Review Jujur Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

8 komentar
Konten [Tampil]
Assalamualaikum wr wb

Kemarin saya nonton film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI). Ebuset dah panjang amat judulnya. Pengennya enggak ditulis lengkap, tapi khawatir enggak terindeks google, hehe.

Keren sih film ini. Mengangkat masalah yang sebenarnya kita rasakan, tapi kita enggak pernah peka karena merasa baik-baik saja. Masalah yang diangkat adalah tentang bagaimana perasaan anak sulung, anak tengah dan anak bungsu yang khas dengan mindset masyarakat.

review-film-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini
Sumber gambar: Instagram @nkcthi

Saat penayangan hari pertama film ini, wuii masuk trending topic twitter dong. #NKCTHIcanrelate Asik banget hashtagnya. Kan saya jadi penasaran. Akan se-relate apa film ini dengan kehidupan saya.

Maka saya memutuskan untuk nonton film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI). Nontonnya bareng Mbak Rohmah dan Mbak Fevtri. Udah lama tak jumpa soalnya.

review-film-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini

Review Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)

Film ini merupakan drama keluarga yang erat banget dengan kehidupan kita, sebagai anak sulung, anak tengah, anak bungsu, Ayah maupun Ibu. Diangkat dari novel berjudul sama, karya Marcella FP. Lalu disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan diproduksi oleh Visinema Pictures.

Menceritakan tentang permasalahan masing-masing anak-anak yang amat terkait dengan peran dan mindset posisi si anak di keluarga. Seperti anak sulung yang kerapkali harus memikul tanggung jawab untuk keamanan adik-adiknya. Anak bungsu yang sering dimanja dan segala sesuatu selalu disiapkan tanpa tahu rasanya memilih. Serta anak tengah yang kerapkali terabaikan atau dianggap tidak ada.


Alur Cerita Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)

Cerita akan diantarkan oleh Awan, si bungsu, yang vokal dan mampu menyampaikan perasaan secara gamblang dan buka-bukaan. Ia adalah seorang arsitek desain interior. Setiap berangkat dan pulang kantor, harus dijemput oleh Angkasa, kakaknya, anak sulung, yang bekerja sebagai event crew.

Sementara, kakak satunya, si anak tengah, Aurora, biasa stay di rumah, lebih tepatnya di studio miliknya. Ia adalah seorang seniman kontemporer. Kerapkali diam, tanpa kata, malas bersuara, karena kurang nyaman dengan keadaan.

Ayah dan Ibu, tentu berperan penting dalam film ini. Sebab, mereka adalah penentu tumbuh kembang ketiga anaknya. Ayah yang paling banyak berperan. Sementara, Ibu lebih banyak diam, menurut kata Ayah.

review-film-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini

Masalah satu persatu akan terbuka, seiring dengan Awan yang sedang mencari jati diri dan bertemu dengan Kale, seorang cowok eksentrik. Dari Kale, Awan belajar tentang kehidupan, yaitu mengenai adanya patah, bangun, jatuh, tumbuh, hilang dan semua ketakutan.

Dari situ, akan terbuka semua rahasia dan perasaan individu yang selama ini terpendam. Yang paling berat sih, soal perasaan. Perasaan masing-masing individu untuk keluarga tersebut.

Alur ceritanya maju mundur. Ada 3 masa yang tersaji di film ini. Pertama, masa sekarang, ketika anak-anak sudah dewasa. Masa kedua, ketika si sulung SMP dan adik-adiknya masih SD. Masa ketiga, ketika si bungsu akan lahir. Ah ya, ada 1 masa lagi sih, ketika Ayah dan Ibu belum menikah, tapi yang ini cuma sebentar.

review-film-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini
Sumber gambar: popmama.com

Visi Misi Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Sebenarnya saya tidak banyak tahu apa dan bagaimana visi misi film ini dibuat. Saya belum menemukan apa tujuan film ini dibuat. Seperti halnya, apakah ada pesan yang disampaikan, gerakan yang ingin dibangun, dan sebagainya. Jadi, saya akan menyampaikan visi misi menurut sudut pandang saya sendiri.

Menurut saya, film ini hendak menyampaikan pesan mengenai bagaimana rasanya menjadi anak sulung, tengah dan bungsu. Perasaan-perasaan itu tidak hanya dirasakan oleh Angkasa, Aurora dan Awan, melainkan kita yang mungkin juga punya posisi di sebuah keluarga.

review-film-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini
Sumber gambar: idntimes.com

Ada tekanan dan mindset dari masyarakat, bagaimana anak sulung harus bertindak dan bertanggung jawab, bagaimana anak bungsu yang selalu dimanja, dan bagaimana si anak tengah yang selalu terabaikan. Semua itu ada, tumbuh dengan sendirinya, didorong oleh mindset masyarakat, tentu juga keadaan.

Maka di sini, pelan-pelan akan dibuka solusinya dari segala permasalahan yang ada. Memang tidak akan langsung terjawab, melainkan satu persatu kita akan mengerti, bahwa jawaban akan datang dengan sendirinya. Kita hanya perlu bersabar. Menunggu... dan tenang.

Yang Menarik dari Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Konsep filmnya. Tentang perasaan menjadi si sulung, si tengah dan si bungsu. Mungkin, baru film ini yang pertama kali mengangkat isu ini. Ehtapi orang-orang enggak menganggap ini isu ya. Padahal ketidakadilan bagi si sulung tengah dan bungsu adalah sebuah permasalahan. Yaa.. masalah yang dimaafkan oleh orang-orang.

review-film-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini
Sumber gambar: style.tribunnews.com


Yang Membuat Takjub dari Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Soundtrack atau lagu pengiringnya. Keren-keren sih. Pas semua. Bagus semua. Tanpa lagu-lagu itu, mungkin film ini akan mati. Soalnya kan bercandaannya jarang ada, maka film ini ya dihidupkan dengan lagu. Dan penempatan lagu-lagu itu muncul, sesuai pada porsinya masing-masing.

Yang Membuat Tercengang dari Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Ada euy. Adegan kissing. Hahaha. Serius dah saya kaget + tercengang. Ya soalnya enggak nyangka ada adegan ini. Tapi tenang aja, adegannya buka yang hot kiss sampai nafsu-nafsuan segala. Biasa aja, tapi lama. Hahaha.

Saya tercengang banget ya soalnya enggak nyangka kalau si x akan mencium si y. Karena kan waktu itu saya sedang berimajinasi berada di posisinya x. Udah ngerasain banget bagaimana kalutnya perasaan x. Lalu ngelihat si ya yang mengasyikkan diri, mencoba mengajak si x untuk menghibur diri. Eh enggak tahunya ternyata... waw. Speechless.

Yang Membuat Penasaran dari Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Ada nih yang membuat saya penasaran. Mengapa Ibu selalu terdiam? Jarang banyak bicara. Dan ternyata ada sebabnya...

Juga, mengapa Ayah se-posesif itu kepada anak-anaknya? Tentu ada alasannya. Dibuka pelan-pelan dalam alur cerita.

Yang Membuat Meneteskan Air Mata dari Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Saat semua anak dikumpulkan oleh Ibu, untuk dimarahi oleh si Ayah. Dari situ, semua anak menyampaikan curahan hati dan perasaannya. Ya tentu pakai emosi. Marah-marah. Kesal.

Mata saya berkaca-kaca... karena pernah ada di posisi itu... Kamu juga pasti pernah merasakannya kan?

Yang Mengecewakan dari Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Enggak ada. Secara alur cerita sih bagus ya. Enggak ada luput-luputnya atau yang mengecewakan banget.

Namun ada sih, yang luput. Yaitu ada pengambilan gambar yang goyang atau enggak stabil. Ya mungkin sutradaranya ngeh atau memang sengaja ya. Tapi ya keluputan sekecil ini tidak akan menjatuhkan film ini banget kok.

Para Pemain di Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang Disuka

Bagus-bagus loh pemainnya. Dapat semua dah. Mendalami karakter banget. Angkasa diperankan oleh Rio Dewanto, Aurora diperankan oleh Sheila Dara, dan Awan diperankan oleh Rachel Amanda.

Dari ketiganya, yang paling saya suka adalah Aurora. Sebab, dialognya hanya sedikit. Namun di film, ia mampu menggambarkan perasaannya. Hanya dengan matanya, mimik muka, dan gerak-gerik tubuhnya, saya pun tahu bagaimana rasanya jadi Aurora. Sediiih banget. Cuma bisa diam. Memendam sendiri.

Wuah yang keren juga si Kale, yang diperankan oleh Ardhito Pramono. Orang baru di industri perfilman, namun namanya sudah berkibar lebih dulu di dunia musik. Keren aktingnya. Enggak ada yang luput. Pas sesuai dengan takarannya.

Ya pengen sih punya someone special sebaik dan seseru Kale, tapi saya enggak cocok sih sama prinsip hidupnya dalam menjalin relationship. Hahaha. Apaan sih. Halu.

review-film-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini
Sumber gambar: popmama.com

Apakah Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Recommended?

Tentu. Recommended. Terutama untuk kamu-kamu yang merasa terdefinisikan banget sebagai anak sulung/tengah/bungsu. Keren sih filmnya. Alur ceritanya bagus. Penyelesaian masalahnya elegan.

Kesan pertama saya usai menonton film ini adalah: permasalahan keluarga mereka berat banget ya. Sampai ada pendefinisian bagaimana tentang tugas si sulung, bagaimana memanjakan si bungsu dan hampir melupakan si tengah. Begitu banget ya.

Soalnya, di keluarga saya, yang anaknya cuma 2, baik-baik saja. Kami tidak berbagi peran atau tanggung jawab. Melainkan ya saling melindungi, menegur, menjaga dan saling menyemangati.

Keren sih film ini. Dalam 6 hari penayangan, sudah 850.000 tiket yang terjual. Dalam kurun waktu 2 pekan, ya 2 juta penonton bakalan dapat lah ini.

review-film-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini

Film ini recommended, bahkan hingga ditonton 2x. Tapi tidak untuk saya. Saya pengennya nonton bagian-bagian film yang isinya cuma Awan dan Kale aja. Hahaha.

Itu sih, ulasan film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini menurut saya. Semua perasaan saya sudah terutarakan.

Saya sudah merekomendasikan film ini untuk teman-teman kampus saya.

Lalu, kamu? Kapan mau nonton Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini?

Wassalamualaikum wr wb 💕



Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

8 komentar

  1. duh hari ini aku pengen nonton, perlu siapin tisu :')

    BalasHapus
  2. Saya juga penasaran dengan film ini karena sering dan banyak banget dibahas di twitter. Eh ternyata udah dibeliin tiketnya, alhamdulillah. Nontonlah bareng.

    Hmm, film ini tajuk utamanya perasaan tiap-tiap karakter sih. Lumayan berbeda dengan genre film yang biasanya saya suka.

    Sangat sederhana karena memang sesuai dengan kebanyakn stigma yang beredar di masyarakat--yang pada akhirnya dirobohkan bersama (oleh mereka). Meski sangat sederhana (menurutkuuu), tapi pengemasannya ciamik banget jadinya ya bagus hehe.

    BalasHapus
  3. Terima kasih sudah mengulas film ini. Jadi makin ingin nonton.

    BalasHapus
  4. Film itu laris karena sesuai dengan relasi yang dialami oleh keluarga. Saya belum nonton filmnya dan pengen baca novelnya agar lebih meresap.
    Saya anak buah bungsu, sih. Punya anak satu.

    BalasHapus

Posting Komentar