Fabolous Featur Leader

2 komentar
Konten [Tampil]
Bismillahirrohmanirrohim...
Assalammualaikum wr wb

Pada hari yang sangat membahagiakan ini, saya akan membahas sebuah topik yang menurut saya cukup berat diperbincangkan, yaitu mengenai kepemimpinan. Bukannya saya sok-sokan berkata ini itu tentang pemimpin, namun setidaknya saya menyampaikan uneg-uneg tentang bagaimana sosok pemimpin masa depan di mata saya pribadi, lebih tepatnya: kita (saya dan kamu) yang kelak 20 tahun lagi akan memimpin bangsa ini.
Saya (Kak Rossa) dan Kak Rose, bersama Wafi (kiri bawah), Suparmo (kiri atas) dan Laily di SDN Darsono 4, Jember

9 April nanti bakalan ada pemilihan umum ya? kita bakalan memilih anggota legislatif yang akan mewakili daerah kita, merekalah yang kita sebut sebagai wakil rakyat. Setiap dari mereka pasti akan mengemban dan melaksanakan tugasnya masing-masing. Merekalah yang menjadi pemimpin dari setiap proyek yang diamanahkan oleh rakyat.

Ya, banyak sekali pemimpin di Indonesia, terlebih lagi di dunia. Akan tetapi nggak banyak pemimpin yang benar-benar punya nyali pemimpin, mereka hanya bondo nekat. Asal berani maju, asal ada uang, ya coba-ciba jadi wakil rakyat untuk menjadi bagian dari pemimpin-pemimpin di kalangan rakyat.

Memang, kita tidak tahu menahu siapakah pemimpin yang benar-benar memimpin dan siapakah pemimpin yang hanya bermimpi saat bekerja. Yang kita tahu hanyalah hasil dari setiap pekerjaan yang mereka lakukan.

Maka dari itu, kita (saya dan kamu) sebagai pelajar dan mahasiswa terdidik, ayo jadikan diri kita sebagai pemimpin sejak sekarang untuk menjadikan diri kita sebagai pemimpin masa depan, menjadikan Indonesia lebih baik seperti yang dicita-citakan segenap bangsa Indonesia yang tertuang dalam falsafah dasar negara Pancasila.

Bermimpi Jadi Pemimpin

Nggak ada yang salah jika seorang bermimpi. Bermimpi yang dimaksud di sini adalah berkhayal, berimajinasi tentang sesuatu yang kita dambakan.

Mari kita berkhayal sejenak, menerawang akan seperti apa kita 20 tahun lagi. Berkhayal bahwa diri kita berdiri dengan gagah di atas dua kaki, di depan mereka-mereka yang benar-benar membutuhkan kita. Ya, mereka membutuhkan pemimpin, yaitu "kita"

Memberi mereka senyuman, lalu memengaruhi mereka untuk turut membangun kesejahteraan di Indonesia. Mengakrabkan diri dengan mereka bahwa kita layak dijadikan sahabat juga sebagai teman curhat yang tentunya tak hanya mendengar, tetapi juga bertindak untuk menyelesaikan segala permasalahan dengan tangan besi yang kita punya.

Mari jadikan diri kita sebagai solusi dari segala permasalahan yang ada.


Pokoknya: Niat

Menjadi pemimpin, memang bukan perkara yang mudah. Namun perkara yang katanya tidak mudah pasti akan menjadi mudah apabila diawali dengan niat yang tulusa. ikhlas dan benar-benar ikhlas.
Pastikan bahwa kita memang benar-benar ikhlas menjadi pemimpin. Kalaupun ada ceperan berupa duit ataupun barang, anggap saja itu rezeki. Tapi beda lagi kalau kita eminta rezeki kepada sesama manusia, mintalah rezeki hanya kepada yang menciptakan manusia, yaitu Tuhan. Sebagai manusia yang baik dan berbudi luhur, mari laksanakan terlebih dahulu kewajiban, lalu hak kita akan diberi oleh Tuhan secara cuma-cuma.

Ingat, niat itu penting. Minimal, niat adalah motivasi yang membuat kita mau untuk melangkah. Lalu, motivasi selanjutnya akan datang dengan sendirinya, itupun kalau niatnya nggak kadaluarsa gara-gara ditunda melulu oleh si empunya niat.

Motivasi adalah sesuatu yang membuat Anda melangkah
Kebiasaan adalah sesuatu yang membuat Anda tetap melangkah
-Mario Teguh-

Awali Dari Langkah Kecil

Sebenarnya, niat saja nggak cukup. Percuma kalau punya niat seabrek tapi nggak ada yang terealisasikan. Mendingan punya satu niat tapi terlaksana  dengan baik, syukur-syukur kalau hal yang diniatkan tadi membantu kehidupan banyak orang.
Merealisasikan suatu proyek dengan dimulai dari hal yang besar, sepertinya akan susah ditaklukkan. Bagaimana kalau dimulai dari langkah kecil? Asalkan teratur, asalkan continue dan ikhlas... Insya Allah akan lancar semua proyek yang akan kita jalani...

Menjadi pemimpin atau pengurus sebuah proyek, haruslah diserta rasa ikhlas dan harus mau menjalaninya secara tawaqal alias berkelanjutan tanpa mengurangi peran utama Sang Pencipta, sebagai Tuhan yang mengatur jalannya roda kehidupan.

Belajar Apapun

"Belajar Yang Rajin"

Itu pepatah orang dulu. Yang namanya belajar, nggak akan sia-sia, pasti suatu hari akan dibutuhkan dan terasa manfaatnya. Yang jelas, belajar juga kudu ikhlas, bukan untuk mencari nilai atau gelar, tetapi benar-benar mempelajari apa yang ada di sekitar kita.

Pendidikan adalah investasi membeli masa depan dengan harga hari ini
-Ahmad Faris-

Nah, untuk mengawali mimpi kita menjadi pemimpin muda masa depan, marilah kita mulai dengan belajar. Ya, belajar memperdalam ilmu yang kita sukai, tak lupa juga mempelajari ilmu lain untuk sekedar menambah pengetahuan, syukur-syukur kalau bermanfaat bagi diri sendiri serta orang lain.

Saya pribadi, sedang menempuh program studi Pendidikan Fisika. Hal-hal yang saya pelajari adalah mekanika, kinematika, termodinamika, listrik, magnet, kuantum dan sebagainya yang mengacu pada ilmu Fisika. Tak hanya itu, dalam bidang kependidikan saya juga mempelajari mengenai perkembangan peserta didik, model-model pembelajaran, pengembangan kurikulum dan sebagainya. Nah, pada waktu senggang, saya sering online dan banyak tulisan yang saya baca seperti yahoo.com, merdeka.com, nyunyu.com dan blog-blog lain yang membuat saya betah untuk berlama-lama membaca tulisan dan menyerap intisarinya.


Bersama sebagian teman Pendidikan Fisika 2013 Unej

Dalam berorganisasi, saya memang tidak ikut HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi), entah mengapa saya tidak tertarik bergabung dengan HMPS. Konsekuensinya, saya memilih organisasi lain, yaitu Unej Mengajar (Universitas Jember Mengajar). Unej Mengajar memang bukan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), juga bukan bagian dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), melainkan organisasi independen di bawah naungan LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat). Yaa, semacam Indonesia Mengajar lah...

Di Unej Mengajar, secara tidak langsung saya belajar mengenai kepemimpinan. Ya, memimpin peserta didik supaya mau mendengarkan apa yang saya bicarakan, mau melakukan apa yang saya perintahkan dan mau menjalankan apa yang saya sarankan untuk kebaikan mereka.

Mengikuti Unej Mengajar dan aktif mengajar di SD binaan adalah langkah yang cukup strategis bagi saya pribadi untuk menjadi fabolous future leader.

Nah, foto pertama pada postingan ini adalah foto ketika saya dan kawan saya sedang bersama sebagian kecil anak-anak SDN Darsono 4 yang merupakan SD binaan Ujar.

Kita Pasti Bisa Seperti Mereka

Siapa sih sosok pemimpin yang sangat berwibawa di mata kalian?
Sebut saja: Soekarno, Jokowi, Obama dan masih banyak lainnya. Kita tahu bahwa mereka adalah pemimpin hebat, hebat sehebat-hebatnya. Mereka adalah orang yang pandai mengatur persiapan dirinya dan juga mampu memanusiakan manusia secara sadar.

Pada awalnya, mereka hanya orang biasa. Namun ide dan semangatnya sungguh luat biasa. Keinginanya untuk menggebrak tatanan dunia sangat patut diacungi jempol. Bolehkah saya pinjam jempol kalian untuk memberikan apresiasi yang luar biasa kepada mereka?

Setiap kalian adalah pemimpin 
dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya
-Rasulullah SAW-

Jadi, tidak mustahil bagi siapapun kita untuk menjadi pemimpin karena di dalam diri kita telah ada jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan yang telah ditanamkan di dada kita hanya perlu diasah dan dilatih secara berkelanjutan.

Tapi ingat, apapun yang kita lakukan akan diminta pertanggungjawabannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Cara kita berbuat, bertindak, berbicara dan sebagainya harus dipikirkan matang-matang agar kita tetap bisa merasa bahagia di dunia dan juga di akhirat.

Jika tidak ada bahu untuk bersandar, selalu ada lantai untuk bersujud
-Ipang Wahid-

Saya, Kamu, Kita Adalah Pemimpin

Saya memang hanya orang biasa, namun tidak sekedar biasa. Saya adalah pemimpin. Pemimpin untuk diri saya, pemimpin untuk adik saya, pemimpin untuk sebagian dari teman-teman saya dan masih banyak lainnya.
Kamu  juga. Kamu adalah pemimpin untuk dirimu sendiri, pemimpin untuk saudaramu yang membutuhkan peranmu, pemimpin untuk teman-temanmu yang membutuhkan kedatanganmu guna memimpin beberapa hal yang mereka anggap bahwa kamu bisa menaklukkannya.

Ya, kita adalah pemimpin. Kita semua adalah pemimpin tanpa terkecuali.

Dan marilah kita menjadi pemimpin pada tempat yang semestinya. Maksudnya begini, dalam sebuah musyawarah keluarga, tidak mungkin kita memimpin orang tua untuk melakukan ini itu terhadap mereka, yaa minimal kita memimpin dengan cara mengajukan ide. Untuk realisasinya bisa dikerjakan sesuai porsi masing-masing.


Belajar Jadi Pemimpin

belajar itu tak terbatas pada ilmu eksakta, ilmu kebahasaan, ilmu kesenian maupun ilmu sosial. Belajar itu bebas, sebebas kalian menentukan jati diri kalian.
Belajar menjadi pemimpin, sebenarnya adalah menu utama dari mata pelajaran di setiap sekolah. Ya, minimal adalah memimpin diri sendiri, syukur-syukur kalau juga bisa memimpin sebuah kelompok yang menaungi kita.

Cara belajar menjadi pemimpin adalah dengan menjadikan diri kita sebagai pemimpin. Kita harus memfokuskan diri kita sebagai objek serta subjek. Sebagai objek, karena kitalah yang nanti akan diarahkan pada proses dan hasil akhirnya. Sebagai subjek, karena kitalah pemimpin yang akan mengatur kepemimpinan kita sendiri.

Belajar memimpin diri sendiri, ditandai dengan mampu atau tidakkah kita untuk bekerja secara rapi, disiplin dan patuh terhadap peraturan yang telah kita buat sendiri sebelumnya.

Must have charm when talks, than ensure every point you makes
when you talking to others and also you can influence others
-Arief Widhiyasa-

Belajar memimpin sebuah kelompok ditandai dengan seberapa besarkah pengaruh kita mengajak anggota kelompok agar setuju dengan ide ataupun kesepakatan yang telah dimufakatkan bersama. 
Percuma jika kita berlabel pemimpin, namun ternyata tindakan kita melalui omongan dan perbuatan tidak berdampak apa-apa kepada mereka.
Meskipun kita tidak berlabel pemimpin, namun apabila kawan-kawan lain setuju dengan apa yang kita utarakan, maka kita layak disejajarkan dengan mereka yang bergelar pemimpin.

Belatih kepemimpinan pada bidang pramuka (SD Al-Ikhlash Lumajang tahun 2003)

Yang Dibutuhkan Indonesia 

Indonesia sedang sakit. Sakit parah. Salah satu penyakitnya adalah leptospirosis, penyakit yang menular melalui medium air yang terinfeksi oleh bakteri, dibawa oleh hewan pengerat. Iyaa, maksud saya adalah korupsi yang dilakukan oleh koruptor bertubuh manusia dan berhati tikus. Entah bagaimana bisa korupsi ada bagaikan warisan nenek moyang, membentuk dinasti tanpa mempedulikan rakyat.

Mereka adalah pemimpin berlabel tikus dan sebenarya tak layak disebut pemimpin. Memimpin dirinya sendiri untuk tidak mengambil uang rakyat saja tidak bisa, apalagi memimpin Negara Indonesia.

Indonesia butuh pemimpin. Benar-benar butuh pemimpin yang hebat, yang nggak sekedar bicara, yang nggak sekedar omong kosong dan omong dobol. Indonesia butuh pemimpin yang bisa mendengar hati nurani rakyat dan mewujudkannya dalam proyek yang dilandasi nilai-nilai kemanusiaan.
Desain baju kelas XII IPA 2 SMAN 2 Lumajang yang cinta Indonesia

20 tahun lagi kitalah yang akan menentukan nasib Indonesia. Apakah Indonesia semakin baik ataukah semakin buruk, adalah bergantung pada apa yang kita lakukan hari ini. 

Ayo, belajar menjadi pemimpin mulai sekarang, untuk menjadi pemimpin masa depan dan menjadikan Indonesia lebih baik, menjadikan Indonesia kembali meraih kejayaan seperti yang patih Gadjah Mada lakukan saat bergemilangnya wilayah Nusantara dan menjadikan Indonesia kembali bersinar seperti pulau atlantis yang katanya bertempat di tanah air kita.

Filosofi Lima Jari

 Materi yang satu ini, saya dapat saat Happy Camp Unej Mengajar SP 3 tanggal 15-16 Maret 2014 lalu, dari mas Herman. Mas Herman mendapatkan materi ini dari Lek Hang, pemilik Tanoker LedokOmbo yang suara egrangnya terdengar sampai Thailand.

Kita tahu bahwa Tuhan menciptakan jari di tangan dengan jumlah 5 (pada umumnya), yaitu jempol alias ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking. Nah, filosofinya adalah:

1. Ibu Jari alias Jempol, diibaratkan sebagai pemerintah, bahkan pemimpin. Mengapa seperti itu? Ibu jari adalah simbol dari pemimpin. Dia adalah induk dari empat jari lainnya. Kita juga tahu bahwa jempol identik dengan sifat bagus. Kalau ada orang yang kita salutkan sesuatunya, tanpa banyak bicara maka kita akan mengacungkan jempol kepadanya sebagai apresiasi atas karyanya, iya kan? Pemimpin juga sebuah panuta. Kalau pemimpinnya melakukan ini-ini, maka orang-orang yang ada di naungannya juga akan melakukan ini-ini. Coba deh praktekkan, angkat jempol untuk menyatakan rasa setuju, maka empat jari lainnya akan menunduk, menunjukkan bahwa mereka patuh terhadap ibu jarinya.

2. Jari Telunjuk, diibaratkan sebagai orang kaya. Karena menunjuk adalah budaya dari orang kaya. Selama ia punya uang banyak dan bergelimang harta, maka ia dengan mudahnya memilih dan memerintah semaunya, dan hal tersebut dilakukan hanya dengan menunjuk. Seperti lagunya Riff, " Andai ku jadi raja, mau apa tinggal minta, tunjuk sini tunjuk sana dengan sedikit kata".

3. Jari Tengah, diibaratkan sebagai ulama. Mungkin ada sebagian di antara kalian yang mengenal jari tengah dengan istilah f**k. Yaa, itu dipending dulu lah, karena saya punya alasan lain yang lebih tepat. Kita tahu bahwa jari tengah ada di central  dan biasanya ia memiliki posisi yang lebih tinggi dari jari lainnya. Coba perhatikan, setiapk kita akan makan menggunakan tangan atau mengambil suatu benda, secara anatomis jari  tengah akan menarik dirinya untuk menjadi sejajar dengan empat jari lainnya. Itulah perlambang kebijakan jari tengah, ia tidak ke kiri maupun ke kanan. Memang begitulah seharusnya ulama bertindak, tidak memihak sini maupun sana, tetapi berada di tengah sebagai penengah.

4. Jari Manis. Manusia dengan umur berapa sih yang sering dibilang manis? Pasti kalian sering mendengar perkataan, "Beb, kamu manis banget sih?" (padahal ngomongnya sama gula). Ya, anak muda lah yang disebut manusia termanis -termanis pada masanya-. Anak muda tidak lepas dari unsur manis: senyumnya yang manis, wajah yang manis dan segalanya yang manis. Coba perhatikan, angkatlah jari manis, pasti si kelingking, jari tengah dan dua jari lainnya akan mengikuti si jari manis. Ya, sebandel apapun anak muda atau senurut apapun anak muda, ia taka akan lepas dari peran orang yang lebih tua, iya kan?

5. Jari Kelingking. Nah, jari kelingking diibaratkan sebagai rakyat. Kalian tahu sendiri kan bahwa rakyat adalah unsur penting dari sebuah Negara? Tapi pada kenyataannya, rakyat sering tidak dipedulikan dan hanya dikucilkan oleh sebagian besar pihak. Rakyat hanyalah sesuatu yang kecil di mata orang yang berkuasa.

Sebagaimana letihnya kita berlaku baik, 
memang akan ada orang yang merasa kita tidak cukup baik baginya
-Mario Teguh-

Si Kelingking dan Ibu Jari

Seperti yang saya tulis di atas bahwa ibu jari identik dengan pemimpin, sedangkan kelingking identik dengan rakyat.
Begini, coba praktekkan, dekatkan jari kelingking kepada ibu jari dengan syarat menahan ketiga jari lainnya untuk tetap tegak. Si kelingking tidak bisa menyentuh ibu jari, iya kan? Nah, coba praktekkan juga, dekatkan ibu jari kepada jari kelingking dengan syarat menahan ketiga jari lainnya untuk tetap tegak. Si Ibu jari bisa menyentuh si kelingking, iya kan?

Nah, hal ini menunjukkan bahwa sekuat apapun cara yang dilakukan oleh rakyat untuk mencoba mendekati pemerintah ataupun pemimpin, terasa mustahil dan sulit untuk dilakukan. Berbeda halnya apabila pemerintah ataupun pemimpin yang mendekati rakyat, pasti segala hal menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

Seperti yang saya tulis di atas, jadilah pemimpin yang bersahabat dengan rakyatnya. Sebagai pemimpin yang bijaksana, mari kita rangkul mereka-mereka yang membutuhkan keberadaan kita untuk mensejahterakan hidup mereka. Minimal, kita memberikan mereka perhatian, lalu mewujudkan apa-apa yang mereka butuhkan.

Semua hal dimulai dari diri kita sebagai manusia terdidik.
Dikarenakan kita adalah manusia terdidik yang kelak akan menjadi pemimpin muda masa depan yang hebat!

Pemimpin Masa Depan Seperti Apa?

Memang tidak ada orang yang bisa meramalkan seperti apakah Indonesia kelak 20 tahun lagi. 
Apakah semakin buruk, ataukah lebih buruk, atau mungkin menjadi lebih baik dari beberapa era sebelumnya?

Hei, sadarkah kita bahwa yang Indonesia butuhkan adalah kita?
Ya, kita, solusi dari segala permasalahan yang ada.
Ya, kita, calon pemimpin masa depan yang akan mengubah Indonesia menjadi lebih baik.
Ya, kita, calin pemimpin masa depan yang mampu membuat wajah-wajah Negara lain terbengong-bengong menonton kejayaan kita.

Indonesia butuh pemimpin yang ingat bahwa kedaulatan rakyat adalah nomor 1
Indonesia butuh pemimpin yang bisa mengembalikan kejayaan Indonesia dan membuat Negara-Negara lain meyegani Ibu Pertiwi
Indonesia butuh kita yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan yang hebat.

Marilah kita bangkitkan diri, kerahkan seluruh kemampuan jiwa dan raga kita untuk menjadi pemimpin hebat. Ayo kita mulai dari belajar dengan giat sejak sekarang, menciptakan ide dan inovasi yang menakjubkan untuk mengejutkan Indonesia serta mengukir sejarah keemasan Indonesia.

Let's be Fabolous Feature Leader !

Sekian tulisan saya hari ini, semoga bermanfaat dan membawa berkah.
 Wassalammualaikum wr wb.

Related Posts

2 komentar

  1. Bagi saya pribadi, siapa pun presidennya , semoga bisa membawa perubahan bagi bangsa Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. Bebas dari prahara KORUPSI yang semakin mengerikan. Lepas dari masalah ketergantungan dengan negara lain dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. Semoga jangan ada lagi pengiriman tenaga kerja di luar negeri. Malu banged bangsa ini kalau untuk pekerjaan saja , rakyat kita harus mengemis pekerjaan di luar negeri. DImana negara saat rakyatnya butuh pekerjaan

    BalasHapus

Posting Komentar