Alhamdulillah Terlewati Sempro Tesis

2 komentar
Konten [Tampil]
Assalamualaikum wr wb

S2 pun juga harus mengalami fase tugas akhir. Harus melaksanakan juga yang namanya seminar proposal, seminar hasil, dan sidang. Hampir enggak ada bedanya sih. Mungkin yang membedakan hanyalah kedalaman materi.

...dan menurut saya tesis saat S2 ini sulit banget. Tantangannya banyak. Apalagi kita yang muda-muda menempuh S2, cenderung diremehkan, harus diberi tantangan yang bisa membangun mental, dsb. Ya pokoknya harus kuat-kuat mental banget. Harus mau bertahan dan berjuang sampai akhir.

Terseok-seok banget. Masalah beragam. Belum lagi masalah di luar kampus. Terkait kerjaan, ataupun urusan keluarga. Wuah banyak macamlah.

Tapi selama kita yakin bahwa kita mampu melewatinya, ya Inshaa Allah aman-aman aja. Sebab, Allah enggak akan memberi beban yang melebihi kemampuan hamba-Nya.

Alhamdulillah, kemarin... Selasa, 26 November 2019, saya sudah melaksanakan seminar proposal tesis.


Saya tergolong terlambat sih untuk melaksanakan sempro. Baru sempro pada bulan ke-5. Molor 4 bulan dari jadwal yang sudah saya agendakan. Gila ya molornya.

Sebab molornya ini ya sederhana: karena saya tidak segera dalam mengambil keputusan. Ragu. Pakai model yang mana ya? Pakai model ini kali ya? Persamannya yang mana ya? Pakai tipus yang mana ya? Udah lengkap atau belum ya? Dosennya bisa kapan ya? Kapan bisa menghadap dosen ya?

Keraguan-keraguan itu bertumpuk. Tidak segera memutuskan. Yang ada malah ditunda untuk mengambil keputusan.

Ya gimana. Kami memang harus melangkah dengan baik-baik. Enggak boleh teledor. Ya meminimalkan teledor lah. Biar enggak parah-parah banget.

Namun pada akhirnya... saat sempro... wuah abis sudah. Diabisin dosen.

Kalau dihabisin oleh dosen penguji sih wajar ya. Apalagi ini dosen-dosen pengujinya kalau ngomong ya agak selow, Alhamdulillah...

Tapi kalau dihabisinnya oleh dosen pembimbing, uaduh perkara beda ini. Apalagi beliau yang ngusulin judul, lalu menghina-hina saya atas judul tersebut. Kan kudu takremet ae raine.

Ya kasus dosen ini memang begini sih sifatnya. Saat membimbing ya enak-enak saja. Santai. Terserah dah mau gimana. Gampang dapat ACC. Tapi saat seminar proposal, wuah dihabisin tanpa mengingat-ingat bahwa si penyaji adalah anak bimbingannya.



Kasus ini ternyata, enggak cuma terjadi di saya. Dialami oleh Mas Wawan dan Mas Erwan juga. Habis dah. Ya gitu dah. Bikin stres sih. Tapi untungnya ada teman-teman yang selow sehingga meringankan pikiran saya yang udah stres saat itu.

Ya Alhamdulillah punya teman-teman yang baik. Yang saling support.

Salah satu kejadiannya, saat dapat pertanyaan dari penguji. Ditanyain model itu apa. Saya enggak tahu jawabannya dong. Enggak pernah juga mendefinisikannya secara eksplisit. Jadilah dibantu sama teman-teman. Ngasih tahu jawabannya dengan peragaan mulut. 3 orang loh yang bantu. Tapi saya enggak mampu menangkap maksud mereka. Maaf yaaaa, hahaha.

Yaudahlah, habis-habis dah saya saat sempro. Performa sempro saya saat S1 lebih baik daripada S2 ini. Hahaha. Yaweslah. 

Ya meski dihajar habis-habisan, minimal ada sesuatu yang menyelamatkan saya. Ada harapan yang terkabul. Yaitu penyederhanaan skema penelitian saya. Dari yang awalnya 3 model, menjadi 1 model. Dari yang awalnya se-DAS, menjadi lingkup sub-DAS.

Memang sih, saya menunggu keputusan ini saat sempro. Sengaja memang. Supaya konsep tesis saya diputuskan saat sempro. Biar jelas semua. Biar sepakat semua. Ya Alhamdulillah terwujud.

Yang enggak terwujud ya itu, saya belum benar-benar bisa menjawab pertanyaan dari para dosen. Serta harus merombak proposal bab 1 2 3 saya dikarenakan konsep penelitiannya berubah. Otomatis saya harus nambah semester. Bayar UKT cuy. Bayar sendiri. Enggak dapat beasiswa lagi.

Tapi Alhamdulillah, setiap kejadian kan pasti sudah diatur ya. Termasuk rezeki untuk membayar UKT tersebut. Alhamdulillah... Inshaa Allah selalu ada jalan bila diperjuangkan...

Oh ya, saya berterimakassih banyak kepada teman-teman yang telah menemani saya saat sempro. Huuu, tanpa kalian, sepi lah foto sempro saya, hahaha.



Ya masa' cewek-ceweknya cuma difoto sekali. Kan jadi enggak ada pilihan untuk memilih foto terbaik. Yaelah

Spesial thanks untuk temen seangkatan: Mbak Ica, Mbak Amek serta dedek Erdo yang udah menyempatkan hadir. Semoga kita sama-sama dimudahkan ya untuk melakukan penelitian.


Akhir kata, ya semoga saya dan teman-teman dimudahkan untuk menyelesaikan tesis. Supaya lekas berpijak untuk menghadapi perjuangan baru, hohooo..

Terima kasih atau dukungannya...

Wassalamualaikum wr wb 💕

Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

2 komentar

  1. Selamat y mbak. Aku kuliah aja g mulai2. Hehe

    BalasHapus
  2. Lanjuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuttttkaaaaaaaaaaaann!!!!
    Jangan kasih kendor kak! Wehehe.
    Kalau S2 maksimal berapa semester kak?

    Kalau kata temen kampusku gini ke aku: kamu ngapain lulus 4 tahun pas? Itu namanya prematur. Kita kan dikasih jatah 10 semester.

    Ya kaliii wkwkw, kalo UKT gratis mah mungkin gapapa, soalnya aku menikmati kuliah. Lah tapi kan bayar, mana mauu xD

    BalasHapus

Posting Komentar