaan, ilmu sejarah, ilmu filsafat, arkeologi)
d. Fak. Psikologi
e. Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ilmu komunikasi-politik-administrasi, (fiskal-negara-niaga), sosiologi, kriminologi, antropologi sosial, ilmu kesejahteraan sosial dan ilmu hubungan internasional)

Sedangkan biaya pendidikan... denger-denger sih untuk tahun saya (2013/2014) nggak ada uang pangkal atau uang gedung. Yang ada yaa DPP (Dana Pelengkap Pendidikan) yang hanya dibayarkan satu kali pada awal perkulihan sebesar 600.000. Dana ini digunakan untuk jaket almamater, pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru, tes bahasa inggris, buku panduan dan kegiatan awal kemahasiswaan.

Ada juga DKFM (Dana Kesejahteraan dan Fasilitas Mahasiswa) sebesar 100.000 yang dibayarkan setiap semester. Dimanfaatkan untuk bus kampus, pusat kesehatan mahasiswa, bimbingan konseling mahasiswa, dukungan kegiatan kemahasiswaan, asuransi kecelakaan dll.

Ada lagi Biaya Operasional Pendidikan (BOP) yang dibayarkan tiap semester untuk penyelenggaraan pembimbingan perkuliahan, praktikum, administrasi pendidikan dan evaluasi perkuliahan. Biayanya antara 100 ribu sampai 7,5 juta.

BOP ini ditentukan berdasarkan kemampuan kita. Misalnya kita hanya mampu membayar 100ribu, lalu diajukan ke rektor. Setelah berkas-berkas kita dipelajari oleh rektor, dan mereka berpikir bahwa kita sebenarnya bisa membyar 300 tibu. Kalo kita masih nggak sanggup bayar segitu, kita bisa mengajukan banding. Yaa ada proses tawar menawar disini.

SPP sebesar 100ribu ini memang ada dan nggak bohonh. Kakak kelasku, namanya Azkee, dia membayar SPP Rp100.000,00 dan ini fakta.

Kalo nanya tentang kost... ada banyak spot-spot kost untuk UI Depok, antara lain:
- Kukel (kukusan kelurahan) : dekat FMIPA, FKM dan FIK
- Kutek (kukusan teknik) : dekat FT, FE, FMIPA
- Kober : dekat Fpsi, FH, FIB, Fasilkom
- Barel : dekat Fpsi, FH, FISIP, FIB, Fasilkom
- Pocin : dekat FKM, FIK, Balairung

Biaya kost di sini, mulai dari harga 200 ribu per bulan. Di sekitar kost, banyak terdapat warung makan, toko untuk kebutuhan kuliah, warnet, ll.

Nah, untuk biaya hidup:
- Makan : satu kali makan mulai dari 5000 (atau bisa di bawahnya, misalnya warteg)
- Lifestyle : dekat dua mall besar Detos (Depok Town Square) dan Margo City
- Laundry mulai dari 3000 per kg

Ohya, di UI tersebar beragam beasiswa yang bisa kita dapatkan dengan mudah. Beasiswa tersebut didapat dari: bidik misi, Artajasa, Bank Indonesia, Bank Mayapada, Baznaz, BCA, Beasiswa Unggulan CIMB Niaga, Beasiswa Unggulan Supersemar, BMU, BNI Syariah, BP Migas, BPUB, BRI, CO-OP Telkom, Daihatsu, Astra, Eka Tjipta, Exxon Mobil, Goodwill, Inducement, Indosiar, Karya Salemba 4, Pembangunan Jaya Group, Posco, PPA-BBM, PPF, Salim, Sampoerna, Santoso, Sasakawa, Seribu Anak Bangsa, Shell, Sumitomo, Supersemar, Tanoto, TIFICO, TIKI JNE, Total, UFJ, Unilever, YAG, Yayasan Turki-UICII, YDBP, YTMC dll.

Tadi yang briefing di kelas saya banyak, antara lain Rosyid (FK 2011), Mada (FK 2012), Dianah (Farmasi 2011), Farah (Ars. Interior 2011), Almas (Admin Negara 2012), Nabilla (Ars. Interior 2012), Azkee (Matematika 2009)

Sesi tanya jawab berlangsung meriah.

Teman saya, Dwi Wahyu namanya, "Saya mau nanya, yang dipelajari di arsitektur interior apa aja?"
 "Yang dipelajari bukan tentang membuat bangunan. Kalo bikin bangunan itu tugasnya kontraktor. Kita hanya mendesain bangunan, bagaimana kita membuat rumah dengan model piramida terbalik dsb. Nggak hanya itu, kita juga mempelajari tentang hubungan antara ruangan dan manusia, bagaimana manusia itu bisa merasa nyaman dengan ruangannya," jawab Farah.

"Kalo boleh tahu, nilai raportnya berapa saat mendafar ke PMDK UI dulu?"
"Jujur, nilai saya nggak pernah sampai menyentuh angka 8. Nilai raport saya palingan 78, yaa sekitar itulah...

Saya melongo ngak karuan. Dengan nilai minim tersebut masih bisa tembus PMDK UI? Nilai 78 itu kecil di mata saya dan teman-teman...

"Tentu saja... saya lebih banyak doa.."

Ada lagi teman saya yang bertanya, namanya Ningrum, "Saya mau nanya sama mas Mada. Hmm, cara belajarnya mas Mada ketika SMA bagaimana kok bisa tembus Kedokteran UI?"

"Saya belajarnya biasa kok. Standard. Saya juga aktif di twitter dan facebook kok," jawab mas Mada.

Yah, saya kira aktif itu maksudnya aktivis... ternyata aktif di twitter.

Lalu, teman sebangku saya, Rindu, nyeletuk pada saya, "Iya, Ros, dia K-POP.."
"Hah?"
"Tahu dari mana?"
"Dia sering facebook-an..."

Yaelah.... ternyata mas Mada juga manusia biasa.

Ningrum nanya lagi, "Kalau boleh tahu, nilai rata-rata raportnya mas Mada berapa?"
"Wuaduh, saya lupa. Kalau nggak salah sih... hmm... semester 3 nilai saya sekitar 87..."

Buseeeet... Sekelas riuh ramai.

"Dan semester 5 nya cuma 90,5"

Hah? Cuma? 90,5 itu cuma? Kita bisa mati berdiri...

Ada lagi, teman saya, namanya Alam, dia nanya, "Mau nanya ke mbak Azkee, kiat belajarnya mbak Azkee itu gimana?"
"Kiat belajar saya yaa biasa. Saya memanfaatkan waktu di sekolah. Jadi saya belajar full di sekolah. Karena ketika di sekolah, saya punya guru dan bisa tanya leluasa kepada para guru. Saya juga bisa mengajari teman saya. Sudah itu saja. Yang jelas, manfaatkan waktu sebaik-baiknya di sekolah."

"Kalau boleh tahu, ilai raportnya mbak Azkee berapa?"
"Udah lama banget itu. Saya lupa. Nilai raport saya kisaran antara 89-92..."


Saya dan teman-teman ngakak nggak karuan. Gimana nggak ngakak? Ngomong 89-92 nya ituloh cepet banget. Merendahkan diri. Haduuuuuuh, pantesan bisa masuk UI, lahwong nilainya segitu tingginya.


Kemudian mbak Azkee memberikan beberapa saran untuk saya dan teman-teman, "Begini, ketika kalian punya passion, kejar passion kalian. Misalnya, saya yang ingin masuk ke jurusan Matematika. Mungkin saya bisa masuk kedokteran dan orang lain menyarankan saya ke kedokteran. Tapi tetaplah pada diri sendiri. Kalo orang lain bilang, "Kee, kamu jangan ke matematika, mending kamu ke kedokteran," Jangan peduli ketika orang lain menyarankan hal berbeda dengan kita. "Ya lo-lo aja" Saya punya passion sendiri. Saya ingin masuk ke Matematika karena Matematika adalah dunia saya."


Saya dan teman-teman memberikan standing applause untuk mbak Azkee. Mbak Azkee ini anak Matematika 2009 dan beberapa bulan yang lalu lulus dengan IP 3,86 cumlaude. WOW banget...


Kalo saya ditanya, 'mau nggak ke UI?'. Saya bakalan jawab, 'ah, males ah. Saya nggak suka Jakarta." Haduuuuuuuuuh. Macet dan banjirnya ituloooooh nggak nahaaaaaaan...


Yaa itulah tadi informasi dan cerita tentang UI. Semoga postingan saya bermanfaat.
Buat temen-temen yang pengen masuk UI, saya doakan semoga masuk UI...

Related Posts

21 komentar

  1. Ciyus cuma 600 ribu? T.T
    Sirik eike kakak kelasmu dah lulus T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. LEkas kuliah tinggal pilih : kerja dulu, lanjutin kuliah, nganggur dulu atau menikah. Ahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

      Hapus
  2. Wuihh..

    di Unand ternyata mahal yaa...

    Btw di Jakarta kan ada juga daerah yg sering aman dr banjir.
    Tinggal di situ aja hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau putri duyung nya Ocha, mau saya yang jadi pawangnya ya

      Hapus
  3. sayang udah selesai kuliahnya dek hehe. tapi mungkin info jika ingin lanjut kuliah lagi , makasih informasinya :)

    BalasHapus
  4. thanks nfonya Ocha, walaupun masih lama tapi berguna banget

    BalasHapus
  5. Wah kakak kelasnya keren banget Ochaa...
    Mau dong kenalan sama Mas Mada nya hehehe

    Iyaa sih, kalau UI salemba mah emang di jakarta yang maceett..
    tapi, gak macet-macet banget kok kalau daerah salemba mah.
    Nah kalau UI yang satunya lagi itu, di Depok. Depok mah bukan jakarta atuh saaayyy
    Depok mah adem banget..

    BalasHapus
  6. jadi pengen ke UI nih. Ada ilmu komunikasi kan? sayang suka gaboleh sama orangtua, padahal passion saya di sana :(

    BalasHapus
  7. Postingan bagus, Kak. Salam kenal.
    Bagus buatku yang tahun depan Insya Allah kuliah. Pengin banget ke UI, tapi masih bingung sama passion saya sendiri (?). Tapi aku maunya kedokteran, tapi nilaiku nggak bagus semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul itu Ocha. Saya aja dapat 5 pelajaran Matematika waktu SD aja nda bangga. Walaupun saya doangan yang dapat nilai dari teman sekelas. Keren. Lain sendiri

      Hapus
  8. wahh....lama gak berkunjung sob...kalo saya pengenya kuliah yang gratiiiiiiiiisssssssss........tapi emang ada????/

    BalasHapus
  9. temenku jg byk yg di UI loh...
    ^_^

    BalasHapus
  10. dulu aku keterima spmb di UI sastra inggris. ga aku ambil, mahal biaya semesternya 5juta. jadi milih yang snm ptn di HI UNAIR cuma 650rb alhamdulilah :)
    kamu yg semangat ya cha

    BalasHapus
  11. oh uang semesternya udah naik jadi 7.5 juta toh... ckckck mahal sekali saya ga mampu :p

    BalasHapus
  12. Kalau ke UI, jangan lupa mampir ke area perpus UI, tempat asik buat nongkrong sekaligus nambah ilmu pengetahuan. Kali aja ketemu sama gw disana,heheh

    BalasHapus
  13. Waha, satu lagi cha, selain di depok, di Salemba itu ada juga fakultas ekonomi tapi untuk kuliah malem aja Cha, (di depok ada untuk kuliah pagi, ada yang kuliah malem). Kayak gue alumni D3, terus mau kuliah sambil bekerja, nah bisa lanjut kuliah S1, bisa pilih mau di depok atau Salemba.

    BalasHapus
  14. Balasan
    1. Kalau saya sih "bersakit sakit dahulu, semaput kemudian"

      Hapus
  15. .. wachhhhh,, kayaknya ocha lagi survey semua kampus nich. he..86x ..

    BalasHapus
  16. alm ayahku juga guru/kepala sekolah
    duh bahagianya dulu karena bapak selalu peduli pada kami
    sayang, Allah lebih sayang padanya
    Kalo bapakku masih ada pasti kagum dengan kepesatan teknologi yang membantu proses mengajar di era milenial ini

    BalasHapus

Posting Komentar