Mendaftar Jadi Relawan

4 komentar
Konten [Tampil]
Pernah mendengar "Indonesia Mengajar" ?
Nah, komunitas relawan mengajar nggak cuma ada di Indonesia Mengajar, melainkan sudah tersebar di berbagai kampus serta kota yang sengaja membangun komunitasnya untuk mengupayakan memberantas buta aksara di berbagai belahan Indonesia. Di lingkungan saya, ada semacam komunitas atau UKM yang bernama Unej Mengajar (Universitas Jember Mengajar).
sumber: unejmengajar.org

Sejak kecil, saya tuh pengeeeeeeeen banget untuk menjadi orang yang bener-bener baik hati, yaitu relawan. Relawan itu kan sebuah pekerjaan yang dilakukan dengan penuh perjuangan tanpa meminta imbalan berupa uang ataupun barang. Dan yang saya tahu, relawan adalah superhero yang sesungguhnya.

Menjadi relawan mengajar adalah salah satu bentuk pengabdian kepada nusa dan bangsa. Dan Unej Mengajar adalah langkah kecil saya untuk mengabdikan diri kepada Ibu Pertiwi, tentunya untuk membangun negara yang konon katanya sedang terpuruk.

Akhirnya, dengan modal "ingin mengabdi" saya pun mendaftar via online dengan cara mengiri form pendaftaran pada tanggal 24 Februari 2014. Padahal, saya nggak ada temen seperjuangan (sejurusan) yang berminat untuk ikut Ujar (Unej Mengajar), wuah bener-bener bondo nekat deh.
Keesokan harinya, saya menawari rekan saya dari Pendidikan Biologi, namanya Rose dan Alhamdulillah dia juga tertarik untuk ikutan Ujar, rupanya dia sama seperti saya, nggak mendapatkan temen seperjuangan.

Tanggal 26 Februari, saya dan Rose serta teman-teman lainnya lolos seleksi tahap I dan diharuskan datang mengikuti Technical Meeting untuk membahas seleksi tahap II.

Saat TM, mas Zainuri selaku pembicara saat TM, memberikan kami pencerahan dengan menampilkan video dari Pak Anis Bazwedan (Founder Indonesia Mengajar) yang sengaja ditujukan kepada Unej Mengajar. Ada sebuah quote dari beliau yang keren banget:

Melihat lalu lipat tangan, atau melihat lalu turun tangan

Kalau dulu, saya hanya bisa melihat lalu lipat tangan, yaa palingan nyodorin duit buat sumbangan. Tapi sekarang berbeda. Semakin berumur, pandangan kita harus semakin menunjukkan prestise kedewasaan kita. Dan akhirnya, dengan adanya wadah yang bernama Ujar, saya pun ingin turun tangan dan terjun langsung menghadapi mereka-mereka yang benar-benar butuh kita, superhero yang sesungguhnya.

Kalau boleh saya ingin tahu kepada kalian, pekerjaan apa sih yang paling diminati oleh Indonesia?
Dokter kah? PNS kah? Pengusaha kah? Anggota legislatif kah?
Oo, oke, boleh-boleh. Itu kan di Indonesia.
Tapi beda lagi kalau di luar negeri. Pekerjaan yang paling diminati adalah volunteer alias relawan.

Relawan. Mereka bekerja keras meski nggak dibayar, nah apalagi jika mereka dibayar? Tentunya mereka akan semakin bekerja lebih keras. Benar kan?

Indonesia sudah punya beribu pahlawan kemerdekaan di masa lampau. Tapi kayaknya masih sedikit banget pahlawan masa kini yang mendedikasikan dirinya untuk mengabdikan diri pada negeri. Indonesia sedang berada pada puncak keterpurukan. Pendidikan masih jauh di bawah rata-rata apabila kalian melihat dari kacamata hati kalian yang paling dalam. Wuah, bener-bener nggak bisa bayangin kalo kalian ada di pihak mereka yang untuk sekolah saja nggak punya buku tulis dan seragam sekolah.
Ayolah, berpartisipasilah untuk menjadi relawan kemanusiaan.

Karena sesungguhnya menjadi relawan adalah solusi dari segala permasalahan yang ada. 

Related Posts

4 komentar

  1. jikalau ada yang ingin jadi pahlawan, saya hanya bisa menjadi orang yang melambaikan tangan ketika pahlawan pulang.
    belom bisa turun tangan huahuahua

    BalasHapus
  2. mulia sekali hati para relawan, yang mau membantu sesama tanpa bayaran

    BalasHapus
  3. Memang ada banyak organisasi para Relawan di Indonesia. Jangan lupa jadi anggota Palang Merah Indonesia (PMI) , Ada juga komunitas LAR (Look arround Indonesia), Akademi Berbagi (Akber) dimana saya salah satu anggotanya masih banyak lagi lainnya

    BalasHapus
  4. Saya sangat setuju sekali kalau realawan adalah superhero yg ssungguhnya...

    BalasHapus

Posting Komentar