7 Fakta Unik Lamaran Nikah Madura

23 komentar
Konten [Tampil]

 Assalamualaikum wr wb

Yey, tadi sore saya mendapatkan kesempatan spesial untuk menyaksikan lamaran pernikahan adat madura. Atau singkatnya disebut lamar nikah Madura. Memang ya, untuk acara nikah-nikah seperti ini, adat Madura agak berbeda dengan adat Jawa. Kalau adat Jawa, nanti lain waktu saya ceritakan ya, kalau saya sudah mengalami, haha.

Yang sekarang hendak saya ceritakan adalah prosesi lamaran untuk adat Madura. Kebetulan, karyawan Ibu yang dilamar ini menggunakan prosesi adat Madura. Kalau si dianya sendiri sih nggak bisa madura ya, sama kayak saya, haha. Namun lingkungannya pada bisa Madura. Kebetulan juga keluarga calon suaminya juga Madura. Jadilah prosesinya pakai adat Madura.

Pernikahan Madura Ternyata Seunik Ini!

Sebelum pernikahan dilakukan, biasanya akan ada proses lamaran. Entah lamar tunangan atau lamar nikah. Tergantung penentuan tanggal antar kedua belah pihak. Boleh nikah siri terlebih dahulu atau nikah resmi, sekali lagi tergantung kesepakatan. Namun alangkah lebih baik bila langsung nikah resmi.

1. Diawali dengan Memberi Ngin-Angin

Hal yang pertama kali dilakukan adalah ngin-angin atau memberi kabar. Laki-laki yang akan melamar akan diminta untuk memberi kabar, sejauh mana si pihak laki-laki akan diterima oleh pihak perempuan.

Biasanya si pihak laki-laki datang ke rumah keluarga perempuan sambil mengajak orang tuanya atau sesepuh yang dipercaya untuk mengabarkan maksud baik. Ya pakai baju biasa saja seperti menerima tamu saat lebaran. Biasanya kenalan sedikit, menyampaikan maksud, ngobrol untuk saling kenal, sekaligus menentukan tanggal lamaran.

Makanan yang disajikan ya cemilan biasa saja seperti menerima tamu. Pihak laki-laki nggak bawa apa-apa juga boleh kok. Lah wong cuma bertamu dan memastikan tanggal lamaran. Ntar rame-ramenya saat lamaran dan waktu nikahan.

2. Bilangnya 5 Orang, yang Datang 5 Mobil

Pada tanggal yang ditentukan, pihak laki-laki akan datang ke rumah pihak perempuan. Dikarenakan kekerabatan suku Madura itu kuat banget ya, saudara dan para tetangga akan diajak semua. Rame banget dah. Bahkan saudaranya saudara akan diundang untuk menyaksikan prosesi lamaran itu. Bisa 50 orang atau 100 orang yang akan menghadiri prosesi lamaran.

Kalau kamu adalah pihak perempuan, coba deh nanti tanya ke pihak laki-lakinya (sebelum hari H ya), tentang jumlah undangan yang kira-kira akan datang. Kalau dia menjawab "5 orang" berarti maksudnya 5 mobil yang mungkin mencakup 50 orang. Di antara 5 mobil itu, kemungkinan besar akan ada 2-3 elf. Yakin deh, begini memang tradisinya. Hahaha.

Pada hari H, pihak laki-laki beserta kerabatnya akan datang ke rumah perempuan. Kalau rumahnya kecil, mungkin bisa disiapkan terop atau tenda ya. Biasanya juga ada sound system sih, biar suaranya terdengar jelas oleh para tamu undangan dari ujung ke ujung.

3. Hantaran Lamaran Pernikahan Madura

Para kerabat laki-laki akan membawa hantaran lamaran. Hantarannya macam-macam. Biasanya yang utama ya 1 set pakaian perempuan, sepatu, tas, 1 set alat mandi, 1 set alat kecantikan, dsb. Biasanya juga ada kue-kue, mulai dari kue tart, kue lapis, dsb. 

Kalau laki-laki melamar, biasanya ada hantaran spesial yang nggak boleh terlewatkan, yaitu telur. Entah kenapa dah wajib bawa telur. Kalau perempuan membalas lamaran, biasanya harus membawa ayam yang metatang (dibuka lebar-lebar tuh loh badannya, posisinya telentang).

Biasanya ada kue wajib yang nggak boleh ketinggalan, yaitu tetel dan dodol. Sebagai simbol untuk menujukkan pengharapan si pasangan tersebut awet lengket kayak tetel atau dodol.

Sungguh deh di lamaran Madura banyak banget hantarannya. Bisa 10-20 hantaran. Jumlah sebanyak ini, biasanya nggak diambil dari gocek pribadi kok. Melainkan dari saudara atau tetangga yang memberi. Mereka memang akan memberi sebanyak itu. Dengan catatan, apabila mereka mengadakan kegiatan serupa, mereka akan diberi yang setimpal. Jadi, urunan gitu lah konsepnya.

Barang bawaannya tuh banyak banget. Kalau di lamaran yang saya datangi ini barangnya ya lebih banyak ke kue-kue sih. Tapi kalau udah di kalangan yang tajir banget, hantarannya ini bisa berupa kasur, wajan, lemari, sepeda motor, dan sebagainya. Orang Madura kalau kaya dan merasa dibaikin, maka dia akan membaikkan banget kepada sesamanya.

4. Makan Dulu Sebelum Prosesi Lamaran

Ketika pihak laki-laki datang, akan dipersilakan untuk masuk ke dalam rumah dan akan langsung disilakan makan. Iya, makan dulu ges sebelum acara. Biasanya makanannya rawon, capjay, ayam, telur, dsb. Bisa prasmanan atau piringan. 

Eh tapi adat ini berbeda-beda setiap daerah ya. Kalau di Bondowoso dan Jember, acara prosesi dulu, baru makan-makan. Entahlah mengapa berbeda dengan yang di Lumajang ini. Makan dulu. Hahaha.

Mungkin sejarahnya dulu maksudnya menjamu tamu yang datang dari jauh untuk makan terlebih dahulu. Sebab melakukan perjalanan itu kan bikin lapar ya. Makanya acara makan-makan didahulukan, biar enteng beban pikiran saat prosesi lamaran.

Kalau lamaran yang saya datangi ini, rumah calon pasangan ini nggak jauh sih sebenarnya. Cuma terhalang jalan raya saja. Palingan cuma beda 1 km, haha. Hanya saja saat kami berangkat, kami lewat jalan memutar, ya kurang lebih 2 km lah, hahaha.

5. Acara Prosesi Lamaran

Usai makan, maka masuklah ke acara yang sebenarnya yaitu lamaran. 

Akan ada sesepuh atau tetua yang mewakili kerabat laki-laki, bisa bapaknya, pakdenya, kakeknya atau ustaz dekat rumah. Biasanya beliau adalah orang yang disegani sehingga dipercaya untuk menyampaikan maksud.

Setelah sesepuh dari pihak laki-laki selesai menyampaikan maksud kedatangannya, maka dilanjutkan dengan sesepuh dari pihak perempuan. Beliau akan menyampaikan terima kasih atas kedatangannya, menyambut maksud baik, dan selanjutnya menanyakan kepada pihak perempuan apakah mau dilamar oleh laki-laki tersebut?

Biasanya jawabannya "mau" karena sudah disepakati ya hingga terjadinya acara lamaran ini. Setelah itu lanjut doa. Kemudian pamit pulang.

6. Membalas Lamaran Madura

1 minggu kemudian, pada hari yang sama diadakanlah acara membalas lamaran. Pihak perempuan akan membalas lamaran kepada pihak laki-laki. Datang ke rumahnya bersama rombongan yang jumlahnya tidak jauh berbeda.

Ketika datang, akan disambut dengan mercon atau kembang api untuk menyemarakkan suasana. Menandakan bahwa ada tamu datang dan semua keluarga berkumpul untuk menyalami para tamu undangan.

Setibanya di rumah, akan langsung dijamu makanan dan harus makan saat itu juga. Dinikmati saja. Biasanya enak-enak kok. Ah tentu saja, bawa hantaran juga ya. 

Usai makan, maka memasuki acara inti. Sesepuh dari pihak laki-laki, akan berbicara terlebih dahulu selaku tuan rumah. Saya nggak tahu sih, tadi sesepuhnya bicara apa. Pakai bahasa Madura euy, madura halus juga, kan saya nggak paham ya, haha. Tapi kayaknya ada pantun-pantun, nasehat-nasehat, dan guyonan untuk menyegarkan suasana. 

Setelah sesepuh tuan rumah berbicara, maka dilanjutkan oleh sesepuh dari pihak perempuan. Menyampikan bahwa niat baik harus ditanggapi dengan baik, mari saling menjaga kedua belah pihak untuk pada jalannya alias tidak kelewat batas, dsb.

7. Sangon atau Memberi Sangu Kepada Calon Pengantin

Kemudian memasuki acara terakhir, yaitu sangon. Membuat saya terheran-heran, acara apa sih ini sangon? Ngasih sangu?

Eh beneran dong ngasih sangu kepada calon pengantin. Saat itu ditatakan meja dan 2 kursi untuk duduk calon pengantin. Di depannya ada meja dengan selembar kain yang dibentangkan.


Lalu MC memulai aba-aba untuk memberikan sangu. Ngasih sangunya live loh. Langsung aja gitu. Jadi saudara-saudara datang ke meja itu sambil meletakkan uang. Entah 10ribu, 20ribu, 100ribu. Biasanya yang ngasih banyak itu bapak dari pihak laki-laki. 

Kadang-kadang ngasihnya nggak cuma uang, ada yang ngasih perhiasan seperti cincin, gelang, kalung, dan sebagainya. Biasanya makin banyak ngasihnya, maka akan dianggap memiliki strata paling tinggi. 

Ntar MC-nya sambil ngomong terima kasih, kadang juga sambil nyebutin nama yang ngasih. Jadi acaranya seru dan ramai, haha.


Eh barang yang dikasihkan saat sangon ini berbeda dengan barang hantaran loh ya. Kalau hantaran diberikan di awal acara saat memasuki rumah. Sedangkan sangon ini diberikan untuk menutup acara.

Biasanya uang atau barang hasil sangon tersebut akan digunakan untuk keperluan perempuan. Kalau hendak dibuat modal nikah juga nggak papa.

Hihi, lucu ya. Baru kali ini saya melihat lamaran budaya Madura. Saya dan Ibu terkekeh-kekeh melihatnya. Lucu dan unik juga ya.

Namun tentu saja, budaya lamaran di Madura itu beda-beda, karena Madura itu banyak jenisnya euy. Ada Madura Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Jember, Probolinggo, Lumajang, dan sebagainya.

Kesimpulan

Kalau yang saya ceritakan ini tadi adalah lamaran Madura di Lumajang. Hampir sama dengan yang di Bondowoso. Bahkan kalau yang Maduranya kental banget, atau masih tradisional banget, akan ada sajian gending dari gamelan. Unik-unik wes pokoknya.

Gimana? Kamu tertarik juga untuk menyaksikan lamaran budaya Madura? Kalau ada saudara atau kerabat yang lamarannya pakai adat Madura, ikut aja. Seru kok. Memperkaya wawasan kebudayaan.

Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

23 komentar

  1. Wewww, kebayang itu kalo dibilang yg datang 5 orang, trus bener2 cuma menyajikan hidangan untuk 5-20 orang, kan yo gupuuhh mbaaa kalo yg datang sak bajeg qkqkkqk

    Tapii memang unik ya. Di sinilah kearifan lokal yg sebenernya.
    Super seruuu kalo kita mau memahami budaya org lain

    BalasHapus
  2. wah budaya yang unik dan menarik sekali yaa, kebayang heboh dan ramenya itu pas sesi sangon, disebutin sama MC-nya mau gak mau kasih yang gak bikin malu dong hahahha

    BalasHapus
  3. Menarik ya?
    Jadi pingin lihat langsung, Apalagi ada ayam mengkangkang gitu sebagai balasan hahahaha

    Padahal saya pernah surprise lihat lamaran di Pekalongan, ternyata ini lebih rame lagi

    BalasHapus
  4. Baru lamaran aja yang datang serame itu, 50-100 orang, gimana pas nikahan? :D
    Tapi itu udah tradisi ya, keluarga dan tetangga menyambut gembira, sampe datang rombongan saking senangnya.
    Tradisi datang ramean dan bawa hantaran entah sebagai oleh-oleh atau syarat bawaan bila lamaran, masih lestari sampai sekarang, di banyak daerah.

    BalasHapus
  5. wah unik ya adatnya. Ada berbalas lamaran juga. Baru lamaran aja udah bisa 5 mobil rombongan yang datang, kalau acara nikahannya pasti bisa lebih banyak lagi ya.
    Seneng ya calon pengantinnya, baru lamaran aja udah dapat sangu uang dan perhiasan juga. Bisa buat modal acara perayaan nikah nih.

    BalasHapus
  6. Waalaikumssalam Wr. Wb.

    MashaAllah uniknya budaya di tanah air kita ya. Ragamnya banyak dan memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Saya ngakak waktu baca tulisan yang bilang datang 5 orang taunya yang sampe 5 mobil hahahaha. Padahal ini baru lamaran ya. Terus gimana dengan prosesi pernikahan sendirinya? Pasti lebih seru lagi.

    BalasHapus
  7. Wkwwkkw ngakak aku, mereka makan dlu y..hahaha tp itulah budaya...unik..namanya jg indonesia

    BalasHapus
  8. Setiap daerah selalu punya ciri khas yg unik ya kalau terkait acara sakral ini.

    Aku aja yg kadang masih satu daerah aja tetep kaget, "loh kok gini" Hihihi tapi yaudah sih yg penting kenyang #eh

    Dan pas baca tentang lamaran nikah di Madura ternyata makin kaget, aku kurang main banget hehe

    BalasHapus
  9. Setiap daerah punya budaya unik ya, aku jadi tertarik pengen liat sendiri acara lamaran budaya Madura.
    Kebayang rame dan seru yaa, calon pengantin benar benar harus persiapan banyak makanan dan juga tempat yaa...

    BalasHapus
  10. Tiap daerah pasti ada keunikan ya dalam prosesi lamaran. Apalagi yang poin nomor 4, hehe. Semoga tradisi kebudayaan lokal ini terus dilestarikan agar tidak hilang ya

    BalasHapus
  11. No 2 itu aku bacanya sambil senyum-senyum kak. Tapi sama sih, aku di Kalimantan sini juga begitu tapi nggak di setiap daerah sih. Kebetulan kalau daerahku juga rombongan banyak gitu.

    BalasHapus
  12. Secara umum mirip di Jepara, Mbak. Istilahnya aja yang beda.
    Di sini kalau lamaran juga bermobil-mobil, paling minim 50 kardus balen (oleh-oleh keluarga perempuan), seringnya 100, karena 10an mobil. Wwkwk.
    Bedanya sih, kalau sini, lamaran dibarengkan dengan akad, jadi lebih praktis.

    BalasHapus
  13. Yuni yang orang Madura udah nggak asing dengan lamaran begini, Kak. Malah kadang bawaan lamarannya bisa banyak banget. Beras, perabot rumah. Khususnya bagi yang mampu. Kalau yang sederhana juga banyak sih. Hehehe

    BalasHapus
  14. Haha asli unik. Terutama yang makan dulu baru lakukan prosesinya. Sebab umumnya makan bersama baru dilakukan setelah proses selesai.

    Soal 5 orang datang 5 mobil, kejadian di sepupuku beberapa waktu lalu. Dibilangnya cuma sedikit eh yang datang buanyak banget. Untung tuan rumah siapin makanan banyak, kalau nggak bisa-bisa gak enakan sama yang datang :)

    Menarik Madura ini. Dan masih lebih simpel ketimbang lamaran adat suku lain yang selain banyak juga muahal :D

    BalasHapus
  15. Madura emang terkenal royal ya. Di hari raya aja mereka besar-besaran. Ini juga mau nikah ternyata seheboh itu ya :D

    BalasHapus
  16. Halooo kak Ros, salam kenal sebelumnya ^^
    Kebetulan suami saya orang Madura, kebetulan hari ini pula pas kami lagi libur, jadi setelah baca artikelnya saya langsung ngajak diskusi suami sekalian nostalgia hihi.
    Kelihatannya asyik dan kental akan tradisi ya. Waktu acara lamaran kami (terutama saya) yang pilih modern saja yg ngga neko-neko dan ngga terlalu ramai lamarannya. Tapi kayaknya yang poin terakhir ini asyik banget, dikasih sangu dooong.
    Semoga yg baikbaik nular ke ke yang nulis ^^

    BalasHapus
  17. Wah ternyata unik banget yaa, banyak sekali kegiatan yang dilakukan selama proses lamaran dimulai sampai dengan selesai. Baru kali ini saya melihat secara tidak langsung, mungkin kelak kalau dapet pasangan orang madura kurang lebihnya bakal sama kayak gini hehhe..

    BalasHapus
  18. Ibuku orang Madura, tapi dari dokumentasi lamarannya sih nggak kayak begini. Yang melamar cuma bapakku didampingi kakaknya bapakku. Bisa jadi karena faktor waktu yang mendesak, dan jarak yang cukup jauh antara keluarga ibuku dan keluarga bapakku.

    Tapi pernikahan ibu bapakku yang cukup ramai. Prosesinya aneh-aneh.. 😁

    Anyway, aku agak sedih dengan foto-foto di tulisanmu ini, karena ini pandemi tapi warganya tidak pakai masker.. :(

    BalasHapus
  19. Wahwah lupa baca judul, jadi baru ngeuh ini tuh prosesi lamaran ya bukan resepsi. Lumayan seru juga ya ada berbalas lamaran dan sangon juga. Tradisi memang kadang aneh-aneh, tapi disitu letak serunya. Keberagaman budaya bikin Indonesia selalu kereeen :)

    Btw aku baru selesai lamaran juga. Budaya daerahku laki ngasih cincin, jadi bukan tuker cincin. Disitu pasanganku yang beda etnis bingung juga hahaha

    Fajarwalker.com

    BalasHapus
  20. rame banget ya ternyata proses lamaran Madura. udah kayak nikah aja. heu. aku salfok sama foto pertama itu calonnya dikalungi uang kertas ya?

    BalasHapus
  21. Hai kak ros. Aku tuh kemarin baru aja baca novelnya penulisnya org Madura yg bercerita ttg perkawinan di Madura. Perkawinan muda sih tepatnya.

    Tapi kalau dilihat dr ceritanya kak ros ini hampir sama kalau soal hantaran mh. Yg sangon itu kmrn aku lamaran jg aku dapat sangon sih, tp nggak diumumin kayak di Madura jg.

    Semoga temannya kak ros ini lancar rencananya sampai hari H nanti yaa.

    BalasHapus
  22. Ini hal yang baru bagiku. Karena disini banyaknya orang minang, melayu, Jawa.
    Unik juga ada membalas lamaran ya

    BalasHapus
  23. Wow langsung kebayang itu 50-100 org 😬 padahal baru acara lamaran yaa..belum acara resepsi. Apa kabat nanti kalo pas resepsi ya. Harus punya pundi2 yang banyak yaaa

    BalasHapus

Posting Komentar