Pertanyaan Seputar Nikah Muda

Konten [Tampil]

Assalamualaikum wr wb

Berbicara mengenai nikah muda itu seru ya. Banyak banget hal yang bisa dikaji. Sebab, nikah muda ini termasuk salah satu hal yang tabu di mata masyarakat. Sebab, umumnya orang-orang menikah pada saat yang tepat. Dan tidak ada istilah nikah terlalu muda atau terlalu tua.

Namun kali ini saya akan membahas nikah dalam konteks nikah muda. Yaitu rentang antara usia 17-22 tahun. Kira-kira seusia anak SMA hingga yang duduk di bangku kuliah lah. Itu kan usia-usia baik untuk mereka mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.

pertanyaan nikah muda

Pertanyaan Seputar Nikah Muda

Saya akan sharing beberapa pertanyaan seputar nikah muda, apabila ada yang mempromosikanmu untuk nikah muda. Misalnya, ada orang yang bilang padamu bahwa dia telah melalukan nikah muda, namun bergejolak di hatimu dan terbersit beragam pertanyaan di otakmu, maka inilah kira-kira perwujudannya.

Kira-kira pertanyaan tentang nikah muda tak jauh-jauh dari berikut ini:

1. Memangnya kamu punya apa kok sudah berani nikah muda?

Biasanya dia akan menjawab: enggak punya apa-apa sih, tapi cukup. Intinya, nikah itu nggak butuh modal, emangnya mau bikin toko? 

Nah kalau jawab kayak gitu, tanya balik: emang kamu kerjanya apa?

2. Memangnya kamu sudah punya kerjaan tetap?

Biasanya dia akan menjawab: enggak penting punya pekerjaan tetap, yang penting tetap punya penghasilan. Rezeki itu dari Allah. Allah akan menjaga hamba-Nya yang giat bekerja.

Nah kalau dia jawab begitu, enggak usah tanya balik. Jawabannya Inshaa Allah sudah bener, hehe.

3. Kamu enggak nunggu mapan dulu baru nikah?

Biasanya dia akan menjawab: nikah kok nunggu mapan, nunggu kaya, nunggu sejahtera. Kebalik tuh. Segera nikah, biar segera dimapankan, dikayakan, dan disejahterakan.

Nah kalau jawab kayak gitu, tanya balik: memangnya finansialmu sudah stabil? Sudah punya dana darurat? Sudah memenuhi cita-cita atau kebahagiaan orang tua?

4. Kamu sanggup nafkahin istrimu sedangkan urusan perekonomian pribadimu belum stabil?

Kalau dia jawab begini: hah? Usia mudanya dipakai ngapaian aja tuh?

Jawab aja begini sambil ngegas: kaupikir saya waktu muda pake narkoba? Hah? Enggak semua orang punya previllage yang sama kayak kamu ya. Aku masih ingin fokus mewujudkan cita-citaku. Masih bantu-bantu orang tua. Masih ada tanggungan biayain adik. Kaupikir semua orang kayak kamu yang gampangan nikah muda begitu?

Ebuseeet, saya ngegas amat dah kalau njawab. Ya gimana yak. Sebel sih. Karena ada sebuah akun yang membahas seputar nikah muda dan dia pro nikah muda. Nah, jawaban-jawaban pelaku nikah muda yang saya contohkan di sini, saya ambil dari akun tersebut. Jadi di sini saya seakan-akan menjawab atau memberi umpan balik tentang apa yang sebaiknya dikatakan (tentu versi saya)

5. Kamu kan belum lulus kuliah, kenapa tiba-tiba nikah muda?

Biasanya dia akan menjawab: emang sejak kapan syarat nikah pakai ijazah?

Nah kalau jawab kayak gitu, tanya balik: kamu tidak ingin belajar bersama orang-orang hebat di dunia perkuliahan? Kamu tidak ingin menambah skill dan relasi di kampus? Kamu tidak ingin mewujudkan cita-cita orangtuamu yang ingin anaknya berpendidikan tinggi?

6. Kamu enggak pengen nikah usia 25-30 gitu?

Biasanya dia akan menjawab: seumpama laki-laki atau perempuan menikah usia 30, maka anaknya lulus kuliah, udah berapa tuh usia si bapak? Yup, lebih dari 50 tahun. Kalau nikahnya usia 20 tahun, maka usia 40 tahun sudah bisa gendong cucu tuh.

Kalau dia jawab gitu, serang aja begini: memangnya kebahagiaan orang tua usia 40-an hanya sebatas menimang cucu? Enggak jugalah. Mereka justru mendambakan anak-anaknya mampu mengangkat derajatnya lebih tinggi. 

Mampu mengajak mereka menjelajah ke tempat-tempat yang mereka inginkan, misal jalan-jalan ke luar negeri atau pergi haji. Dan enggak pernah ada yang salah bila seseorang menikah usia 30 atau 40. Barangkali jodohnya baru bertemu saat usia segitu.

7. Menurut kamu, apa sih perbedaan besar antara pacaran dengan nikah muda?

Biasanya dia akan jawab: Pacaran rawan maksiat. Nikah rawan rahmat.

Kalau dia jawab begitu, maka no debat. Emang bener kok, haha. Tapi yang dibahas nikah mudanya ya kan.

Kalau dia jawab begini: nikah itu udah halal semuanya. Bebas mau ngapain aja.

Maka jawab aja begini: kau pikir nikah itu cuma menghalalkan zina? Nikah itu perkara masa depan dan kebahagiaan 2 orang yang terlibat di dalamnya.

8. Bukannya psikis pasangan muda itu labil ya?

Biasanya dia akan jawab ngegas begini: makanya buruan nikah biar segera stabil

Gas balik aja begini: apaan? Dimana stabilnya? Yang ada malah enggak bisa memberikan keputusan terbaik karena belum mampu memanajemen emosinya sendiri. Sebab, orang-orang muda itu emosinya meluap-luap, masih ingin memaksimalkan kebahagiaan dengan melupakan kepedihan, bukan memaksimalkan kebahagiaan dengan mengatasi kepedihan. Itu beda.

9. Apa sih enaknya nikah muda?

Kalau dia menjawab begini: bocoran nih ya, Ibu saya dulu nikah usia 17 tahun, sekarang di usia beliau yang baru 42 tahun, beliau udah tenang karena anak-anaknya udah lulus kuliah bahkan anaknya yang paling imut ini udah berani berumah tangga.

Jawab balik aja begini: tapi kasihan juga ya beliau, masa-masa remaja bukannya seneng-seneng main sama teman-teman, malah ngurus bayi yang mana biasanya mentalnya belum siap. 

10. Nikah muda itu rawan perceraian loh, karena kondisi emosional dan finansial yang masih belum cukup.

Kalau dia cuma jawab begini: udaah, jangan banyak alesan, diketawain sama Ibu saya yang nikah muda tuh.

Maka jawab balik begini: eh Anda juga diketawain ya sama Taqy Malik – Salma Fina yang nikah muda tapi usia pernikahannya cuma 2 minggu. Diketawain pula tuh sama kakek nenek dan orang-orang di kampung yang belibet banget punya anak nikah muda tapi masih ngerepotin orang tuanya. 

Nikah itu bukan perkara usia, melainkan kesiapan lahir batin

Kesimpulan

Jadi teman, kamu menikah bebas-bebas aja. Enggak terpaut usia. Tidak melulu nikah muda menyenangkan. Kamu masih bebas mengejar mimpimu. Selama orang tua tidak menuntutmu untuk menikah muda, maka pergilah. Terbanglah tinggi menggapai mimpimu tanpa ada distraksi orang yang belum jelas akan membahagiakanmu atau tidak.

Bahagiakan dirimu sendiri dulu. Rasakan sensasinya. Kalau merasa sudah cukup, maka berbahagialah bersama orang yang ingin berbahagia bersamamu

Wassalamualaikum wr wb

Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

Posting Komentar