Hari Pertama KKMT

1 komentar
Konten [Tampil]


Assalammualaikum wr wb

Selama 3 bulan ke depan, terhitung tanggal 10 Agustus 2016, saya dan teman-teman FKIP Universitas Jember akan menjalani program KKMT Posdaya. Apa itu? Kuliah Kerja Mengajar Terbimbing dan Posdaya. Gabungan dari KKN dan PPL (Kalo FKIP kan ada prakter mengajar langsung di sekolah).

Jadi, nantinya kami akan mengajar di sekolah tersebut, sesuai kebutuhan, misal mengajar 2 tatap muka setiap minggu, membuat RPP dan sebagainya. Selain itu kami harus membuat dan melaksanakan program kerja untuk sekolah tersebut atau lingkungan masyarakatnya. Lebih ribet sih, tapi cukup ringkas. Mengingat beberapa tahun yang lalu, mahasiswa harus menjalani KKN ketika semester genap, lalu PPL ketika semester ganjil. Banyak waktu yang terbuang percuma sih. Ngabisin dana juga sih, hehe

Bertemu dengan tim kece badaaaaai
Saya, bersama 20 orang hebat ditempatkan di SMA Negeri 2 Jember yang merupakan salah satu sekolah favorit. Lokasinya bersebelahan dengan kampus, juga tidak terlalu jauh dengan kosan saya. Jadinya lebih memudahkan saya untuk mobile.


Pagi hari (11/08/2016), semua hal sudah saya siapkan, tinggal berangkat, namun masih ada sisa waktu untuk… hmm… berpikir. Saya berpikir, apakah saya siap mengajar di sana? Mampukah menjawab pertanyaan anak-anak? Gurunya ramah kah? Bangunan sekolahnya sekece apa ya? Bagaimana rupa kepala sekolahnya ya? Teman-teman seasyik apa ya? Dan bejibun pertanyaan lain…

Kemudian saya siap berangkat menuju SMA 2, tempat saya menimba ilmu seluas-luasnya. Selama perjalanan, saya tak henti-hentinya berdoa, semoga saya selamat, diberi kemudahan, kelancaran, dan keberkahan.

Sesampainya di SMA 2, ternyata saya adalah mahasiswa pertama yang datang, hehe, padahal saya mengira bahwa saya telah terlambat. Masuk ke dalam sekolah, melewati pintu gerbang, sepeda motor harus dimatikan, lalu didorong menuju tempat parkir guru.

Pemandangan gedung sekolah di tempat kami menunggu pasukan lengkap
Saya datang bersama Rini dan hmm… siapa ya, lupa namanya, hehe. Kemudian datanglah Sepdiana, dengan jalan yang terseret-seret sambil mendorong sepeda motornya. Ternyata sepatunya lepas, minta dilem. Kan nggak lucu kalau dia jalan sambil nyeret-nyeret sepatu di hari pertama ke sekolah. Lalu Rini membelikan lem untuk sepatunya Sepdiana. Alhamdulillah, sampai pulang sekolah pun, sepatunya aman tentram dan tidak lapar lagi.

Tim sudah lengkap, hanya kurang Dahlan seorang, dia yang menjadi koordinator sekolah. Tanpa kehadirannya, kami buta arah, karena dia yang berkoordinasi dengan sekolah.

Lalu kami bersama-sama masuk sekolah, diarahkan menuju Ruang Meeting. Wuaaaa, tempatnya nyaman, enak, ber-AC. Saya berdoa banyak-banyak, semoga basecamp kami di sini, hehe.

Prof Indra selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) telah tiba. Kemudian datang pula, Pak Hariyono selaku Kepala Sekolah. Beliau sama imutnya dengan Prof Indra, hehe. Kemudian, datanglah Bu Viva selaku waka kurikulum, yang akan memoderatori acara serah terima mahasiswa KKMT. Beuh, keren banget kalo ngomong, yaa mungkin memang sudah terbiasa ya memandu acara seperti ini.

Prof Indra, menyampaikan bahwa kami ini masih mahasiswa, harap maklum jika ada salah-salah. Justru sekolah ini harus menjadi ladang ilmu yang banyak buat kami.

Pak Hariyono, berbicara panjang lebar. Beliau menyampaikan tentang sekolahnya. Beliau telah menerima kami sebagai mahasiswa yang akan praktek mengajar di sekolahnya, tetapi beliau tidak menganggap kami sebagai mahasiswa, melainkan sebagai guru. Jadi, sesama temanpun kami harus memanggil Bu ini dan Pak itu.

SMAN 2 Jember, tahun kemarin mendapatkan penghargaan juara 2 sebagai sekolah berbudaya religi terbaik. Di sini, setiap memulai mata pelajaran baru, setiap ada guru masuk kelas untuk mengajar, maka harus diawali dengan pembacaan asmaul husna bersama-sama. Maka, setiap guru di sini harus menghafal Asmaul Husna, begitupun juga dengan kami. Nantinya, menjelang penarikan dari tempat KKMT, kami harus menghadap Pak Hariyono untuk setor hafalan asmaul husna sebelum beliau menandatangani laporan KKMT kami. Fiuuuh…

Saya sih, sudah sejak seminggu yang lalu tahu mengenai hal ini, bahwa harus menghafal Asmaul Husna. Saya bersyukur, Alhamdulillah, akhirnya saya akan bisa menghafal Asmaul Husna. Semenjak beberapa tahun yang lalu, saya berkeinginan untuk menghafal Asmaul Husna, sayangnya lingkungan dan kemauan masih belum kuat. Jadinya, lengser, nggak hafal-hafal sampai sekarang. Nah, mumpung ada momen ini, momen yang memaksakan namun bermanfaat, maka saya sangaaat bersyukur. Alhamdulillah… Inshaa Allah saya siap.

Lalu, Bu Viva selaku waka kurikulum menyampaikan beberapa hal yang akan saya ceritakan berikut ini. Perihal kurikulum, kelas XII menggunakan KTSP, kelas XI menggunakan Kurikulum 2013, sedangkan kelas XII menggunakan Kurikulum 2013 Revisi.

Seperti yang orang Jawa ketahui, guru merupakan singkatan dari “digugu lan ditiru”. Digugu kata-katanya, ditiru perilakunya. Sebagai guru, kita akan ditonton oleh murid-murid, maka kita harus menjadi panutan bagi mereka.

Jumlah guru di SMAN 2 Jember yaitu 60 guru, sedangkan jumlah siswanya yaitu 1067 siswa. Setiap hari Senin, pulangnya jam 15.30, hari Jumat pulang jam 11.00, sedangkan hari lain adalah jam 14.00. Pelajaran dimulai pukul 07.00. Namun siswa dan guru sudah harus berada di sekolah pukul 6.30, yang dilanjutkan dengan sholat dhuha.

Bagaimana dengan pakaian yang harus kami kenakan di sekolah?

“Hmm... punya baju pramuka? Punya baju safari?”

Hadduuuh… kok ribet banget. Akhirnya kami menggunakan pakaian hitam putih selama hari senin selasa rabu dan sabtu. Jilbabnya pun juga wajib item. Sedangkan hari Kamis Jumat menggunakan batik, untuk jilbab menyesuaikan.
Bersama teman 1 tim Fisika (saya, Sepdi, Isma, Halim, Evi). Tapi kurang Fauzan

Ada nih, salah satu teman kami, yang menanyakan tentang sesuatu. Namanya Juhria, dia mengenakan jubah, lalu menanyakan apakah diperbolehkan apabila tidak menggunakan pakaian model jubah (maksudnya bukan potongan) karena ia memiliki keyakinan cara berpakaian seperti itu.

Padahal sebelumnya telah disampaikan bahwa SMAN 2 Jember tidak memandang syariat. Seperti sholat dhuha, ada yang bilang belum boleh jika sholat jam 6.30, tetapi sekolah ini tetap memberlakukan jam sholat dhuha. Begitupun juga dengan hal-hal lain yang berhubungan dengan syariat Islam.

Juhria selalu menawarkan solusi berpakaian yang lain untuk ditawarkan. Tetapi masih belum diterima. Begitupun dengan jubah batik, tetap ditolak. Mengapa? Karena ia akan terlihat berbeda dengan guru-guru yang lain, lalu akan dipertanyakan oleh siswa, menjadi bahan pergunjingan, dll. Sekolah tidak menginginkan hal tersebut terjadi.

Dengan berbagai perdebatan yang cukup ringan dan sangat menjaga lisan, didapati bahwa Pak Hariyono dengan tegas menyatakan bahwa “apabila tidak sanggup mengikuti aturan kami, maka njenengan akan kami kembalikan kepada Ibu dosen.” Wooooo frontal banget.

Akhirnya, dengan berbagai saran yang sudah diterima, maka Juhria mengalah, namun meminta waktu agar dia bisa mengenakan pakaian yang dimaksud mulai hari Senin.

Fiuuuh… cukup tegang sih. Inipun masih mending, soalnya kemarin-kemarin dia pake cadar, hehe.

Bagaimana dengan basecamp kami? Basecamp yang dimaksud adalah tempat tinggal berupa ruangan untuk tempat kami berkumpul atau beristirahat. Alhamdulillah, ternyata disediakan, yaitu di ruangan kosong.
2 tahun lalu, ruangan buat KKMT adalah di aula. Aula tersebut juga dipake buat main sepak bola. Jadi, paham kan bagaimana sengsaranya?

Untuk tahun ini, kami ditempatkan di ruangan kosong. Nggak pernah dibuka, apalagi dibersihkan. Meja dan kursinya masih baru. Debu-debu enggan untuk berpindah tempat. Maka, kami bergotong royong untuk membersihkan ruangan.

Siang harinya, saya dan teman-teman yang satu prodi, menemui guru pamong untuk pembagian tugas. Guru pamong kami yaitu Pak Heny dan Pak Ismanto. Pak Heny orangnya tinggi, sedangkan Pak Ismanto orangnya gendut, kayak doraemon hehe, tapi beliau terlihat bahwa rajin sholat.

Kemudian, kami berenam (saya, Tata, Halim, Evi, Sepdi, dan Fauzan) melakukan pembagian tugas. 3 orang mengajar kelas X, sedangkan 3 orang lain mengajar kelas XI. Dengan menggunakan lotrean, saya mendapatkan jatah mengajar kelas XI, bersama Tata, dan Fauzan; dengan Pak Heny sebagai guru pamong.
Mencari referensi pasca penempatan kelas
Wooow menantang sekali di sini. Wajib ditaklukkan. Mengajar di salah satu sekolah favorit, yaitu SMA 2 Jember. Mengajar siswa kelas XI. Dengan guru pamong Pak Heny, sebagai guru Fisika favorit karena beliau menyenangkan. Hhhhhh, saya menghela nafas panjang. Apakah saya bisa menaklukkannya? Inshaa Allah, saya siap bisa.

Waktu berjalan lambat. Kami pulang jam 2. Allahu Akbar.

Saya banyak-banyak menaruh harap dan doa ketika di sini. Semoga saya bisa mendapatkan banyak ilmu dan pembelajaran ketika berproses di sekolah ini. Juga, semoga kehadiran saya memberikan sumbangsih kepada sekolah yang telah menyediakan saya taman belajar.

Kita harus lebih takut tentang pertanggungjawaban kita pada anak cucu dan pada Tuhan soal pilihan kita hari ini. -Anies Baswedan-

Wassalammualaikum wr wb
***

Related Posts

1 komentar

  1. kayak KKN gitu kan ya? Kemarin di tempatku kerja juga ada posdaya, tapi kayaknya bukan dari mahasiswa pengajar ... :)

    BalasHapus

Posting Komentar