Singgah di Tanah Cendekia, Buah dari Keikhlasan Pengharapan

28 komentar
Konten [Tampil]
man-ic-serpong

Assalammualaikum wr wb

Memiliki saudara kandung yang amat dekat, yang selalu disayang-sayang, lalu tiba waktunya untuk dilepaskan… itu rasanya saaangat berat.

Kalau sudah tiba masanya, kehendak sekecil apapun, tak dapat dicegah
Dulu, setahun lalu, ingin rasanya saya mengantar keberangkatan Adek. Tapi apa daya, semesta tidak mendukung 😓

Mobil sudah penuh. Terisi oleh Ayah, Ibu, Pakde, Bude, Adek, dan seorang sepupu. Memang masih ada 2 slot kosong, tapi slot itu diperuntukkan sebagai tempat barang-barangnya Adek.

Kami sengaja membawa banyak barang. Memenuhi segala perlengkapan dan kebutuhannya Adek. Karena belum tentu kami bisa menyambanginya lagi. Terlalu jauh. Hampir 1000 km jauhnya.

man-ic-serpong

Tidak hanya mobil yang tidak merestui saya untuk mengantar Adek ke tempat tujuan. Situasi kampus dan status akademik, juga tidak mendukung. Pada saat yang bersamaan, saya harus menanti jadwal sidang skripsi, berikut mengurus persiapannya 😥

Membuat saya menimbang-nimbang: bertahan di Jember, atau nekat berangkat ke Tangerang?

Sepertinya, bertahan di Jember adalah jawaban yang harus saya pilih. Masa-masa kritis penentuan jadwal sidang, menjadi alasan terkuat. Tujuannya, supaya tidak membayar uang kuliah lagi. Cukup 8 semester saja. Juga supaya saya benar-benar bisa mewujudkan penghargaan “summa cum laude”.

Maka, soal Adek, sudah saya ikhlaskan. Saya meyakini bahwa akan ada kabar baik setelahnya. Entah apa. Entah bagaimana wujudnya 😇

Ketika kita mengikhlaskan dan percaya pada kehendak-Nya, maka dijamin Ia tak akan mengkhianati permohonan hamba-Nya. Ia akan memberinya sama persis, atau dilebihkan.
Rupanya, jawaban dan penantian itu benar adanya. Tentu tidak mungkin sama persis. Melainkan Ia melebihkannya. Alhamdulillah 💕

Pada saat yang hampir bersamaan, banyak kabar baik berdatangan. Summa cum laude telah didapatkan. Waktu luang terbuka lebar. Tabungan hasil ngeblog yang jumlahnya lumayan, sudah berada di genggaman.

wisuda-unej

1 kabar gembira lagi yang menjadi puncaknya: sekolahnya Adek menyelenggarakan Open House. Menandakan bahwa kami diizinkan berjumpa setelah 40 hari lamanya tanpa komunikasi.

Iya, kami tidak diizinkan berkomunikasi dengan Adek selaku siswa baru. Ia dan teman-teman seangkatannya harus menjalani masa ta’aruf siswa baru. Sebuah agenda penggemblengan mental supaya tangguh di perantauan.

Memang ya, kesabaran berbuah manis. Kuliah tuntas, punya waktu luang banyak, dan bisa berangkat ke Tangerang dengan tabungan sendiri. Alhamdulillah… 💕

Fabiayyi' 'aalaa'i Rabbikumaa tukadzdzibaan…
Maka, nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?
Kami sudah membayang-bayangkan, berkhayal-khayal. Bagaimanakah perjalanan kami di pesawat? Bagaimana keseruan acara open house nanti? Dan bagaimanakah wujud Adek setelah 40 hari tak bertemu? Akankah semakin kurus ataukah menjadi gendut?😃

Ah, membayangkan seperti itu saja sudah membahagiakan ya. Apalagi bila sudah menjadi nyata. Aiiih, indahnya 💕

Pagi itu, 26 Agustus 2017, aula sudah riuh ramai. Sudah banyak Ayah Bunda yang datang. Acara akan segera dimulai pukul 8 pagi. Saya dan Ibu sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan Adek.


man-ic-serpongAcara dibuka dengan tari saman yang ditampilkan oleh siswi-siswi. Performa mereka sangat bagus dan sangat rancak. Selanjutnya, ada pembacaan tilawah oleh siswa-siswi dengan ragam bahasa, termasuk bahasa daerah dan internasional.

Kemudian, acara dilanjut dengan ramah tamah bersama Ustadzah Penny, kepala MAN Insan Cendekia Serpong. Mendengarkan beragam keunikan tingkah laku unik putra-putri yang harus lepas dari jangkauan manjaan para Ayah Bunda.


Lalu tibalah, saat yang dinanti-nanti oleh para Ayah Bunda, termasuk saya: kakaknya Adek. Rupanya, akan ada penampilan spesial dari putra-putri. Kira-kira mereka akan menyuguhkan performance apa ya? 😏

Kami menanti... menanti... dan masih menanti.

Skenarionya, siswi-siswi akan masuk ke panggung melalui pintu barat, sedangkan siswanya akan masuk melalui pintu timur. Saya sengaja tidak stand by di dekat pintu timur, khawatir Adek tahu bahwa saya juga hadir di acara tersebut.

ospek-man-ic-serpong

ospek-man-ic-serpong

Saya tidak bilang padanya bahwa saya akan hadir. Saya hanya ingin melihat ekspresinya Adek. Apakah akan berkaca-kaca, berderai air mata, atau bertahan dengan rasa rindunya yang sengaja ia tutupi? Ah, Adek... 😊

Kami masih menanti cukup lama. Para Ayah Bunda juga terheran-heran, kok anak-anak belum masuk panggung ya?

Tiba-tiba, terdengar lantunan lagu...

Teringat masa kecilku.... kau peluk dan kau manja...
Ingatlah saat itu... buatku melambung...
Di sisimu terngiang... hangat nafas segar harum tubuhmu...
Kau tuturkan segala... mimpi-mimpi serta harapanmu...  🎶
Saya dan para Ayah Bunda mencari-cari sumber suara itu. Riuh ramai saat itu. Yang nyanyi ada di mana ya? Di atas panggung enggak ada orang. Di belakang juga enggak ada. Di sisi kanan kiri juga enggak ada.

Kami semua sama-sama celingukan mencari sumber suara itu. Ternyata, sumber suaranya ada di lantai 2, tempat check sound dan lighting.

open-house-man-ic-serpong

Terlihat ada seorang siswi berseragam yang sedang memegang mikrofon. Ia bernyanyi. Baru sebait ia bernyanyi, sudah banyak Bunda yang terharu, teringat anak kesayangan mereka.

Tak berapa lama kemudian, dengan diiringi lagu milik Ada Band berjudul Yang Terbaik Bagimu, siswa-siswi memasuki aula dengan rapi. Mereka langsung membuat barisan di atas panggung. Melanjutkan nyanyiannya.

open-house-man-ic-serpong

Terdengar suara sesenggukan para Bunda semakin kencang. Mereka menangis mengharu biru. Aula pagi itu bergemuruh. Syahdu 😇

Enggak hanya para Bunda yang terharu, melainkan para Ayah juga. Apalagi diri ini... yang wanti-wanti supaya tidak menitikkan air mata, tapi enggak bisa... air mata memang sudah saatnya keluar.

open-house-man-ic-serpong

Mencoba tenang, saya pun berjalan menuju sisi timur, lebih mendekat ke barisan putra. Sudah ikhlas jika tidak melihat wajah Adek karena sebegitu banyaknya putra yang bodynya rancak. Sulit dibedakan. Saya langsung ambil posisi terdepan, untuk merekam momen itu.

Dengan kamera hape seadanya, saya merekam momen manis itu. Momen ketika para siswa menyanyikan sederet lagu, sebagai persembahan rasa rindu mereka selama 40 hari lamanya 💕

open-house-man-ic-serpong

Sambil merekam, saya juga berusaha mencari wajah Adek. Saya berharap Adek tidak berada di posisi paling belakang, supaya saya bisa menemukannya.

Lalu saya perhatikan lagi dengan seksama: masing-masing wajah para siswa. Saya mulai dari barisan paling depan.

Saya terkejut kegirangan, ketika melihat Adek yang ternyata berada di barisan paling depan. Nomor 3 dari kiri. Tak sampai 1 menit saya menemukannya 😃

open-house-man-ic-serpong

Saya senyum-senyum sendiri melihat Adek.

Lucu. Gemas 😙

Ada yang dirindu dari wajah itu. Ada yang khas di wajah itu. Ada yang aaaah... bisa enggak sih, saya langsung menarik Adek dan memeluknya saat itu juga?!

Sementara, Ibu duduk tak jauh dari saya. Ibu enggak tahu Adek berdiri dimana. Yang jelas, Ibu sudah menangis sedari awal. Mbrebes mili 😭

Saya... selalu meledek Ibu kalau Ibu menangis bombay macam ini. Ibu terlihat menggemaskan saat menangis sesenggukan. Rindu Adek, yang seringkali membuatnya jengkel 😅

open-house-man-ic-serpong
Ada beberapa lagu yang dinyanyikan. Lagu Bunda milik Melly Goeslaw, lagu Ayah milik Ariel, dan Yang Terbaik Bagimu milik Ada Band. Di sela-sela lagu, juga ada pembacaan puisi dari putra putri. Ekspresinya dapet banget, penjiwaannya oke banget 👍

Perasaan saya saat itu campur aduk. Ada rasa kangen, rindu, rindu banget, rindu berat, dan juga pengen towel-towel pipinya.

Saya juga ingin tertawa, melihat cowok-cowok gagah bernyanyi segitu melownya. Segitu syahdunya... 😇

Aduhaiiii.... sepertinya cuma MAN Insan Cendekia yang mampu membuat mereka jadi melow begini.

Setelah putra putri selesai menunjukkan performanya, mereka langsung turun panggung, lalu keluar dari aula. Para Ayah Bunda buru-buru berdiri. Lekas-lekas ingin menjumpai anaknya. Namun tidak diijinkan karena acara belum selesai.

Sekitar 10 menit kemudian, acara telah selesai. Diakhiri dengan pembacaan doa. Para Ayah Bunda diijinkan keluar aula untuk menemui putra-putrinya.

open-house-man-ic-serpong

Saat kami keluar dari aula, kami dikejutkan oleh barisan putra-putri di sepanjang jalanan MAN Insan Cendekia Serpong. Mereka berbaris rapi. Putri di kanan, putra di kiri 

Mereka memasang senyum terbaik sambil celingukan mencari wajah orang tuanya. Di genggamannya, terdapat sekuntum bunga mawar yang siap ia berikan untuk orang tua tercintanya 🌹

Mashaa Allah... manis nian anak-anak itu...

open-house-man-ic-serpong

Saya dan Ibu berjalan mencari Adek. Kami melangkah santai di jalanan penuh senyuman. Terlihat para Ayah Bunda mencari dimanakah wajah cakep anaknya saat itu.

open-house-man-ic-serpong

Ketika berjumpa, terlihat mata sang anak berbinar-binar. Keduanya tersenyum sumringah. Lalu segera cium tangan dan memeluk Ayah Bundanya. Mashaa Allah, indahnyaaaa.... 💕

open-house-man-ic-serpong

Saya melihat, para Bunda menangis terharu sambil memeluk anaknya. Ada para Ayah yang matanya berkaca-kaca dengan senyuman yang tersungging lebar. Juga ada saya, yang merasa semesta memberkati mimpi-mimpi saya 😇

open-house-man-ic-serpong

Melewati beberapa barisan putra-putri, saya melihat Adek di tengah barisan. Ia terlihat sedang mercing-mercing kepanasan sambil celingukan mencari sanak keluarga yang datang.

Saya yang melihat Adek lebih dulu, sengaja tak mendatanginya. Saya ingin tahu ekspresinya Adek kala menemukan saya dan Ibu 😆

Hihihi... lalu Adek menemukan saya. Dia kaget. Lebih tepatnya: kaget bahagia. Adek senyum-senyum melihat kami berdua. Berharap kami menghampirinya.

Namun saya dan Ibu menghiraukannya. Kami pura-pura tak mengenalinya. Membuat Adek jadi tertawa karena tahu bahwa ia sedang dikerjain 😆

Iya, saya dan Ibu sedang berdrama tipis-tipis. Adek paham tuh kalau kami sedang bercanda. Dia juga pura-pura enggak menyapa kami 😂

Lalu kami kembali mendatangi Adek. Enggak perlulah drama lama-lama.

Adek langsung cium tangan Ibu dan memeluknya. Kemudian ia memberikan bunga untuk Ibu. Adek masih senyum. Ya senyumnya begitu. Khas.

open-house-man-ic-serpong

Saya sengaja... enggak mendekati Adek. Mau ngecek, apakah Adek akan mendekati saya?😏

Tiba-tiba, Adek mengulurkan tangan tanda meminta peluk, sambil berteriak, "Mbak Ochaaaaa..."

Uwaaaaaaaaaaaaaaaw..... saya teriak histeris dan langsung memeluk Adek 😆

Aduhaiii... so sweetnya dua saudara ini. Yang satunya datar, yang satunya lebay enggak karuan. Perpaduan yang komplit.

open-house-man-ic-serpong

Di bawah langit dan mentari yang sedang tersenyum sejuk, saya, Ibu, dan Adek berjalan menuju asrama. Kami melewati barisan putra-putri yang sedang temu kangen dengan orang tuanya.

Iseng, saya bertanya, "Dek, nek misale onok wali murid sing gak teko, yo opo? Kembange dikekno sopo?" (Dek, kalau misalnya ada wali murid yang enggak datang, gimana? Bunganya dikasihkan ke siapa?

"Yo dikekno nang wali kelas", jawab Adek.(Ya dikasihkan ke wali kelas)

"Oooh, ngunu..."

Kasihan ya, gumam saya dalam hati.

Saya tidak sanggup membayangkan apabila saya berada di posisi itu. Menanti seseorang yang amat dirindukan, namun nyatanya tidak bisa hadir 😥

Dan ternyata, memang ada orang tua yang enggak datang. Alasannya, karena faktor rumah yang jauh dan biaya perjalanan yang tak terjangkau.

Saya semakin sedih, ketika melihat ada beberapa putri yang menangis karena orang tuanya enggak datang. Saya enggak tega. Ingin saya memeluknya. Lalu saya menahan diri. Ia sudah dipeluk oleh wali kelasnya, juga ditenangkan oleh para Bunda dari teman-temannya 💓

Kami melangkah santai, menyusuri jalanan dalam MAN Insan Cendekia. Saya menggandeng Adek. Iya, gandeng tangan. Adek saya yang sebesar ini, masih mau digandeng tangan oleh saya.

open-house-man-ic-serpong

Kami bertiga berjalan menuju asrama. Jalanan dari lapangan menuju asrama cukup jauh.
Namun siswa-siswi MAN Insan Cendekia Serpong sudah menata dan menghias jalanan sedemikian rupa. Semua sudut terlihat indah 🌈

open-house-man-ic-serpong

Kalau melihat ke bawah, maka akan ada tempelan kertas besar yang dibentuk bagaikan jejak. Jejak itu mewakili langkah anak-anak mengenyam ilmu di MAN IC. Kalau melihat ke atas, maka akan terlihat pernak-pernik ala pesta yang berwarna-warni.

Mereka sukses menjadikan setapak jalanan itu ceria, berwarna, dan berkesan. Membuat kami asyik dan nyaman banget saat ngobrol 😃

open-house-man-ic-serpong

Alhamdulillah... terima kasih telah memberikan ijin dan restu untuk saya hadir dalam pemandangan indah ini. Banyak hal yang saya petik dan saya semogakan. Saya merasa, langit penuh senyuman saat itu.

Indahnya hari itu... indahnya momen itu 💕

open-house-man-ic-serpong

Saya tidak akan pernah meminta momen itu terulang lagi. Rasanya akan berbeda. Jiwanya tak akan utuh.

Biarlah momen itu tetap menjadi kenangan manis. Yang tersimpan dalam memori, dan yang tercatat rapi dalam tulisan ini 💓

Lalu, biarkanlah waktu yang akan mengukir kenangan manisnya lagi. Yaitu ketika kami menjemputnya kembali. Sesaat setelah ia menyelesaikan proses belajar selama 3 tahun lamanya.

Semoga, wisuda nanti bisa menjadi momen yang mengharukan sekaligus membahagiakan bagi kami.

Mengharukan, karena keikhlasan kami telah tertunai dengan bekal jiwanya yang semakin menguat. Membahagiakan karena terkabulnya doa dan pengharapan kami selama ini. Yang terwujud dengan senyum merekah. Pertanda siap untuk menjadi insan bercendekia yang sesungguhnya 😇
wisuda-man-ic-serpong
Saya mewanti-wanti, saat wisuda nanti, tidak boleh ada satupun momen yang terlewat. Setiap momen yang berkesan,  harus diabadikan dengan sempurna.

Mengabadikannya tidak harus dengan kamera DSLR atau kamera digital. Kamera hape pun cukup. Asalkan memenuhi standar kualifikasi tertentu 👌

Saya enggak mau kejadian lama terulang lagi. Yaitu tidak sempat mengabadikan momen-momen terbaik, sehingga harus mengambil foto dan mencuplik video dari orang lain. Sebabnya, kamera yang kurang mumpuni.

Hal inilah yang mendasari saya, untuk terus berjuang dan berdoa. Supaya disegerakan mendapatkan hape impian. Untuk dibawa mengabadikan setiap momen berharga, yang tak akan terulang kembali 😄

Jauh-jauh hari, saya sudah mencari tahu tentang hape yang sangat bisa diandalkan untuk mengabadikan momen berharga. Saya mencatat kualifikasi standar yang harus dimiliki. Berikut adalah syarat utamanya:

✅ Kamera beresolusi tinggi dibekali teknologi AI
✅ Memori penyimpanan besar
✅ Performa cepat dan handal
✅ Tampilan desain yang elegan

Setelah menelusuri lebih jauh dari ulasan para blogger dan youtuber, kini saya tahu smartphone mana yang memenuhi 4 kualifikasi standar tersebut.

Huawei Nova 3i adalah jawabannya. Ia memiliki semuanya.

huawei-nova-3i

Pertama, ia memiliki 4 kamera beresolusi tinggi yang dibekali teknologi AI. Kamera depan beresolusi 24 MP + 2 MP, sementara kamera belakang beresolusi 16 MP + 2 MP. Hampir menyamai kamera DSLR.

huawei-nova-3i

Sementara, teknologi AI (Artificial Intelligent) membantunya untuk mempelajari pengaturan yang telah disesuaikan. Dengan sendirinya, ia akan mengaplikasi pengaturan secara otomatis setiap kali digunakan.

Misalnya, mampu mendeteksi jenis kelamin, usia, warna, dan tekstur kulit ketika akan berfoto. Selain itu, ia juga mampu mengatur kemampuan kameranya apabila pencahayaan sekitar sedang minim. Intinya, teknologi Quad AI Camera mampu membantu mewujudkan momen berharga seperti yang dimau.

Kedua, kapasitas penyimpanannya juara. Huawei Nova 3i merupakan smartphone termurah di kelasnya dengan storage 128 GB. Itupun masih bisa diupgrade sampai 256 GB.

huawei-nova-3i

Banyaknya foto dan video yang terabadikan, tentunya akan menguras isi memori penyimpanan. Saya tidak ingin bila harus menghapus foto video lama yang berkesan, hanya untuk mendapatkan foto dan video baru. Saya harus menjaga kenangan lama secara utuh, namun tak boleh melewatkan momen-momen yang akan datang.

Ketiga, ia tertanam chipset Kirin 710 dan GPU Turbo dengan RAM berkapasitas 4 GB. Dijamin enggak akan ngelag saat dibuat jepret-jepret seharian 📷

huawei-nova-3i

Selain itu, ia juga enggak akan membuat kita jengkel saat ngegame karena sudah dilengkapi dengan GPU Turbo. Biasanya nih, kalau sudah liburan, Adek akan menginstall beragam game berat di hape saya.

Keempat, Huawei Nova 3i disuguhkan dengan desain minimalis yang keren abis. Ada dua warna yang disuguhkan: hitam dan iris purple.

huawei-nova-3i

Hitamnya enggak hitam polos, melainkan tampak seperti ada guratannya. Sementara yang iris purple… wow… warnanya elegan. Gradasi warna dari ungu ke biru, membuatnya terkesan eksklusif.

Ia adalah jawaban dari mimpi-mimpi saya. Ia akan lekas berada di genggaman, untuk menemani saya mengabadikan setiap momen berharga dalam hidup.

Segala fitur yang tersemat dalam Huawei Nova 3i, adalah perpaduan yang sangat indah dan memuaskan hati 💕

Ia siap menampilkan foto video dengan sajian terbaik. Bersedia menjaga memori lama dan menangkap momen baru. Siap menemani pemiliknya untuk memanfaatkan dirinya dalam aktivitas produktif maupun hiburan.

Juga… ia selalu siap untuk dibawa kemana-mana karena penampilannya yang cantik dan elegan. Membuat pemiliknya tampak semakin berkelas 😎

Ia akan saya bawa saat Adek wisuda nanti. Menjadi pengabadian momen kala tuntasnya pengembaraan ilmu dan penempaan diri di tanah cendekia

man-ic-serpong

Semoga, Adek dan seluruh kawan-kawannya: putra-putri MAN Insan Cendekia, mampu menjadi generasi muda yang membawa Indonesia kepada kemakmuran dan kejayaan. Aamiin... 😇


Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Inilah catatan panjang, tentang momen yang saya rindukan di tanah cendekia. Saya merindukan tempatnya dan segala isinya.

Tanah Cendekia - a place to remember.

Lalu, kamu? Dimanakah tempat yang ingin disinggahi untuk menyesap rindu sekali lagi?

Wassalammualaikum wr wb 💕





Nb: Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway di blog nurulnoe.com 

Sumber gambar pendukung: website resmi Huawei dan googledrivenya (https://drive.google.com/drive/folders/15VBwZZ9b5QZJC9_IDwMBf6gKeSGb06cX)
Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

28 komentar

  1. Tak kira ini murni tulisan "cerita" doang, mbak. Panjang banget intro buat
    masuk ke part materi lombanya. Hehe. Itu orang tua yang nggak dateng ke acara
    open house di MA Insan Cendekia, apa banyak, mbak? Kasihan. Pas temen-temennya
    ketemu sama keluarganya, ee, ini cuma bisa ngasih bunga ke wali kelas. Sabar, dek *halah*

    Sama, mbak. Sampai sekarang saya juga masih pakai kamera smartphone buat mengabadikan
    momen - momen istimewa. Pengen juga punya si Nova 3i. Kameranya mantap! 24MP &16MP.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak banyak sih. Bisa dihitung jari. Tapi aku tetep gak tegaaaa 😭😭

      Hapus
  2. wah, sekolahnya di Madrasah aliyah Negeri, ya? sama aku juga sekolah di sana . temen2 cewekku cantik-cantik. he he. eh, malah bahas masa laluku.

    hmmm ... Mbak Ros, semoga artikelmu ini dapat hasil baik ya. aku berdoa demikian. semangat!!!!!

    BalasHapus
  3. Waaaaaaaaaaaaaaaah Insan Cendekia! Temen aku waktu itu di Gorontalo nya sih, keren!
    /tau gini dari temen hehehe xD

    Semoga adiknya ka Ros bener-bener bisa memanfaatkan belajar di sana dengan sebaik-baiknya, bisa meraup ilmu sebanyak-banyaknya. Habis itu ke IPB yah /apaansik wkwkw xD/.

    Tepat 5 hari setelah Idul Fitri kemarin saya juga melepaskan adik ketiga untuk belajar di tanah gersang Ngawi, sedihnya dia masih baru lulus SD ya Allah :')

    But now she's stronger than ever!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adek mintanya ke luar negeru, Zah 😂😂

      Uwaaaa congrats ya adiknya zahraaa
      Semoga baik2 saja di tanah rantau dengan usia dini 😇

      Hapus
  4. Kamera hp itu memang sudah paling gampang mengabadikan momen bahagia apalagi kadang sifatnya dadakan. Hp pasti siap. Makanya memang penting banget punya hp yang cakep performanya. Aku baper liat ortu anak berpelukan gitu. Hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyeeees.

      Wuah harusnya ada foto cium pipi bertiga. Gak aku upload sih yang ini 😂

      Hapus
  5. Kalau sekarang acara temu kangennya seru, bikin mewek barengan, jadi gak malu. Dulu aku pas gak di rumah lalu ortu ngunjungi, nangis sendiri. Diliat banyak orang lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uwaaaaa mungkin rasanya kayak gitu yaa
      Duh aku terharu 😷

      Hapus
  6. semoga bisa segera dapetin hp impiannya...

    kalau aku sih cuma ingin nyesap rindu ke Semarang

    BalasHapus
  7. Semoga dapat satu mba, biar bisa buat mengabadikan momen, sayangkan kalau sampai momen penting terlewatkan.

    BalasHapus
  8. Jadi ngebayangin perasaan siswa yang ortunya berhalangan hadir... hiks.
    Ah aku mengaminkan semua doa-doa yang ada disini...amiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih. Enggak tega


      Aamiin aamiin, makasih ya kak 💕💕

      Hapus
  9. Memgharukan ya Kak Ros, sudah jangan menangis lagi. Hehe... Kalau saya sih maunya ke Jogja, kota yang hangat dan selalu memiliki magnet rindu entah kenapa. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga pengen ke Jogja. Pengen main di sana bareng kekasih hati
      Cieeeeeh 💕💕

      Hapus
  10. Momen diatas udah bikin baper aja, sampe bawah jadi mupeng. Hehe

    Semangat ya buat adeknya mba Rosh.

    BalasHapus
  11. Huaa mewek aku baca adegan pas pada nyanyi Bunda. Enggak kebayang kalau anakku sudah besar dan jauh sekolahnya, hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huuu aku ikutan nyanyi, terus lanjut nyanyi sambil mbrebes mili.
      Jadinya tulisan selanjutnua gak kubaca-bacaaa 😂😂

      Hapus
  12. Aku mulai "jatuh cinta" sama MAN Insan Cendekia Serpong saat lihat dari awal sampai akhir lomba Olimpiade Indonesia Cerdas di TRANS TV.
    Jadi berkhayal, bisa gak ya anakku sekolah di sana? Hehe.
    Btw aku juga pengen lah punya Huawei Nova 3i itu. Cakep!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga ya kak, anaknya bisa sekolah di sana

      Huaweinya cakep ya. Cocok diajak jalan 😂

      Hapus
  13. Makanya aku kayak dejavu.. rasanya pernah baca sepintas cerita mirip ini.. eh rupanya di blognya Ros jg.. kisah ttg sekolah adeknya..xixixxi btw moment moment seperti ini memang ga boleh luput. Harus diabadikan.. apalagi pakai hp Huawei yg emang kece badai specknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. Saking berkesannya, sampai kutulis ulang

      Yang dulu itu kan sampai tumpuk 5 episode 😂😂

      Hapus
  14. Wah jauh ya mbak sekolahnya si adek. Ikut terharu dengan perjumpaan ortu anak.
    Eh ini sekolahnya jangan2 masih satu yayasan sanma sekolah TK anakku dulu. Namanya sama soalnya.
    Gud lak ya lombanya :D

    BalasHapus

Posting Komentar