Menjemput Bang Anies

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb
 
Awalnya postingan ini berjudul “Mengejar Bang Anies”. Sayangnya kata mengejar, cukup membuat saya
ngos-ngosan dan kurang bisa menghemat diri. Kalau mengejar, berarti sesuatu tersebut belum tentu ada atau berpihak untuk saya. Maka, saya ganti dengan "Menjemput Bang Anies.” Bahwa Bang Anies benar-benar ada, bisa dan saya tinggal menjemputnya dengan senyum sumringah.

Salah satu mimpi saya, akan hadir semakin dekat. Entah bagaimana saya jatuh cinta kepada Bang Anies (teman-teman saya tadi menyebutnya seperti itu, saya ikutan juga yaaa). Namanya cetar membahana sekali di telinga saya, terlebih lagi dengan program hebatnya “Indonesia Mengajar” yang membelalakkan mata saya dengan gagasan cemerlangnya.

Bagaimana mungkin saya tidak ingin bertemu dengannya?


Dulu, sekitar tahun 2012, sedang booming-boomingnya Indonesia Mengajar, hmm HIMAFI (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika) di Univ Jember mengadakan seminar nasional yang mengundang Bang Anies. Huaaaaa T.T bikin saya gigit jari. Saya baru tahu ketika tahun 2013, itu pun saya masih mahasiswa semester 1.

Untuk melampiaskan rasa sedih tersebut, saya mencari hal lain, yang memuaskan saya, yang juga membuat saya semakin jatuh cinta.

Yes, saya bergabung dalam sebuah gerakan “Unej Mengajar”. Senaaaang sekali di sini. Bertemu orang banyak, inspiratif, menambah jaringan yang juga mereka jauh lebih inspiratif. Dapat banyak ilmu, pencerahan, sesuatu dan banyak lainnya. Pokoknya Alhamdulillah luar biasa.

Kini, saya diberi amanah menjadi seorang direktur. Bukan perkara yang mudah memang, tapi amanah ini harus diemban dengan baik, harus dibawa menuju singgasana yang merekah atas izin Allah swt.

Awal bulan lalu, saya menemukan selebaran pamflet online, bahwa HIMAFI akan mengadakan seminar nasional yang mengundang Bang Anies lagi. HTMnya 100ribu, ah itu mah cukuplah di kantong mahasiswa, bisalah yaaa datang menemui Bang Anies. Bisa juga kalo pengen gratisan, ikut lombanya, lalu menang, dapat duit, ikut seminar gratisan, hehehe, semoga yaaa…

ini pamfletnya
Saya… entah mengapa ketika membaca pamflet tersebut, merasa ada yang janggal. Ada sesuatu yang kosong, entah apa. Seringkali saya terbayang-bayang, tapi bayangan itu seringkali pula saya hiraukan. Why? Karena saya belum menemukan pencerahnya.

Sampai tadi siang, mas Aziz (direktur Ujar yang pertama), wa saya:

“Cha, anak himafi semnas ngundang pak anis. Gimana kalo ujar kerjasama. #manfaatinmomen #naikinbrandingujarskalanasional #jaringankementerian.”

“Iyo mas, piye carane yo? Ada ide?”

“Ada.”

Langsung saya datangin mas Aziz. Saat itu beliau sedang ada di kampus dan berada di tempat biasa kami sering berpapasan (maklum, satu jurusan). Langsung saya hajar dengan banyak pertanyaan.

Mas Aziz bercerita bahwa Pak Joko (dosen FIsika yang paling killer) menanyakan kabar Ujar bagaimana, lalu menawarkan agar Ujar berkecimpung di semnasnya himafi.

Huoooooo…. Pak Joko jadi guanteng kece badai nan membahanaaaa ^0^

Peluang besar terbuka selebar-lebarnya. Tapi atur strategi dulu….

Sebentar sebentar. Saya sedang memburu apa sih? Yang saya inginkan, hanyalah memberitahukan kepada Bang Anies, para petinggi dan masyarakat, bahwa Ujar itu ada, masih tetap ada dan jauh lebih baik. Kami menyampaikan bahwa kami berkembang dan ingin melebarkan sayap dengan bantuan masyarakat. Minimal, menyadarkan para peserta seminar (mungkin mewakili masyarakat), bahwa Jember (bagian dari Indonesia) sedang berproses menuju pendidikan yang lebih baik. Namun, berprosesnya kami, butuh banyak urunan, entah urunan tangan, tenaga, ide, materi dsb, yang penting kita bersama memperbaiki negeri ini untuk pertiwi yang lebih baik.

Yuk, mari disukseskan. Atur strategi. Semoga direstui oleh Allah swt. Aamiin.

Banyak sekali gambaran mimpi yang ada di atas kepala saya. Membayangkannya sambil senyum-senyum sendiri, sambil terharu, pokoknya ragam ekspresipun mengikuti. Saya pun juga ingin ber….. entahlah… pokoknya sama Bang Anies. Saya ingin berbincang-bincang dengan Bang Anies, berburu ilmu kepadanya dan meniru semangatnya dalam menegakkan pendidikan yang dibungkus pengabdian. Bolehkah Allah? Mohon izinkan hamba…

Wassalammualaikum wr wb

Related Posts

Posting Komentar