Pada Purnama September

6 komentar
Konten [Tampil]
Malam telah tiba. Bulan baru datang lebih segera.
Bukan saatnya untuk merana, melainkan untuk mengasa.

Delapan dasa telah berlalu. Di penghujung bulan kita bertemu.
Berjumpa lagi di hari Rabu. Menggenggam tanganmu, pada ruang semu.

Purnama belum terasa. Namun telah lama kita bercanda.
Bersua di hadapan mereka, yang tak pernah putus asa.

Di tempat ini kita dipertemukan. Mengerikan, menakutkan.
Mereka memang lebih tampan, tapi hanya kamu yang membuat diri ini nyaman.

Seharusnya hujan telah turun. Cermin merefleksikan wajah melamun.
Ini bukan perkara menahun, hanya saja cinta selalu berkata 'namun',
sambil bersenandung 'talking to the moon'

Pada September ini, di satelit yang sinarnya terpenuhi.
Hanya bisa menggumam diri, bahwa menanti kekasih, bukan persoalan yang berarti.

Tuhan telah berencana, tentang mahluk yang dikasihi-Nya.
Manusia hanya manusia, yang sejatinya selalu bertanya, kemana hati ini bermuara?

Mari berdoa sambil menepis peluh.
Semoga di umur ke duapuluh, segera menemukan pasangan yang didambakan selalu

Related Posts

6 komentar

  1. aamiin, saya ikut mendoakan. bukan hanya pasangan yang baik, tapi pasangan yang sangat baik dan sangat diperlukan dalam mengarungi hidup yang sangat indah nanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga pasti ikut mendo'akan semoga umur 20 pertengahan ini...dapet arjuna...minimal sadewa gituh deh

      Hapus
  2. pada kemana ya orang-orang? pasti belum pada bangun.

    BalasHapus
  3. Memang bulan belum membulat
    Masih tampak seperempat
    Namun bintang-bintang sudah bersemangat
    Membantu doa sahabat
    Agar sampai terpanjat
    Ke Yang Maha Dahsyat
    Untuk mendapat jodoh yang tepat
    Baik hati dan setia dunia akherat

    BalasHapus
  4. aah...sungguh september yang sangat meranakan dan menelangsakan hati.
    tak tahanlah jiwa melanjutkan membaca purnama septembernya...udah keburu m'brebesmili sih

    BalasHapus

Posting Komentar