Wisata Puslit Kopi Kakao Jember

18 komentar
Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb

Wisata Puslit Kopi dan Kakao Jember kini semakin lama semakin asyik ya. Cocok banget buat liburan keluarga atau sama teman-teman. Saya sudah tiga kali ke sana tapi nggak kunjung bosan, alasannya ya karena datangnya dengan orang yang berbeda dan dengan suasana yang berbeda pula.

Weekend kemarin, saya datang lagi ke puslit kopi dan kakao untuk yang keempat kalinya. Tapi kali ini bersama keluarga. Ada Ayah, Ibu, Pakde Joko, Bude Sukis, Mas Dian, Mbak Puja, Mbak Angel dan Fatim. Wihiiii... rame-rame seruuu~~~

Akses Menuju Puslit Kopi Kakao Jember

Lokasinya ada di kecamatan Rambipuji. Tapi orang-orang tahunya lokasinya ada di kecamatan Jenggawah atau Ajung, padahal kan beda 😅 Lokasinya persis di desa Nogosari kecamatan Rambipuji. Sekitar 20 km ke arah barat daya dari pusat kota Jember.

Rutenya gampang kok. Dari alun-alun, terus ada perempatan Mangli, ambil belok kiri, ikuti jalan. 

Kalau tengok kanan-kiri merasa sudah memasuki Ajung sekitar setengah jam, mulailah untuk jeli menemukan sebuah jalan belokan kecil ke kanan, yang di depannya ada plang putih bertuliskan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, dan yang di seberang jalan kecilnya ada plang hijau bertuliskan Coco Park. 

Mohon diperhatikan baik-baik, soalnya plangnya kecil, nggak gede-gede banget.

Saat masuk ke jalan kecil itu, kira-kira butuh 5 km lagi untuk sampai. Btw, pemandangan menuju puslitkoka bagus banget loh. Ada areal persawahan, juga perkebunan karet. 

Pokoknya indah deh. Saya menyarankan, kalau naik mobil sebaiknya kaca jendelanya dibuka, sedangkan kalau naik sepeda motor sebaiknya kaca helmnya dibuka. Anginnya seger semriwing...

Harga Tiket Puslit Kopi Kakao Jember

Harga tiketnya... ehem. Murah banget. 3000 untuk tiket masuk per orang. 2000 untuk bayar parkir sepeda motor. Kalau mobil Inshaa Allah sekitar 5000 sampai 10.000, saya nggak tahu, soalnya nggak pernah ikutan parkir mobil 😅

Btw, jalan untuk parkir mobil dan sepeda motor beda loh. Saat sudah memasuki wilayah Puslitkoka, maka akan disambut dengan replika kakao ukuran jumbo. Setelahnya ada Satpam dan dua jalan. Jalan lurus untuk sepeda motor dan ada jalan belokan ke kiri untuk mobil. 

Di jalan belokan ke kiri itu kita bisa melihat gedung utama puslitkoka dan beberapa gedung lainnya yang hanya diketahui oleh para pengendara mobil, hehe.

Air Mancur Puslitkoka dan Museum Kopi Kakao

Nggak jauh dari tempat parkir, kita akan melihat air mancur yang di tengahnya ada logo Puslitkoka. Air mancur ini merupakan spot foto yang paling ngehits. Soalnya kelihatan banget kalau khas Puslitkoka.

Di sebelah utara air mancur tersebut, ada kantor yang khusus mengelola eduwisata puslitkoka ini. Di dalam kantor juga menyimpan awetan-awetan kopi dan kakao beragam jenis, mulai dari bibit, bentuk akarnya, wujud biji kopinya, dll yang disimpan di dalam toples. 

Boleh dibilang, di dalam kantor itu ada museum mini yang menyimpan kenangan-kenangan tentang kopi kakao yang ada di puslitkoka ini.

Jelajah Perkebunan Kopi Naik Kereta Kayu

Masih di tempat yang sama, yaitu kantor yang berada di utaranya air mancur, tersedia tiket untuk naik kereta kayu yang akan membawa kita menjelajahi perkebunan kopi dan kakao. Tiketnya murah, cuma 10.000 rupiah per orang. Anak usia di bawah 4 tahun tidak dikenakan biaya.

Mbak Angel, Fatim, dan Bude Sukis

Nah, kereta kayu ini juga khas banget Puslitkoka. Orang-orang yang baru pertama kali melihat kereta kayu, pasti bertanya-tanya: "ini kok kayunya kuat banget ya? Kayunya terbuat dari apa ya?". Termasuk Ayah, yang juga menanyakan hal yang sama kepada Ibu, padahal Ibu juga nggak tahu apa-apa soal itu 😅


Wisatawan yang mau naik kereta kayu ini ada banyaaak banget. Tapi tenang aja, Puslitkoka punya banyak armada kok. Inshaa Allah ada 4 armada kereta kayu yang masing-masing punya gandengan. Lalu, kamu kapan punya gandengan?

Masing-masing kereta, terdiri dari 5 baris, yang setiap barisnya bisa diduduki oleh 4 orang. Boleh diisi 3 sampai 5 orang sih. Oh ya, boleh banget kalau mau duduk di depan, dekat pak supir. Kayaknya enak banget ya duduk di dekat supir kereta kayu. 

Saya sih belum pernah. Pernahnya ya duduk depan sendiri, duduk belakang sendiri, dan duduk di tengah. Lalu tempat duduk yang paling favorit dimana? Tentunya yang duduknya bersebelahan sama yang disayang lah yaaa 😆

Kereta kayu ini akan mengantarkan kita menjelajah perkebunan kopi dan kakao yang luas banget. Luasnya 160 ha. Perkebunan yang kita jelajahi ini, serius nggak sampai seperempat luas dari perkebunan.


Naik kereta kayu ini seru banget, bisa melihat pemandangan perkebunan kopi dan kakao di kanan kiri sambil merasakan angin yang semilir semriwing. Saat kita naik kereta, seorang pemandu akan menyampaikan hal-hal menarik tentang Puslitkoka, kopi, dan kakao. 

Hal ini tentu membuat khazanah wawasan kita bertambah. Kalau pengunjung yang naik kereta kayu adalah anak-anak usia TK atau SD, maka hal-hal yang disampaikan adalah sederhana, hanya sekitaran produknya jadi apa, ciri-ciri buah kakao yang sudah matang berwarna apa, dsb.


Sementara kalau yang naik adalah mahasiswa atau para dewasa muda, bahasannya tentu beda lagi. Kita akan diberitahu tentang teknologi canggih untuk budidaya kopi dan kakao. 

Kalau ini, bahasannya agak berat sih, tapi ya tentu menarik lah. Dijamin kita akan terkagum-kagum dengan pencapaian yang dilakukan oleh Puslitkoka.

Oh ya, boleh banget kalau mau tanya-tanya soal perkopian dan perkakaoan kepada sang pemandu. Mereka ramah-ramah banget kok. Saya sering sih tanya-tanya. 

Terkadang juga pemandunya ngasih tebakan. Contoh tebakannya: apa bahan baku lipstik? Ternyata jawabannya adalah kakao 😅

Singgah di Taman Bermain

Di tengah kebun, kita akan diturunkan di arena taman bermain. Lokasinya persis di tengah kebun. Ada kolam renang, bandulan, saung, penangkaran rusa, tempat karaoke, kantin, musholla, jungkat-jungkit, dan tempat untuk leyeh-leyeh. 


Kita boleh memilih untuk turun di taman bermain, atau langsung lanjut tancap gas untuk melanjutkan perjalanan. Tenang ajaaa, nggak usah khawatir kalau tiba-tiba kereta kayunya pergi. 

Toh nanti ada kereta kayu yang akan datang, yang juga akan menurunkan penumpang dan mempersilakan pengunjung kembali pulang naik kereta kayu.

Memberi Makan Rusa di Jember

Siang itu, saya dan keluarga memilih singgah di taman bermain. Mata saya langsung berbinar-binar tatkala melihat penangkaran rusa yang di dalamnya terdapat belasan rusa cantik-cantik dan ganteng-ganteng. 

Lagi-lagi saya lari kegirangan saat mendapati rusa-rusa tersebut. Langsung saya ambil makanan rusa, berupa dahan tanaman lamtoro yang daun-daunnya lebat banget.

FYI, tanaman lamtoro ini menjadi tanaman yang bersimbion dengan tanaman kopi dan kakao. Daun-daunnya yang jatuh, menjadi nutrisi bagi tanaman kopi dan kakao. Tentunya tanaman lamtoro yang dipilih adalah spesial, yaitu yang tidak berbuah.


Aktivitas ndulang rusa ini merupakan aktivitas favorit saya ketika berkunjung ke Puslitkoka. Sambil ngasih makan rusa, saya bilang baik-baik ke rusanya, "Rusa... kamu makan yang banyak ya... Makananmu ini banyak seratnya loooh, banyak vitaminnya loooh... Yok makan yang banyak".

Interaksi langsung yang dirasakan oleh pengunjung kepada rusa, memberikan sentuhan dan rasa yang berbeda loh. Apalagi untuk anak-anak kecil seperti Fatim, yang bisa belajar langsung mengenal rusa dan memberi makan rusa. Aktivitas semacam ini, Inshaa Allah dampaknya akan long lasting.

Karaoke di Tengah Kebun Kopi

Yang seru dari taman di tengah kebun kopi kakao ini adalah kesempatan untuk berkaraoke. Tenang aja, karaokenya di atas panggung kok. Panggungnya spesial. Kalau mau karaoke, sudah disediakan seorang pemain keyboard yang hafal segala jenis lagu. 

Nah, kalau teman-teman mau berkaraoke ria dengan gratis, maka ambillah kesempatan untuk berkaraoke di Puslitkoka.

Lalu bagaimana pendengarnya? Duh, pendengarnya nggak akan ada yang protes kok. 

Kalaupun jatuhnya suara kita nggak enak didengar, alias cempreng-cempreng membahana, dijamin para pengunjung akan cuek. Maka, lanjut aja nyanyiiii 💃

Kesempatan karaoke di atas panggung tersebut, nggak disia-siakan oleh Pakde Joko. Beliau langsung tancap gas naik ke atas panggung, request lagu, lalu dengan PD yang teramat tinggi Pakde Joko bernyanyi ria. 

Saya dan saudara-saudara lainnya menaruh rasa kagum dan hormat kepada Pakde Joko yang berani banget buat nyanyi di depan umum.


Usai Pakde Joko bernyanyi, ehnjilalah Mbak Angel pengen nyanyi juga. Dia minta antar saya untuk menemaninya datang ke panggung lalu request lagu. Iya, mau nyanyi. Lagu yang dinyanyikan adalah Kelangan....lagunya Wandra. Haseeeek.

Saat Mbak Angel sudah mulai nyanyi, saya pun turun meninggalkan panggung, kembali duduk bersama keluarga yang sedang leyeh-leyeh di atas karpet, di bawah rindangnya tanaman markisa.

Mbak Angel nyanyi itu nggak cukup satu lagu. Dia minta nyanyi lagi. Judul lagunya Konco Mesra, lagunya Nella Kharisma.


Sementara saya mengajak Fatim untuk joget-joget mengikuti irama musik. Iya, saya membersamai seorang anak kecil berusia 2,5 tahun goyang-goyang berduaan di depan panggung. Setelah goyang-goyang di depan panggung, kemudian naik ke atas panggung untuk goyang-goyang lagi. Yongalaaaah 😅

Setelah Mbak Angel nyanyi, pemandu karaoke menawarkan para pengunjung untuk berkaraoke di atas panggung. Lalu, tiba-tiba pemandunya ngomong gini "Ayo mbaknya... karaoke mbaak... sini naik ke atas panggung... Mosok adik e nyanyi tapi mbak e ndak nyanyi... Mosok mek njoget-njoget tok Mbak ndek ngarepe panggung...."

Duh, itu yang dimaksud saya kah? 😅

Saya malu. Saya cuma bisa senyum-senyum nahan ketawa.

"Ayo mbak eee... ojok mesem-mesem tok... Ayo karaoke.."

Adyaaaa.... buyarlah dunia persilatan 😆

Sebenarnya saya pengen sih nyanyi... tapi hmm... saya pengennya nyanyi lagu Jaran Goyang. Etapi kan gimana gitu ya kalau ada cewek pake gamis nyanyinya lagu Jaran Goyang. Kan... nggak lucu... Apalagi dilihatin sama orang tua. Duh rusak lah reputasi saya nanti 😆  

Jelajah Pabrik Pengolahan Kopi Kakao

Setelah puas bermain-main dan leyeh-leyeh di taman bermain, saya dan keluarga melanjutkan perjalanan untuk diantarkan kembali ke tempat semula dengan naik kereta kayu. Siang itu, kereta langsung bablas ke lokasi semula, yaitu kawasan sekitar kantor dan outlet. 

Padahal biasanya pengunjung akan mampir dulu ke pabrik pengolahan kopi kakao. Tapi kalau mau jelajah pabrik ini harus jalan kaki. Sementara, saya membersamai keluarga yang usianya tak lagi muda. 

Jadi, saya merasa cukuplah untuk tidak turun ke pabrik, melainkan langsung kembali ke tempat semula.

Namun dulu saya juga pernah jelajah ke pabrik pengolahan kopi kakao. Seharusnya istilah yang saya kenakan bukan jelajah sih, melainkan jalan-jalan, hehe. Dengan didampingi pemandu wisata, para wisatawan diajak jalan-jalan mengelilingi pabrik pengolahan kopi dan kakao.


Di dalam pabrik, para wisatawan dapat melihat-lihat peralatan pengolahan kopi dan kakao, lengkap dengan teknisinya. 

Teknisinya yang sedang mengolah, membuat, dan mengemas kopi itu tidak sedang berpura-pura akting demi menyuguhkan drama pengolahan kopi dan kakao yang memiliki cita rasa berkualitas, melainkan karena memang tugas mereka sehari-harinya adalah seperti itu, hehe.


Wisatawan melihat proses pengolahannya ini dari balik jendela. Tenaaang, jendelanya besar banget dan bening banget. Jadi memang terlihat jelas bagaimana alat-alat itu berproses, juga terlihat pula bagaimana para karyawan bekerja dalam mengolah kopi dan kakao.

Menikmati Produk Olahan Kopi dan Kakao di Outlet

Outlet ini merupakan salah satu sudut yang paling ciamik di Puslitkoka. Biasanya menjadi jujukan orang-orang setelah berlelah-lelah melakukan tour garden atau jelajah kebun. Apalagi outletnya... ber-AC. Jadi cocok bangetlah buat mendinginkan badan, hehe.



Di dalam outlet, pihak Puslitkoka menjual beragam produk olahan kopi dan kakao, seperti kopi robusta, cokelat batangan, dsb. Pokoknya banyak deh. Saya sampai bingung milihnya karena saking banyaknya produk yang menarik perhatian. 

Oh ya, harga produk olahan kopi dan kakao yang dijual di sini adalah hmmm.... Ibarat kata, ada harga tentu ada kualitas dong. Tapi kalau pengen beli produk yang harganya terjangkau, tentu ada lah yaa...

Outletnya ini bukan outlet biasa, melainkan outlet yang sengaja didesain untuk menciptakan rasa aman dan nyaman. Outletnya ini mirip kafe, lengkap dengan baristanya. 

Produk olahan kopi dan kakao dikemas dan disajikan secara menarik dan berkelas, seperti puding, salad, es krim, sale, krim susu, truffle, dan masih banyak lainnya. Semua makanan dan minuman itu, berbahan baku kopi dan kakao. Tentunya, rasa sudah tidak diragukan lagi, dijamin enak dan lezat.


Outlet ini nggak menyediakan makanan berat. Seberat-beratnya makanan yang ada di outlet, paling cuma kentang goreng. Sedangkan kalau pengen makan makanan berat seperti mie goreng, nasi pecel, dll, bisa meluncur ke taman sebelah outlet. 

Di taman tersebut terdapat banyak meja dan kursi kayu, yang semuanya berada di bawah teduhnya pohon-pohon yang rindang. Mejanya luas banget, boleh banget kalau mau makan keroyokan di sana, hehe.

Etapi kalau membawa makanan dari luar, Inshaa Allah tetap diperbolehkan kok. Di dekat masjid disediakan tikar-tikar yang spesial digelar untuk tempat leyeh-leyeh keluarga, maupun tempat sebagai makan-makan bareng keluarga. 

Pokoknya Puslitkoka ini ramah banget untuk keluarga. Tentunya juga recommended digunakan sebagai tempat wisata rasa keluarga.

Sejarah Puslit Kopi Kakao Jember

Oh ya, ada hal yang harus teman-teman ketahui tentang puslitkoka. Puslit (pusat penelitian) kopi dan kakao ini dulunya bukan tempat wisata, melainkan perkebunan nusantara yang di dalamnya ada tempat penelitian tentang tanaman kopi dan kakao.

Puslit kopi kakao tersebut dikelola secara profesional untuk menginisiasi dan menyalurkan inovasi teknologi tentang kopi dan kakao untuk seluruh kalangan.

Banyak program yang ditawarkan di puslitkoka ini. Salah satu program unggulannya adalah Training Center. Biasanya Training Center ini diikuti oleh petani kopi, peneliti, barista, dsb. 

Topik pelatihan yang diberikan bermacam-macam dan dapat dipilih sesuai keinginan. Antara lain: uji cita rasa kopi, uji cita rasa kakao, teknik budidaya dan pengolahan kopi, teknik budidaya dan pengolahan kakao, pengelolaan organisme pengganggu tanaman kopi dan kakao, pengelolaan limbah kopi dan kakao menjadi pupuk dan sumber energi alternatif, pembuatan makanan cokelat, coffee roasting and blending, serta manajemen kafe, barista dan coffee brewing. 


Pelatihan tersebut diselenggarakan selama 3-4 hari dengan kisaran biaya pelatihan antara Rp 4.500.000,00 sampai Rp 6.000.000,00 per orang. 

Biaya program pelatihan sudah mencakup penginapan di mess tamu, makan 3x dan snack 2x, materi pelatihan, bahan praktek serta sertifikat. Selain program pelatihan tersebut, dilayani pula program Magang, Studi Banding, dan Wisata Pendidikan. 

Namun sejak pertengahan tahun 2016, puslit kopi kakao dikembangkan lagi menjadi sebuah objek wisata berbasis edukasi. Dari yang semula bernama Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI), kini bertambah menjadi Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP).

Eits jangan salah, CCSTP ini bukan berarti menggantikan ICCRI, melainkan CCSTP adalah objek tambahan di ICCRI. ICCRI ini fungsinya masih sama, yaitu sebagai tempat penelitian. 

Sementara, CCSTP nya itu yang menjadi objek rekreasi kita sebagai pengunjung. Istilah ICCRI dan CCSTP ini nggak begitu familiar, orang-orang lebih seringnya manggil Puslitkoka, atau malahan cuma nyebut Puslit doang 😆
---

Nah, gimana? Jadi pengen kan datang ke Puslitkoka? Ayok ayok main ke sini.... ke Jember... Boleh ajak keluarga, kawan, atau yang terkasih. Dijamin liburan akan terasa seruuuuuu 💃

Itulah cerita liburan saya bersama keluarga di Puslitkoka Jember. Tempat wisatanya recommended. Cocok banget dijadikan sebagai tempat wisata untuk keluarga. Yeeeeey.

Ah, saya pengen ke sana lagi. Kira-kira kapan ya?

Wassalammualaikum wr wb

Related Posts

18 komentar

  1. Pengen naik keretaanya tau kak Ros. Wkwk >_<

    Dan kopinya, boleh minta kah? Mau dong kopinya. Lumayan, buat begadang ngolah data skripsi dan nulis artikel blog. Yay ^_^

    BalasHapus
  2. Di rumahku juga ada pohon kakao. kalo lagi panen pasti langsung diserbu tetangga. tapi kakao memang bikin seger walau mungkin tidak mengenyangkan. he he.

    BalasHapus
  3. Wah, kudune nyanyi og.. Trs videone diupload ning kene.. haha

    Kok terlihat sepi ya sepertinya.,. Tida seperti long weekend kemaren..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. April 28, 2018 at 7:51 AM

      ojok... aku isin... soale lagu sing arep tak nyanyikno iku Jaran Goyang... kan bahaya nek orangtuaku tau... bisa turun reputasiku :D

      kita ke sana kan pas long weekend mas... ya jelas rame :D
      aku ke sana pas weekend biasa, ya outlet juga rame sih waktu itu
      tapi ada beberapa foto yang kuambil pas aku ke sana saat weekday

      Hapus
  4. Sensasi naik kereta kayu di tengah kebun kopi inilah yang pengin banget ngerasain ...

    BalasHapus
  5. kesini baru sekali aja, dan udah lamaaaaa banget. Paling enak kalo bisa ngicipi coklatnya dan beli langsung disana, enak

    BalasHapus
  6. Doain ya kesampaian kesana,kak Rhosh.
    Pengin juga nyobain sensasi minum coklat ditengah kebun coklat.

    BalasHapus
  7. Saya tertarik dengan kereta kayunya itu lo, sungguh asek dan menyenangkan pastinya. Keretanya unik dan mantap.

    BalasHapus
  8. Duh.. lengkap banget tempatnya.
    Alamnya segar, ada kereta kayu, ngasi makan rusa, ada pabrik juga.

    Bisa rekreasi dan belajar juga di sini, mantap banget deh.

    BalasHapus
  9. Aku ke sini dua kali apa satu kali ya? Lupa... oh satu kali ding! Tapi belum pernah coba naik keretanya huhu.

    BalasHapus
  10. emang iya ya kereta kayunya bikin penasaran buat di naikin, kayaknya seru banget, besok ah kesana, "dlm mimpi.." :D

    BalasHapus
  11. Ada tiga hal yang menarik perhatian.

    1. Tiket masuk 3.000 rupiah bisa explore seenak jidat gitu mantap banget!

    2. Ngasih makan rusa, sejak dua tahun ke belakang foto sama rusa lagi trend ya? :P

    3. Diliat dari emojinya, Kak Ros nulis postingan ini di smartphone? Kalau iya, gokil sih. PANJANG BENER! #Respect

    Anyway, emoji default dari Android dan iOS kalau dibaca di PC (khususnya PC warnet) emojinya jadi kotak kayak tahu gitu ya, tau cara ngakalinnya nggak? Pengin pasang emoji WhatsApp sih kalau bisa. :P

    BalasHapus
  12. Tiket 3000 dan parkir motor 2000 ribu, murah banget hehe, mantapp pemandangannya hehe

    BalasHapus
  13. Puslit itu kepanjangannya Pusat Penelitian? Tak kira itu nama asli gitu. Batinku "kok rodo aneh ya jeneg e?"....Ohternyata :D Daripada nyanyi jaran goyang, kan bisa itu ganti lagu yang ngga dangdut-dangdut banget, Ros. Ya katakanlah, Mimpi Manisnya si Dewi Persik. *sama aja keleus*

    Oh yang belum pernah maen ke Jember bisa ikutan lombanya kah? Ikutan ah *kemudian hanya wacana hahaha* Sukses buat lombanya Kak Ros! Kalau menang, hadiahnya siap buat ongkos jalan-jalan lagi di daerah Jember

    BalasHapus
  14. Aku mau ke sini belum jadi-jadi. Mainnya ke pantai mulu. Hahaha...

    BalasHapus
  15. Di Blitar ada nih tempat wisata macam ini, bedanya kalau di Jember kopi di Blitar cokelat. Namanya kampung coklat, ramah banget buat wisata keluarga 😊

    BalasHapus
  16. Aduh aku tergoda dengan pudingnya ituuu.
    Tulisannya komplit banget Ros, Jadi pengin ke Puslitkoka nih, naik kereta kayu, tapi nggak mau nyanyi, suara cempreng bikin pengunjung bubar hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar