Open House MAN IC Serpong, Pertemuan Mengharu Biru

16 komentar
Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb

Hai hai, apa kabar? Semoga selalu baik ya...

masuk-man-ic-serpong

Saya masih terbawa euforia sebulan lalu nih, saat saya menghadiri acara open housenya Adek di MAN Insan Cendekia Serpong. Iyaaa, ceritanya Adek dikarantina selama 40 hari, nggak boleh dijenguk atau dihubungi sama sekali. Rasa rindu memuncak. Saya, Ibu, dan Ayah kangen berat. Cuma bisa lihat foto-foto Adek melalui grup whatsapp wali murid angkatan 23, Ayah yang tergabung di dalamnya.

Nah, ternyata ada kesempatan untuk datang menjenguk Adek di sana. Saya dan Ibu, berangkat ke sana. Cerita keseruan saat kami berangkat, sudah saya ceritakan sebelumnya di sini : Perjalanan Pertama

Bersiap di Wisma MAN IC Serpong

Pagi itu, aula MAN IC sudah riuh ramai nan ramah. Rupanya sudah banyak Ayah Bunda yang datang. Acara akan segera dimulai. Tapi kami mampir ke wisma dulu, untuk meletakkan barang-barang bawaan kami. Berat euy.

Ah tapi sayangnya petugas wismanya sedang tidak ada, jadilah kami mengikuti acara open house di Aula terlebih dahulu. Barang-barang di wisma, dibiarkan tergeletak begitu saja di ruang tamu, hmmm....
wisma-man-ic-serpong

Sesaat ketika kami berjalan menuju Aula, eh tiba-tiba ada Reta, anaknya Tante Rofiah yang sedang berada di luar Aula. Reta kaget, tiba-tiba Ibunya datang ke acara open house, ia langsung peluk cium Ibunya. Reta bilang, bahwa dia sedang jadi pengisi acara, ia akan tampil beberapa menit kemudian.

Reta pun juga cium tangan ke Ibu. Lalu Ibu tanya, "Fitrahnya mana?"

Salah seorang siswi yang bersama Reta menyahut, "Oooh tante ini Mamanya Fitrah ya? Fitrahnya lagi sama teman-temannya, Te, di samping aula". Hmmm talaaaaah, mereka ramah-ramah banget siiih...

Masuk ke Aula MAN IC Serpong

Sebelum masuk ke aula, kami registrasi terlebih dahulu. Undangan diperuntukkan kepada dua orang. Masing-masing dari kami mendapat makanan ringan yang huenaaaaaaaak banget. Huenak pol pokoknya. Dan makanan itu langsung habis seketika tanpa sempat difoto 😁

Setibanya di dalam aula, sudah banyak wali murid yang datang. Tempat duduk hampir penuh. Kursi depan tentu diisi oleh wali murid yang datang lebih awal daripada kami. Jadilah kami dapat tempat duduk paling belakang.
aula-man-ic-serpong

Penampilan Open House MAN IC Serpong

Acara dibuka dengan tari saman yang ditampilkan oleh siswi-siswi. Performa mereka sangat bagus dan sangat rancak. Tapi sayang, bandana mereka, 4 di antara 25 barisan itu terlepas. Seharusnya dikaitkan dengan peniti dulu, supaya nggak ada lepas-lepas seperti itu.

Khawatir mengganggu konsentrasi mereka saat perform. Khawatir mereka minder 😔 Eh tapi saya yakin, bahwa apabila salah satu dari mereka ada yang minder, pasti akan dikuatkan dan disemangati oleh kawan-kawan lainnya.
penampilan-man-ic-serpong

Selanjutnya, ada pembacaan tilawah oleh siswa-siswi. Terjemahan tilawah tersebut juga disampaikan oleh beberapa siswa-siswi dengan menggunakan ragam bahasa. Mulai dari bahasa asing, sampai bahasa daerah.

Kira-kira ada 10 siswa yang tampil. Salah satu di antaranya adalah Reta. Saya, Ibu, dan Tante Rofiah menebak-nebak, Reta sedang membaca puisi dengan menggunakan bahasa apa  ya???

penampilan-man-ic-serpong

Saya menebak, Reta membaca puisi dengan berbahasa jawa krama. Tante Rofiah menampik, Reta kan nggak bisa jawa krama, begitu katanya. Semakin didengar, semakin jelas pelafalannya, dan ternyata Reta memang benar-benar berbahasa jawa krama. 

Hihihi, Tante Rofiah ketawa-ketiwi, tersipu malu, bangga, dan perasaannya campur aduk jadi satu. Entahlah bagaimana cara mendeskripsikan perasaan Tante Rofiah kala itu.


Kemudian, acara dilanjut dengan bincang-bincang bersama Ustadzah Penny, kepala MAN Insan Cendekia Serpong. Saya mendengarkan dengan seksama, sedangkan Ibu dan Tante Rofiah ngibrit ke wisma untuk mandi. Nggak tahan katanya, cuaca Serpong saat itu cukup bikin gerah.

Lalu tibalah, saat-saat yang dinanti-nanti oleh para Ayah Bunda, termasuk saya, kakaknya Adek 😅. Akan ada penampilan spesial dari putra-putri. Saya menduga, pasti mereka akan bernyanyi. Lah, pertunjukan apa yang bisa dilakukan secara bersama-sama dengan jumlah pasukan yang banyak kalau bukan menyanyi bersama? Lalu, saya menebak: pasti nanti akan ada lagu Bunda, karya Melly Goeslaw.

Kami menanti... menanti...

Siswi-siswi perempuan akan masuk ke panggung melalui pintu barat, sedangkan siswanya akan masuk melalui pintu timur. Saya sengaja tidak stand by di dekat pintu timur, khawatir Adek tahu bahwa saya juga hadir di acara tersebut. Padahal kan saya ingin lihat performanya Adek, apakah akan berkaca-kaca, berderai air mata, atau bertahan dengan rasa rindunya yang sengaja ia tutupi? Ah, Adek...
siswi-man-ic-serpong
halaman-man-ic-serpong

Kami masih menanti cukup lama. Para Ayah Bunda juga terheran-heran, kok anak-anak belum masuk panggung ya? 

Eh tiba-tiba, terdengar lantunan lagu...  


Teringat masa kecilku.... kau peluk dan kau manja...
Ingatlah saat itu... buatku melambung... 
Di sisimu terngiang... hangat nafas segar harum tubuhmu...
Kau tuturkan segala... sesuatu yang pernah terlewati...  
🎵🎶

Saya dan para Ayah Bunda mencari-cari sumber suara itu. Riuh ramai saat itu. Yang nyanyi ada di mana ya? Di atas panggung nggak ada orang, di belakang juga nggak ada, di sisi kanan kiri juga nggak ada. Kami sama-sama celingukan mencari sumber suara itu. Eh ternyata, sumber suaranya ada di lantai 2, tempat check sound dan lighting. 
penampilan-man-ic-serpong

Terlihat ada seorang siswi berseragam yang sedang memegang mikrofon. Ia bernyanyi. Baru sebait ia bernyanyi, sudah banyak Bunda yang terharu, teringat anak kesayangan mereka.
penampilan-man-ic-serpong

Tak berapa lama kemudian, dengan diiringi lagu milik Ada Band berjudul Terbaik Untukmu, putra-putri memasuki aula dengan rapi. Mereka langsung membuat barisan di atas panggung.
penampilan-man-ic-serpong

Para Ayah Bunda masih saja terharu. Mereka mengharu biru. Serius, nggak hanya para Bunda saja yang terharu, melainkan para Ayah juga. Aiiih... apalagi diri ini... yang wanti-wanti supaya nggak menitikkan air mata, tapi nggak bisa... air mata memang sudah saatnya keluar.
penampilan-man-ic-serpong

Mencoba tenang, saya pun berjalan menuju sisi timur, lebih mendekat ke barisan putra. Sudah ikhlas jika tidak melihat wajah Adek karena sebegitu banyaknya putra yang bodynya rancak, sulit dibedakan. Saya langsung ambil posisi terdepan, untuk merekam momen itu.

Sembari merekam, saya juga masih berharap menemukan wajah Adek. Saya khawatir Adek ada di barisan paling belakang, saya nggak akan bisa melihatnya. Lalu saya perhatikan lagi satu-satu, sekenanya. Dilihat satu-satu... mana wajah si Adek...

Ealah... ternyata ada di barisan terdepan, nomor 3 dari kiri. Aiiiih, tak sampai 2 menit saya mendapatkannya.
penampilan-man-ic-serpong

Saya senyum-senyum sendiri melihat Adek. Lucu gitu. Ada yang dirindu dari wajah itu. Ada yang khas di wajah itu. Ada yang aaaah... bisa nggak sih saya langsung menarik Adek dan memeluknya saat itu juga?!!


Ibu dan Tante Rofiah yang saat itu ada di wisma untuk bersih diri, buru-buru mendatangi aula lagi untuk melihat putra-putrinya. Tante Rofiah mendekat ke barisan putri. Sedangkan Ibu mencari Adek, yang ternyata sudah saya rekam wajah sendunya. Ibu duduk tak jauh dari saya... dan... Ibu menangis... mbrebes mili...

Saya... selalu meledek Ibu kalau Ibu menangis bombay macam ini, hihihi. Lucu aja gitu, lihat Ibu nangis sesenggukan, kangen Adek, yang seringkali membuatnya jengkel. Hahaha....
ibu-dan-anak-man-ic-serpong

Ada beberapa lagu yang dinyanyikan. Lagu Bunda milik Melly Goeslaw, lagu Ayah milik Ariel, dan beberapa lagu yang saya nggak tahu. Di sela-sela lagu, juga ada pembacaan puisi dari putra putri. Ekspresinya dapet banget, penjiwaannya oke banget.

Perasaan saya saat itu campur aduk. Ada rasa kangen, rindu, rindu banget, rindu berat, pengen towel-towel pipinya. Ada juga perasaan ingin ketawa, melihat cowok-cowok gagah bernyanyi sebegitu melownya, sebegitu syahdunya... aduhaiiii.... cuma MAN IC yang bisa bikin mereka jadi melow begini.

Setelah putra putri selesai menunjukkan performanya, mereka pun turun panggung, lalu keluar dari aula. Para Ayah Bunda buru-buru berdiri, ingin bertemu anaknya. Tapi acara ditutup dulu, nggeh wahai Ayah Bunda... 😅

Sekitar 10 menit kemudian, acara telah selesai, diakhiri dengan pembacaan doa. Para Ayah Bunda diijinkan keluar aula untuk menemui putra-putrinya.

Disambut Oleh Putra-Putri MAN IC Serpong

Saat kami keluar dari Aula, kami dikejutkan oleh barisan putra-putri di sepanjang jalanan MAN IC. Mereka berbaris rapi. Putri di kanan, putra di kiri. Mereka memasang senyum terbaik sambil celingukan mencari orang tuanya. Di genggamannya, terdapat sekuntum bunga mawar yang siap ia berikan untuk orang tua tercintanya.
halaman-man-ic-serpong
ngasih-bunga-man-ic-serpong

Aduhaaaai... manis nian anak-anak itu...

Saya dan Ibu berjalan mencari Adek. Kami melangkah santai di jalanan penuh senyuman. Terlihat para Ayah Bunda yang mencari dimanakah wajah cakep anaknya saat itu. Ketika bertemu, sang anak tersenyum sumringah dan langsung mencium telapak tangannya. Aiiih, indahnyaaaa....

Ada Bunda-Bunda yang menangis terharu sambil memeluk anaknya. Ada para Ayah yang matanya berkaca-kaca dengan senyuman yang tersungging lebar saat bertemu dengan ananda tercintanya. Subhanallah... kece....
ketemu-ibu-man-ic-serpong
ketemu-ibu-man-ic-serpong

Terima kasih... telah memberikan ijin dan restu untuk saya hadir dalam pemandangan indah ini. Banyak hal yang saya petik dan saya semogakan. Saya merasa, langit penuh senyuman saat itu.

Melewati beberapa barisan putra-putri, terlihat Adek yang sedang mercing-mercing kepanasan sambil celingukan mencari tahu siapa yang datang. Saya yang melihat Adek lebih dulu, sengaja tak mendatanginya dulu, saya ingin tahu ekspresinya Adek kala menemukan saya.

Hihihi... lalu Adek menemukan saya. Dia kaget, lalu tertawalah dia saat saya menertawainya yang baru menemukan saya, hahaha.

Ibu juga melihat Adek. Adek senyum-senyum melihat kami berdua. Lalu kami balik badan, pura-pura tak mengenalinya. Adek masih saja tertawa.

Kemudian kami datang menghampirinya, sambil pura-pura melewatinya. Iya, saya dan Ibu sedang berdrama tipis-tipis. Adek faham tuh kalau kami sedang bercanda. Dia juga pura-pura nggak menyapa kami. Hahaha.

Lalu kami langsung mendatangi Adek. Nggak perlulah drama lama-lama.

Adek langsung cium tangan Ibu dan memeluknya. Kemudian ia memberikan bunga untuk Ibu. Adek masih senyum. Ya senyumnya gitu. Khas. Ditahan gitu giginya, hahaha...
ketemu-ibu-man-ic-serpong

Saya sengaja... nggak mendekati Adek. Mau ngecek, apakah Adek akan mendekati saya? Hehehe...

Tiba-tiba, Adek mengulurkan tangan sambil berkata, "Mbak Ocha..."

Uwaaaaaaaaaaaaaaaw..... saya teriak histeris dan langsung memeluk Adek.
ketemu-ibu-man-ic-serpong


Aduhaiii... so sweetnya dua saudara ini. Yang satunya datar, yang satunya lebay nggak karuan. Perpaduan yang komplit.

Tentulah... saya menggodanya... "Eciyeeee.... kangen Mbak Ocha ya????"

Adek hanya senyum-senyum. Nggak mau jawab. Gengsi 😆

Kemudian Ibu tanya ke Adek, "Gimana, Dek? Krasan di sini?"

"Krasan, Bu", jawabnya sederhana. Cuma segitu doang jawabnya. Kan seharusnya Adek jawab secara panjang lebar. Ini nih, yang bikin saya gemas, yang bikin saya kangen. Hahaha.

Aduhaaaaai... indahnya hari itu... indahnya momen itu. Kalau saya minta diulang, kayaknya nggak mungkin deh, rasanya akan berbeda. Biarlah momen itu tetap menjadi kenangan manis, yang tersimpan dalam memori, dan tercatat rapi dalam tulisan ini.
man-ic-serpong

Ohya, untuk videonya... saya cuma punya stok sedikit, tentunya dari sudut pandang saya. Maunya, saya edit dan jadikan satu serangkaian gitu. Barusan juga saya nemu video-video di fb nya Pak Away, waka kesiswaan. Rencananya, saya ijin minta video itu digabungkan dengan video saya, lalu saya edit dan dipercantik sedemikian rupa. Tunggu yaaa... tunggu videonya..

Di bawah langit dan mentari yang sedang tersenyum sejuk, saya, Ibu, dan Adek berjalan menuju asrama. Kami melewati barisan putra-putri yang sedang temu kangen dengan orang tuanya.

Iseng, saya bertanya, "Dek, kalau ada orang tua yang nggak datang, gimana? Bunganya dikasihkan siapa?"

"Ya dikasihkan ke wali kelas" jawab Adek.

"Oooh gitu..." kasihan ya. Saya tidak bisa membayangkan apabila saya berada di posisi itu. Dan ternyata, memang ada orang tua yang nggak datang, tentunya karena faktor rumah yang jauh. Lalu ada beberapa putri yang menangis karena orang tuanya nggak datang. Saya nggak tega.... Saya jadi ikutan sedih.

Iseng, saya tanya lagi, "Kalo Ibu sama Mbak Ocha nggak datang, bunganya mau dikasihkan ke siapa?"

"Ke wali kelas," jawab Adek datar. Iya, sebegitu tegarnya menjawab pertanyaan itu. Kalau saya diberi pertanyaan seperti itu, maka saya akan bilang "jangaaaan... Ibu harus dataaang..." 😅

Kami melangkah santai, menyusuri jalanan dalam MAN IC. Saya menggandeng Adek. Iya, gandeng tangan. Adek saya yang sebesar ini, masih mau aja digandeng tangan oleh saya, hahaha.

Saya, iseng lagi bertanya, "Dek... Adek ngiranya siapa yang datang menemui Adek hari ini?"

Saya mengira pasti jawabannya Ibu. Soalnya waktu itu, Adek mengabari Ibu kalau ada acara open house dan Adek bilang iya. Saat itu, saya yang dikabari Adek tentang acara tersebut, sengaja nggak membalasnya. Padahal saya dan Ibu saat itu sudah positif berangkat ke Jakarta.

 Dengan enteng Adek menjawab, "Ayah".

Hahaha... kami tertawa bersamaan.

"Loh kok bisa Ayah, Dek...?"

Ya soalnya Ayah yang berkemungkinan besar untuk menghadiri kegiatan sana-sini. Selain itu, Ibu pasti sibuk di toko, juga acaranya hari Sabtu, biasanya Ibu nggak mau ninggalin toko. Mbak Ocha juga pasti sibuk kegiatan di Jember, juga sms nggak dibalas. Hehehehe...

Lucu ah, dugaannya.

"Adek, nyari-nyari Ayah tah saat nyanyi di panggung tadi?" tanya saya yang menebak-nebak.

"Hahaha... iya..."

"Kenapa, Dek?"

"Soalnya Ayah gampang dicari"

Huahaaha... Saya tertawa terpingkal nggak karuan.

"Gitu ya, Dek... Yang dicari Ayah. Mana yaaa ayahku yang bunder... Hahaha... Adek gitu paling ya" seru saya yang disambut gelak tawa oleh Ibu dan Adek.

Aduhaaaaaai... indahnya hari itu. Saya nggak berharap hari itu akan terulang.

Kenangan itu akan tetap menjadi manis apabila tak terulang
Cerita masih panjang. Serius, hal-hal seru kala itu masih banyak. Saya sambung pada postingan berikutnya yaa....

Terima kasih sudah bersedia membaca sampai akhir 🙆

Wassalammualaikum wr wb

Related Posts

16 komentar

  1. Waaah :')

    Suka deh cara nulisnya ocha di artikel ini. Sederhana tapi tulus banget
    Aku yang cuman baca jadi ikut ngerasan terharu nya gitu hihihi

    Sukses selalu buat Ocha dan adeknya yaa
    Semoga ayah ibu juga sehat-sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi mana itu videonya kok gambar semuanya. Jadi penasaran sama puisinya.

      Hapus
  2. Waawwww sukses terus ya mbak, dulu waktu aku Mondok juga gitu, kayak kangen-kangen gimana gitu, hehehehe



    #DuniaFaisol

    BalasHapus
  3. Kak ros berarti ade kita seumuran ya,adeku jg baru msuk MAN tahun ini. Aku jg kangen ade,setelah masuk sekolah dan mondok dipesantren baru ketemu 2x.
    Semoga lancar ya sekolahnya,jdi ank yg cerdas dan mendapatkan ilmu yg bermanfaat.

    BalasHapus
  4. Seru yaa acara mondok adeknya banyak acara dan kegiatan seru. Setuju maunya yang penari saman pakai jarum pentul bandananya biar nggak jatuh dan gangu konsentrasi

    BalasHapus
  5. Wahhhh seru ya mondok gitu. Pasti banyak suka-dukanya... Sama teman jauh lebih akrab, haru biru kangen rumah ih jadi pengen mondok juga... Di Hogwarts tapinya 😂.

    BalasHapus
  6. Uwaaah ramaai :D Kenapa jadi ikut terharu ya, senang juga eh udah ketemu. :D

    BalasHapus
  7. sepertinya dari tulisan tulisannya dekat banget dengan adeknya ya mba
    datang ke sekolah adeknya aja udah bahagia banget
    perjalanan yg bg sebagian org mungkin biasa, tp bagi mba sgt berharga krn bertemu adik yg sgt disayangi
    semoga akur akur terus ya dan sukses untuk adeknya

    BalasHapus
  8. Aiiih.. jadi terharu.. Sekolah ini terkenal bagus ya mba

    BalasHapus
  9. Wah, kakak sangat deket banget dengan adik tercinta nih. berasa banget berat melepas namun demi masa depan yang lebih baik si adek diberikan kesempatan menuntut ilmu.
    Salam buat adeknya, semoga sukses dan selesai dengan ilmu yang banyak dan berguna bangi orang lain

    BalasHapus
  10. Aku terharu banget bacanya

    inget masa lalu pas jauh dr orangtua. Msh sedaerah, tp jarang pulang. Rindu bgt lah. Apalagi Adekmu udah beda daerah pula

    Acaranya juga seru gitu ya. Di sekolahku dulu gak gitu, iya ada meweknya tp beda sih, hehehe

    Ponakanku ada yg mondok juga. Kata Ibunya kalau di pondok itu melas, kalau di rumah kdg bikin naik darah

    BalasHapus
  11. Ikut mbrebes mili waktu baca bagian siswa-siswa nyanyiin lagu Bunda. Kebayang perasaan orangtuanya seperti apa saat menahan rindu.
    Adik tetap adik, ya ... biar ngegemesin pasti tetap ngangenin.Hehehe.

    Jadi ikut sedih juga, sama anak-anak yang orangtuanya gak bisa dateng. Duuh.. sabar,ya, Dek.. :(

    BalasHapus
  12. Kak Ochaaaaa. Ampun, aku nangis
    Kerasa banget betapa tulusnya kasih sayang kakak ke adek ini. 😭😭😭

    Aku jadi kangen mbakku ih. Dulu aku di posisi adek itu, selalu dimanja, selalu ditunggu... 😭

    BalasHapus
  13. Mengharukan...Roos.
    Aku ga punya adik, tapi alhamdulillah ada 3 kaka laki-laki yang siap pasang badan kalo aku ada apa-apa.

    Seneeng baca kisah Roos dan deg-degannya mau bertemu.
    ^^

    BalasHapus
  14. Saya salut dengan panitianya. Berani tampil beda dan memberi kejutan pada pengunjungnya.
    Saya jagi ikut nangis nih, bayangin perasaan kangen sama anaknya.
    Perasaan orang tua.

    BalasHapus
  15. OCha mirip ibu banget ternyata yaa :)
    akutuh kalo ada lagu ibu ibu gt jadi gk tahan sedih :)

    BalasHapus

Posting Komentar