Awalnya Galau Judul Tesis, Lalu Selanjutnya...

2 komentar
Konten [Tampil]
Assalamualaikum wr wb

Saya tuh galau banget dah sama judul tesis. Mikir topik apa ya yang tepat.

Pengennya melanjutkan topik S1 yang dulu. Namun mahasiswa atau dosen di sekitar saya enggak pernah bersinggungan dengan topik tersebut. Ya memang agak jauh sih topiknya, tapi masih tetap bisa disambungkan ke tema umumnya 💁




Galau Judul Tesis Saat Awal Kuliah
Pengennya kan bikin judul "Pengembangan Buku Teks Pelajaran Untuk SMK Pertanian Terintegrasi Mitigasi Bencana, Studi Kasus DAS Bedadung".

Tapi ya gimana... Mungkin sayanya kuat bertahan sampai akhir. Tapi pesimis dengan dosen yang belum tentu support dengan judul tesis saya. Enggak ada yang berada di bidang tersebut, khususnya perbukuan yang notabene pendidikan 💁

Lalu, saat awal kuliah semester 1 dulu, Prof Indarto ngusulin topik untuk saya. Mengkaji erosi di sebuah DAS dengan menggunakan software tertentu. Hmm erosi ini masih sinkron dengan topik saya saat S1 dulu, kan masih termasuk dalam bahasan mitigasi bencana toh 💁

Membandingkan Penelitian Saat S1 dan S2
Namun nyatanya penerapannya sangat jauh berbeda. Kalau saat S1 dulu, saya memberikan contoh tindakan untuk siap menghadapi bencana. Sementara keilmuan S2 ini saya dituntut untuk memberikan pemetaan daerah-daerah yang rentan bencana.

Kalau S1 dulu saya penelitiannya di sekolah. Hanya memakan waktu 2 jam per minggu, kira-kira hanya butuh 4 minggu. Lalu kalau S2 ini, harus ke lapangan. Menyusuri sungai dan jalan-jalan ke kawasan erosi yang itu semua membutuhkan waktu yang cukup lama 😅

Fiuh beda banget ya.


Mencicil Belajar Untuk Keilmuan Tesis
Mengenai keilmuan, Alhamdulillah perlahan saya mencicil belajar untuk memahami erosi. Kalaupun nanti saya mengambil judul yang disarankan dari Prof Indarto, saya sudah mempelajarinya. Minimal sudah bisa sedikit-sedikit.

Semester 1 kemarin, mengkaji erosi di DAS tertentu, yang saya sadur dari skripsi seseorang, buat belajar saja kok ini. Lalu semester 2 kemarin, belajar mengenal softwarenya. Alhamdulillah paham dikit-dikit 😊

Tapi waktu itu, yang ngerjain tugas software tersebut Mbak Ariska. Saya ngerjain tugas lain. Soalnya tugasnya kan dikerjakan berdua. Nah kebetulan saya ngerjain tugas yang kita disuruh bikin modul. Modul ini serupa dengan produk yang ingin saya hasilkan dari judul tesis yang saya inginkan 💁

Jadi, saya sudah mempelajari atau mencicil materi/keilmuan keduanya sejak dulu. Alhamdulillah.

Tapi tetap lah ya... saya pun masih ada kegalauan. Banyak banget galaunya 😶

Cara Ampuh Mem-Fix-Kan Judul
Yang paling digalaukan adalah bagaimana caranya supaya saya fix menggunakan judul tersebut. Enggak ganti-ganti judul lagi. Pokoknya harus itu. Enggak akan pernah diubah, karena terikat.

Senin kemarin, seharian saya bingung mikir judul. Waktu sudah dekat untuk tenggat pengumpulan matriks tesis.

Sampai akhirnya... Selasa pagi... dapat kabar dari grup wa civitas, mengenai pengumuman penerimaan dana hibah. Dan proposal dana hibah saya diterima 😅

Saya cuma bisa... ketap... ketip...

Kalau proposalnya enggak diterima, ya pusing. Kalau diterima, ya pusing juga. Haha 😆

Begini ceritanya...

Awal Mula Penerimaan Proposal Dana Hibah


Saat semester 2, ada kabar untuk seleksi proposal dana hibah yang akan didanai pemerintah. Mereka menyediakan dana hibah untuk penelitian tesis magister 💁

Nah, kami ber-8, mengajukan semua. Dijadikan 4 tim. Saya satu tim dengan Mas Wawan. Mengambil topik erosi. Bikin lah ya... satu proposal. Judulnya "Pemodelan Erosi dan Sedimentasi DAS Sanenrejo"

Udah ya... kan udah bikin tuh satu proposal. Rencananya, kalau proposalnya diterima, maka Mas Wawan akan membahas yang erosi, lalu saya mengkaji yang sedimentasi 💁

Lalu... satu hari sebelum deadline, Prof Indarto mencanangkan mahasiswa untuk membuat satu proposal lagi. Sebagai jaga-jaga kalau proposal satunya enggak diterima.

Timnya tetap. Hanya tukar nama pertama dan kedua. Lalu bikin proposal baru 😅

Mendadak, kami membuat proposal baru. Judulnya "Pengembangan Indek Resiko Erosi: Studi Pada DAS-DAS di Wilayah Tapal Kuda".

Nama pertamanya adalah saya. Ndredeg pol pas ngajuin dan submit ke portal. Khawatir diterima euy. Kalau diterima ya bingung jadinya. Saya belum siap apa-apa 😶

Lalu... pagi tadi... dapat kabar... pengumuman... bahwa kedua proposal diterima.

Haduh, saya cuma bisa ketap-ketip di kamar. Membayangkan apa yang terjadi 😅

Nama saya kan tercatat sebagai nama pertama di proposal yang kajiannya se-tapalkuda itu.... Yang harus kalian tahu, Tapal kuda yang dimaksud adalah mencakup wilayah kabupaten Banyuwangi, Situbondo, Jember, Probolinggo, Bondowoso, dan Lumajang 💁


Seluas itu shaaaaay...

Allahu Akbar...

Saya cuma bisa ketap.... ketip...

Lalu siangnya, saya langsung calling Mas Wawan, untuk menghadap Prof Indarto. Menyampaikan berita ini, lalu mendengar kabar kebijakan dari Prof Indarto 😊

Yang Harus Disyukuri
Saya meyakini bahwa setiap hal yang datang kepada kita, pasti ada kebaikan yang harus kita syukuri. Seperti halnya diterimanya proposal dana hibah, yang sungguh di luar dugaan 😅

Yang harus saya syukuri pertama kali adalah... minimal saya tidak akan kebingungan lagi untuk menentukan judul tesis 😍

Dulu saya menentukan judul skripsi itu 3 semester loh. Kan enggak mungkin saya menghabiskan jangka waktu yang serupa dengan hal yang sama. Apalagi jatah saya kurang 2 semester lagi, yang mana tesis harus selesai semuanya.

Juga, di akhir semester 3 ini loh, kakak tingkat masih galau judul tesis. Saya khawatir hal ini terjadi pada saya. Ya saya maunya pada awal semester 3, sudah fix dengan judul tesis. Enggak akan diubah oleh diri sendiri karena dibimbangkan saran dosen 😏

Ya Alhamdulillah, dengan diterimanya proposal dana hibah, dosen-dosen tidak akan bisa mempengaruhi saya untuk ganti judul. Alasannya, ya karena saya terikat dengan proyek yang didanai dan saya harus menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Hehe, soal judul tesis, Inshaa Allah fixed 😀


Yang kedua, penelitiannya terdanai. Kegiatan penelitian yang akan saya lakukan, sejujurnya menghabiskan banyak dana. Utamanya untuk urusan transportasi 💁

Selain mengurus perijinan di sektor yang jangkauan luasnya se-Tapal Kuda, saya juga harus jalan-jalan ke lapangan yang jangkauannya seluas itu. Saya harus menyusuri sungai yang panjang-lebar, masuk ke jalan desa, bahkan ke bagian yang tak terjamah 💀

Ya pokoknya begitu dah. Lain waktu saya ceritakan 😊

Sebenarnya mungkin saya sanggup untuk membiayai kegiatan penelitian tersebut, ya meskipun akan habis banyak. Namun sepertinya Allah lebih tahu bahwa saya enggak akan sanggup membiayai itu semua. Haha.

Makanya dikasihlah rezeki dari arah yang tak disangka-sangka 🙏

Alhamdulillah....

Sudah ya, sampai sini aja ya ceritanya. Lain waktu saya kabarkan lagi perkembangannya.

Doain lancar ya 🙏


Wassalamualaikum wr wb 💕
Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

2 komentar

  1. Sekolah mu niat banget to mbak?

    Ambil jurusan apa sih kalo boleh tau?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhaah
      Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam Lingkungan/Air Pertanian

      Hapus

Posting Komentar