Mahar yang Diinginkan dan Dikehendaki

11 komentar
Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb

Halo, apa kabar? Nggak usah sok-sokan syok dengan judul postingan di atas. Iyaa, saya mau bahas mahar, mahar pernikahan, karena tema blogging para Enchanting Ladies #3 untuk pekan ini adalah mahar. Seru ya temanya 😅

Iyaaa, itu saya yang mengusulkan temanya 😆 Sengajaaa... supaya saya ada alasan untuk mempelajari mahar, yaa meskipun belum ketemu sama jodoh sih. Tapi minimal saya sudah mencicil untuk memikirkan pernikahan lah yaaa...

Juga, tema itu sengaja saya usulkan supaya saya merasa tak sendiri dalam mengidamkan mahar yang saya inginkan. Eh, boleh kan menginginkan mahar? 😆 Tetapi tenang saja, saya nggak menginginkan mahar macam-macam kok, seadanya saja. Namun, apabila saya diberi kebebasan untuk menentukan, maka dengan senang hati saya menyambutnya.

Hmm... saya ingin... cincin...

tangan-tanpa-cincin

Serius deh, seumur-umur saya belum pernah pakai cincin 😅 Bukan karena nggak ada cincin yang muat di jari saya, tapi memang karena nggak ada yang membelikan, baik orang tua maupun diri saya sendiri. Jadi, bagi saya cincin adalah sesuatu yang saya impikan, yang sengaja nggak saya beli (walau sudah mampu), supaya si jodoh aja yang memberikannya. Eh gimana?

Tentunya, cincinnya harus cocok dengan saya ya. Karena sejujurnya, saya agak nggak tawar/cocok dengan perhiasan palsu. Eh maksudnya kalau cincinnya dari tembaga, perak atau besi, biasanya akan membuat kulit nyenyek. Apa sih istilahnya, ya gitu deh. Ya maksudnya emas asli, entah berapa karat atau berapa gram, sesanggupnya saja dan sepantasnya saja. Gimana?  😆

Hmm, kalau mahar berupa cincin itu nggak sanggup, ya disederhanain lagi deh. Cukup seperangkat alat sholat. Al-quran beserta muqenahnya. Ya Al-Quran memang saya punya, tapi kan saya akan lebih berbunga-bunga gitu kalau yang saya baca itu pemberian dari suami. Syalala 💃💃💃 Oh ya, muqenahnya juga yang bagus ya, yang kainnya adem, warnanya yang soft, bermotif atau nggak bermotif bebas sih, yang penting bagus, pantas, dan cocok 😅

Kalaupun mahar seperangkat alat sholat tak disanggupi, ya sudaaah... hafalan surat Al-Quran deh, apa ajaa, asal jangan surat-surat pendek. Kalaupun nggak disanggupin juga, ya sudah, seadanya saja...

Mahar tersebut Inshaa Allah sudah saya mudahkan, sesuai anjuran Rasulullah saw, bahwa

Di antara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095)]
Btw, saya dan keluarga Inshaa Allah nggak begitu repot dalam urusan pernikahan. Sepertinya, tidak terbersit keinginan orang tua saya untuk mengadakan resepsi saat saya menikah. Ya, karena kami hidup sederhana, nggak mewah-mewah. Yang seperlunya saja.

Yang dimaksud "seperlunya saja" adalah sajian kepuasan bagi tamu yang hadir, khususnya jamuan makanan. Wuah, kalau untuk urusan menjamu tamu, kami harus menyajikan yang terbaik, seperti kebiasaan-kebiasaan kami sebelumnya. Nggak papa kami makannya sederhana, asal tamu kami bisa makan enak dan puas.

Pun dengan saya, nggak begitu pengen banget terhadap resepsi. Saya uemmoh dipacaki atau didandani macam-macam oleh perias pengantin, memakai sesuatu yang berat di kepala, dan juga bulu mata yang berat banget. Duh laaaah, belum lagi berdirinya yang lama. Juga, hmm eman-eman uangnya. Mending dibuat dana rumah tangga, iya kan? Bisa juga dialokasikan buat mahar. Eh gimana 😆

Iyaaa... saya pengeeeen banget... pengen banget diberikan gamis oleh si jodoh. Kan ada perasaan istimewa gitu kala saya memakainya. Lebih enak lagi kalau saya bisa memakainya pada hari kedua pernikahan, tatkala kami menerima tamu di rumah mempelai pria. Duh laaaah, pengen baaangeet 😊

Tapi boleh banget kalau misalnya tidak menyanggupi keinginan saya yang barusan. Keinginan sama ambisius itu memang beda tipis sih. Jadi, lupain aja deh yang terakhir.

Ya udah lah yaa, terserah deh. Mau ngasih mahar apa. Sesanggupnya. Semampunya. Doakan saja..  semoga saya bisa menjadi Fatimah sebagaimana Fatimah untuk Ali yang memberikan mahar berupa baju besi.

Hmm...  Nulis kayak begini butuh perenungan yang mendalam ya 😆 Duh laaah, padahal tulisan sepele remeh temeh.

Oh ya, baca juga tulisan-tulisan tentang Mahar yang dibahas oleh para Enchanting Ladies. Seru euy bacanya 😆

 Teh Dian --- The Day He Ask Me to Marry Him

Kak Pipit --- Yakin Ini Maharnya?

Zahra --- Pinang Aku dengan Bahagia

Teh Mude --- Mahar di Hari yang Tepat

Seperti biasa, saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah membaca sampai akhir dan turut menyumbang doa yang baik untuk saya 💚

Terima kasih pula kepada si jodoh yang kebetulan mampir baca tulisan ini 😆

Duh laah, ngarep banget 😅

Wassalammualaikum wr wb


Related Posts

11 komentar

  1. uhuk semoga terkabul ya mba :) btw akupun kulitnya bakalan iritasi kalau pake yang selain emas dulu pernah dipakein cincin perak lgsg tel gatel gatel merah :D

    Alhamdulilah untuk mahar dulu juga aku ga minta macem2 tapi dari akang suami emang udah jauh hari siapin sebelum lamar aku *terharu* :D

    BalasHapus
  2. Ya ampun, ternyata alasan utama tema ini tuh karena pengen punya cincin. Aku malah ga betah pakai cincin loh. Hihihihi.... Apalagi udah ga muat cincin nikahan aku sekarang mah.

    Insya Allah akan segera menemukan jodohnya ya. aamiin

    BalasHapus
  3. Kalau disuruh memilih untuk ngasih mahar, sayamah bakal kasih kalung sama cincin emas, terus sama baju(khimar) yang kekinian, hahah, kalau minta pajero saya angkat tangan jhahah :D

    sebagai lelaki yang memang benar2 cinta, pastilah akan memperjuangkan mahar yang diminta oleh sang wanita, selagi mampu, selagi bisa, akan diusahakan sekuat tenaga, yang penting yang diperjuangkannya emang bener2 mau diperjuangkan....
    Tanpa perlu dituntut, laki2 yang memang pengertian, akan nanya, memangnya mau maharnya apa ? pake respesi atau enggak.. ?? de el el...

    BalasHapus
  4. ^
    Mau nerusin komenannya teh Dian xD

    Jadi, apakah ini kode supaya ada yang belikan? Iya lah ya, harus! Atau kita yang belikan? Huehehe xD

    Eh iya bener kak, emang ada yang kayak kakak gitu....temen aku, dia kalau pakai bukan emas/perak asli pasti kulitnya iritasi. High class variant ya kulitnya xD

    Ntah kenapa......rasanya tuh sepertinya kak Ros ini ngodein seseorang deh. Hayoo ngaku, kayak udah ada targetnya siapa gitu, nah tulisan ini cuma buat nguatin aja gitu xD iya gak sih? Jujur deh xD

    BalasHapus
  5. Sederhana bgt ros, pngen cincin. Semoga calon suami nanti bisa menghadiahkan mahar sesuai dengan impian kamu ya

    BalasHapus
  6. Tolong bagi para lelaki, segera mendakatlah pada Rhos, selain cantik, baik, dan rajin membersihkan rumah, Rhos mintanya nggak banya cincin doang. Gimana minat? Langsung aja ketik reg(spasi)cicin untuk rhos dan kirim ke tetangga sebelah anda, dijamin komen ini g nyambung!

    Btw pas baca pembukaannya napa merasa ragu gini, belajar soal mahar? dan seketika melirik tulisan sendiri, tulisanku tak patut untuk kau pelajari Rhos

    BalasHapus
  7. Tak kira wis dilamar orang hlo pas sekilas baca judulnya.. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh laaaah 😆😆

      Hapus
    2. Di aamiin i atuh neng..
      Sp ngerti habis bilang aamiin dilamar orang.. hehe

      Hapus
    3. Alhamdulillah
      Aamiin aamiin aamiin


      Aamiin nya udah kubanyakin 😆😆

      Hapus
  8. mbaknya kapan mau nikah nih? kayaknya postingan ini akan menjadi semcam kode. ya? upps. kabuuuur!

    BalasHapus

Posting Komentar