Tanoker Festival Egrang di Tanah Buruh Migran

3 komentar
Konten [Tampil]

Assalammualaikum wr wb

tanoker-jember
sumber: 3.bp.blogspot.com
Selamat pagi teman. Saya membawa kabar baik untuk Indonesia. Bahwasanya ada sebuah kelompok belajar masyarakat yang telah mampu mengentaskan permasalahan sosial di daerahnya. Inovasi daerahnya adalah dengan menjadikan desanya sebagai desa wisata edukatif. Saat ini, desa wisata tersebut sudah sangat terkenal di tingkat mancanegara. Ya, Tanoker telah berhasil membina anak-anak di desanya untuk bersama-sama menginternasionalkan egrang ke pentas dunia.

Apa itu Tanoker?

Tanoker adalah paket lengkap keseruan berwisata, bermain, bercanda, dan belajar yang dikemas dalam wadah desa wisata. Secara garis besar, tanoker adalah komunitas belajar masyarakat. Tanoker, dalam bahasa Madura diartikan sebagai kepompong. Jadi, anak-anak akan dibina sesuai kepribadiannya, disesuaikan dengan budaya tanah kelahirannya, untuk menjadi indah bagaikan kupu-kupu.
tanoker-jember
dok. pribadi
Tanoker berada di kota yang terkenal akan JFC-nya (Jember Fashion Carnival), yaitu kota Jember, lebih tepatnya di Kecamatan Ledokombo. Lokasinya hanya sekitar 30 km, sebelah utara kota Jember. Hanya membutuhkan waktu 40 menit dari pusat kota Jember untuk sampai ke desa yang sejuk dan asri.

Selama ini, Tanoker melakukan pendampingan anak-anak terutama setingkat SD dan SMP untuk dapat mengembangkan potensi dan karakter mereka. Dulunya, sebelum Tanoker ada, kondisi sosial anak-anak di desa Ledokombo kabupaten Jember cukup memprihatinkan. Mereka adalah anak-anak buruh migran (TKI/TKW) yang jarang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Mereka dapat dikatakan sebagai “yatim piatu sosial”. Tidak jarang mereka mengalami broken home, pernikahan dini, dsb. Jika ini dibiarkan terus menerus, maka akan terjadi lost generation.


Lalu, Lek Hang dan Bu Ciciek yang merupakan founder Tanoker, hijrah dari Jakarta untuk kembali ke kampung halamannya. Melihat fakta miris yang ada di sekitarnya, sepasang suami istri tersebut melakukan pembinaan kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Yaitu dengan menggunakan egrang sebagai icon untuk mengubah pemikiran anak-anak, bahwa anak buruh migran juga harus bisa menjadi hebat melalui ragam hal dan kegiatan positif. 
tanoker-jember
sumber: id.tanoker.org

Egrang yang Mendunia


Egrang adalah salah satu permainan tradisional yang sangat terkenal semasa kita kecil. Maka diperkenalkanlah egrang kepada anak-anak di kecamatan Ledokombo dengan cara mengajaknya berlatih, bermain, berlomba, dsb. Mereka juga menciptakan tarian egrang yang unik dan khas. Tak hanya itu, egrang juga dihias sekreatif mungkin agar terlihat menarik.
festival-egrang-tanoker-jember
sumber: id.tanoker.org


Egrang bukan hanya sekedar permainan, ia memiliki filosofi mendalam. Dibutuhkan fokus dan keseimbangan dalam menegakkan dua bilah bambu untuk berdiri di atasnya. Melalui egrang, anak-anak belajar untuk meredam ego diri agar tidak kehilangan kendali. Juga akan terpatri sangat dalam bahwa anak-anak harus berjalan tegak dan fokus melangkah dalam menatap masa depan.


Keseruan dan keindahan tarian kreasi egrang yang diciptakan, seringkali membuat anak-anak Tanoker untuk sering menyajikan penampilan di muka umum, seperti undangan bupati, pembuka acara seminar, pengisi acara konferensi, maupun hajatan warga. Kabar baik lainnya adalah tarian kreasi egrang mereka sudah terdengar hentakannya sampai luar negeri. Ya, mereka pernah menyuguhkan penampilan tarian kreasi egrang spesial di Thailand, Australia, dsb. Mereka menari dengan bangga untuk Indonesia. Mereka sungguh pandai mencuri perhatian berbagai negara untuk mengharumkan nama Ibu Pertiwi di kancah internasional.

festival-egrang
sumber: www.slideshare.net/sarprasdikmas

Festival Egrang


Salah satu bukti keseriusan Tanoker dalam memperkenalkan egrang adalah dengan mengadakan Festival Egrang. Festival ini telah berlangsung 7 kali dengan konsep yang unik. Pawai egrang sangatlah berbeda dengan pawai pada umumnya, dikarenakan peserta akan berjalan catwalk dengan menggunakan egrang (yang tidak mudah) sehingga menjadi lebih tinggi daripada orang-orang di sekitarnya. Tak hanya catwalk, mereka juga akan menyempatkan diri untuk menari menggunakan egrang.
festival-egrang
sumber: id.tanoker.org
Banyak wisatawan asing yang datang untuk mengabadikan momen langka ini. Selain mengambil objek foto, para turis juga gemar berlatih egrang dengan anak-anak Tanoker. Jadi, anak-anak bisa langsung berlatih berbahasa inggris dengan turisnya secara langsung.


Penuh Keceriaan di Minggu Ceria


Tidak hanya bermain egrang, anak-anak di desa Ledokombo juga diberi pendidikan dan keterampilan. Bukan pendidikan matematika, IPA, dan mata pelajaran lain yang ruwet-ruwet, tetapi lebih kepada pendidikan yang mereka butuhkan. Contohnya pendidikan bahasa Inggris (yang sekarang ditiadakan di bangku SD), matematika gasing (gampang asyik menyenangkan), outbond, menanam ubi, membuat sablon baju, membuat kertas pop up, bermain drama, dsb. Semuanya dikemas secara menarik dan menyenangkan.

festival-egrang
dok. pribadi


Kabar baiknya adalah mereka tidak belajar di tempat yang membosankan, melainkan di kebun belajar. Kebun belajarnya sangaaaat menyenangkan. Teduh. Asri. Sejuk. Indah dipandang mata. Di kebun belajar juga ada pondok-pondok kecil, ayunan, dsb untuk memanjakan tubuh kita apabila lelah bermain dan belajar bersama anak-anak.


Souvenir Bernuansa Egrang


Kabar baik lainnya adalah tidak hanya anak-anak yang dibina, melainkan juga orang tuanya. Ibu-ibu yang pernah menjadi buruh migran, diberi pelatihan dan pembekalan khusus mengenai keterampilan agar mereka tidak pergi ke luar negeri lagi. Mereka dilatih untuk membuat souvenir yang bernuansa egrang. Jadi, mereka tetap berada di Jember, menemani anak-anaknya, namun tetap menghasilkan karya yang memiliki nilai jual. Teman-teman bisa membeli barang dagangan mereka di sini 

festival-egrang
sumber: id.tanoker.org


Bapak-bapak juga diajak Lek Hang untuk bereksperimen di bidang pertanian. Yaitu dengan menanam padi organik beras hitam, telo ungu, dsb. Mereka bekerjasama untuk menghasilkan produk pertanian yang organik dan berkualitas. 


Kuliner Tradisional dan Organik


Tanoker juga seringkali mengolah hasil perkebunannya sendiri. Memasaknya menjadi kudapan atau jajanan yang nikmat, lezat dan mantap. Mbok-mbok si juru dapur sama sekali tidak menggunakan vetsin atau MSG sebagai penyedapnya. Bahan masakannya juga merupakan bahan organik. Aman. Tentunya hal tersebut menjadi salah satu kabar baik untuk memperbaiki gizi generasi emas Indonesia.

tanoker-jember 
dok. pribadi

Serunya Pololumpur

Inovasidaerah lainnya yang dikembangkan di sekitar Tanoker adalah memanfaatkan lahan berlumpur untuk dijadikan tempat bermain berani kotor. Ya, bermain pololumpur. Pololumpur adalah permainan olahraga polo air di sebuah lahan sawah yang digenangi air sehingga dipenuhi lumpur. Maka jangan heran apabila pakaian yang dipakai akan kotor dan berwarna coklat karena terkena lumpur yang masih basah
main-di-lumpur
sumber: id.tanoker.org

Permainan ini membutuhkan kesabaran dan kerjasama tim untuk mencetak gol ke gawang lawan. 1 tim berisi 15 orang. Mereka akan berlari-lari menjemput bola lalu memasukkannya ke gawang. Berkat pololumpur, para pemain akan memahami tentang kegigihan petani dalam membajak sawah, menanam padi, panen, sampai berasnya bisa dimasak menjadi nasi.

Home Stay yang Nyaman

Rasanya tidak cukup apabila datang ke Tanoker hanya seharian. Wisatawan perlu menginap beberapa hari di Ledokombo. Warga telah menyiapkan tempat tinggal khusus para tamu sehingga wisatawan bisa beristirahat dengan nyaman. Warga yang rumahnya dijadikan homestay akan merasa senang sekali karena berkesempatan berbincang dengan wisatawan domestic maupun asing. Pada perbincangan tersebut akan terjadi sharing empowering dan sharing culture.
tanoker-jember
dok. pribadi

Warga yang umumnya mantan buruh migran, siap menyediakan home stay dan melayani dengan sepenuh hati. Jangan kaget kalau nantinya akan diajakin berkelana ke air terjun yang masih perawan, seperti air terjun damar wulan (tempat petilasan damar wulan), air terjun anjasmoro, air terjun antrokan kuda putih, air terjun sumber gadang, dsb.

Belajar dari Tanoker


Kabar baik tentang Tanoker yang berhasil mengentaskan permasalahan sosial di sekitarnya, membuat kita sadar bahwa masalah sosial yang seringkali meresahkan warga ternyata dapat ditaklukkan secara bersama-sama. Begitupun juga, kabar baik tentang tanoker yang berhasil menggemakan suara egrang sampai ke penjuru dunia, mengingatkan kita bahwa permainan masa kecil yang apabila selalu diinovasi dan diseriusi akan menjadi bagian kebanggaan untukIndonesia.  

tanoker-jember
dok. pribadi



Ayo teman-teman, marilah datang ke Tanoker untuk bermain, belajar dan berkarya bersama.

Terima kasih… Mator Sakalangkong…

Wassalammualaikum wr wb 

^,^





Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku

Related Posts

3 komentar

  1. Hmmmm baru denger soal tanoker
    It's always very nice to know new things from you caa

    Btw souvenir itu lucu banget aku mau deh punya stau terus pajang di kamar

    BalasHapus
  2. mantap, bisa sampe mendunia gitu enggrangnya. Saya jadi ingat terakhir main enggrang itu pas SD. Jadi pengin main enggrang lagi :D

    BalasHapus
  3. Dulu saya sering sekali main egrang tapi sekarang sudah jarang tapi gak tahu masih bisa atau sudah tidak bisa ahi hi hi soalnya sudah lama tidak main egrang lagi.

    BalasHapus

Posting Komentar