Mendengarkan Indonesia Mengajar

11 komentar
Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb

Dua hari yang lalu, saya mengikuti acara Pelatihan Guardian Angel oleh Unej Mengajar. Nah, sebelum acara dimulai, panitia memutarkan sebuah video inspiratif tentang Indonesia Mengajar. Videonya menampilkan tentang bagaimana terbentuknya Indonesia Mengajar, lalu proses pencarian bakat anak-anak Pengajar Muda Indonesia, dan dijelasin pula betapa antusiasnya para pendiri Indonesia Mengajar serta semangat para Pengajar Muda Indonesia. Yang bicara di video ini adalah Pak Anies Bazwedan selaku founder of Indonesia Mengajar.

http://www.youtube.com/watch?v=ObvzfQ3CBtY


Nah, sebenarnya saya pengen menampilkan videonya di sini, berhubung nanti blog saya bakalan lemot banget, yaa saya kasih link videonya aja ya, klik ini .

Ohya, bagi temen-temen yang pengen tau videonya tapi wifinya lelet, nah ini saya kasih teksnya...
Jadi, kata-kata Pak Anis Baswedan tetap cetar membahana dan menusuk relung hati yang terdalam...



Indonesia Mengajar.
Ini sebuah program yang bertujuan untuk mendorong usaha kita dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita tahu, di Indonesia bila kita berbicara soal pendidikan, ada 1001 masalah, banyak sekali masalahnya. Tetapi bila kita perhatikan lebih jauh, siapa yang sebenarnya senyatanya memilki efek untuk memajukan pendidikan, mencerdaskan anak-anak? Guru.

 Di balik pembicaraan soal sistem, undang-undang, seminar yang berderet; guru berdiri di depan kelas: dia yang senyatanya mencerdaskan anak-anak. Begitu kita melihat guru, kita lihat di Indonesia realitanya: distribusi tidak merata, kualitas guru rendah. Karenanya, kita berusaha untuk mengirimkan anak-anak terbaik untuk menjadi guru.

Tapi siapa yang mau menjadi guru SD di pelosok-pelosok Indonesia? Begitu ditanya kenapa tidak mau menjadi guru SD? Karena menjadi guru, apalagi di pelosok, seumur hidup itu membebani. Tapi begitu kita berpikir agak berbeda: menjadi guru cukup 1 tahun, maka situasinya berubah.



Jadi kemudian kita merancang sebuah program, mengirimkan anak-anak muda terbaik, untuk menjadi guru di SD-SD di pelosok Indonesia. Mengapa SD? Karena SD, 66% kekurangan guru. SMP dan SMA biasanya cukup. Dan SD-SD di pelosok, itu tujuan pertama.

Tujuan kedua, adalah kita ingin agar anak-anak Indonesia terbaik memiliki kesempatan untuk tinggal bersama rakyat di pelosok Indonesia, yang tanpa listrik, tanpa sinyal telepon, belum tentu ada running water. Pengalaman ini, berada di desa-desa itu, akan menempel pada dirinya seumur hidup.

Dua track. Track pertama: mengisi kekurangan guru. Track kedua: mempersiapkan our future leader.
Harapannya, ketika kelak jika mereka menjadi pemimpin di kemudian hari, mereka adalah anak-anak muda Indonesia yang memiliki world class competence tetapi memiliki grass root understanding. Harapannya seperti itu.



Hadirnya anak-anak di sekolah, bukan hanya mengajar. Kita ingin anak-anak ini hadir untuk menginspirasi, menjadi role model. Karena itu kita mengundang anak-anak yang terbaik.

Kriterianya apa? Akademiknya harus baik. IP di atas 3, kemudian malah kebanyakan di atas 3.25 yang masuk. Kemudian yang kedua memiliki kepemimpinan, punya pengalaman organisasi, mampu berkomunikasi dan tangguh, karena mereka akan ditempatkan di tempat-tempat yang sulit.

Lalu kita mengumumkan ini, kita keliling ke beberapa kota. Ide ini dimulai sekitar bulan Juli 2009. November, kita sudah mulai bekerja. Desember, lalu Januari mulai terbentuk organisasinya. Juni-Juli tahun ini kita berkeliling ke 5 kota. Kita mengundang anak-anak Indonesia untuk mau mengajar.

Ternyata target kita tahun ini adalah mengirim 50 anak. Mengapa 50? Ini baru, jadi kita ingin mengelola ini dengan baik. Lebih baik small, but powerfull. Daripada large tapi unmanaged. Nah, targetnya 50, kita keliling ke beberapa kota. 5 kota kita datangi. Alhamdulillah, kita mendapatkan 1383 anak Indonesia.

Anak-anak ini mengisi application form yang cukup panjang, menulis essay dan di dalam essay tersebut mereka menulis mengapa mereka ingin mengajar. 1383 anak tahu akan ditempatkan di tempat yang tanpa listrik, tanpa sinyal telepon dan mereka menulis berlembar-lembar mengapa saya ingin menjadi guru di tempat itu. Hati kita bergetar membaca itu semua. Kalau Anda baca essay-essay itu, tersentuh sekali. Kami yang membaca saja, luar biasa. Insya Allah, tulisan-tulisan mereka akan dibukukan, judulnya Indonesia, Aku Ingin Mengajar, kumpulan essay para pendaftar Indonesia Mengajar.



Lalu Alhamdulillah, setelah itu diseleksi, kita dibantu oleh sebuah perusahaan Consulting Human Resource Development DDI dengan Yayasan Indonesia Lebih Baik untuk menyeleksi mereka. Ini kriterianya, lalu mereka melakukan proses seleksinya. Dari proses tadi, terpilihlah 51 anak. Tidak bisa 50.
Rencananya 50, yang terpilih 53. Setelah kita seleksi kesehatan, 3 tidak bisa meneruskan. Ada satu anak yang dari sisi ukuran agak besar, tapi kalau sisi ukuran kita terima saja, nggak ada masalah asal bukan problem kesehatan yang mungkin beresiko tinggi. Mereka ikut, kemudian mereka kita training selama 7 minggu. 2 materi trainingnya: kepemimpinan dan kepengajaran.

Mengapa kepemimpinan penting? Jangan dikira berada di desa-desa satu tahun itu akan disambut seluruhnya dengan suka cita tanpa masalah. No no, setahun itu Anda akan menghadapi problem, Anda akan menghadapi tantangan dan tidak bisa diceritakan tantangan yang dihadapi.
Maka saya katakan kepada mereka yang diterima, satu tahun ini adalah training leadership priceless.
You are alone, you face all the challenge alone and you must solve it there.
Jadi tantangannya besar. Dua itu kita latih, termasuk selain kepengajaran, mereka juga dilatih survival 3 hari di sebuah gunung di Bogor, dimana mereka dikirim hanya dengan baju, ransel dan pakai pisau kecil, 3 hari.
Jadi seluruh aktivitas, termasuk aktivitas biologis menggunakan itu, tanpa ada sungai. Hujan, karena musim hujan. Dan selama tiga hari mereka lewati. One of the most difficult experience in their life.

Kenapa? Supaya kalau nanti di sana, yang mereka hadapi akan mereka syukuri. I've gone the worst. Saya sudah lewati yang tersulit, yang ini: nothing. Dan benar, setelah itu tanggal 10 November, kita berangkatkan mereka.

Mereka berangkat dari Cengkareng dan tanggal 10 November di bandara yang namanya Soekarno Hatta.
Saya katakan kepada mereka begini: Soekarno Hatta memiliki seluruh pilihan hidup nyaman bagi dirinya dan keluarganya, dan dia tinggalkan itu untuk mengusahakan kemerdekaan bangsa ini.
Kalian, memiliki seluruh kesempatan karir nyaman di kota-kota besar, sebagian ada yang sudah manager di sebuah perusahaan multi nasional, PNG di Singapore ditinggal. Ada yang bekerja sebagai karyawan di Unilever, cumlaude dari ITB, dari UNPAD, ditinggal. Ada yang manager di Bank Mandiri, ditinggal. Ada yang sudah bekerja di Inco ditinggal.
Anak-anak ini adalah anak-anak terbaik yang karir nyaman di depannya dan mereka tinggalkan itu untuk hidup di pelosok. You Are Pejuang. Kalian adalah pejuang. Dan saya katakan, hadirnya kalian, hadirnya anak-anak ini menunjukkan bahwa Ibu kita masih melahirkan pejuang. Ibu kita masih melahirkan pejuang.

Nah, kemudian anak-anak tadi sudah berangkat. Jadi, sudah satu tengah bulan mereka berada di pelosok.
Ketika mereka datang, mereka disebarkan di 5 provinsi:
Riau. Ada 6 orang di pulau Rupat, pulau yang paling ujung lebih dekat dari Malaka daripada dari Sumatra.  Tulang Bawang Barat, masuk kesana kalau hujan, Anda tidak bisa bergerak kesana, karena lumpur yang luar biasa. Pasir, Kalimantan Timur. Majene, Sulawesi Barat. Itu tadi ada foto-foto bersama anak-anak Majne. Lalu, Halmahera Selatan.

Halmahera Selatan itu, dari Jakarta 3 jam terbang ke Ternate. Dari sana sampai sana, pagi, maka Anda harus naik kapal 8 jam, naik perahu 8 jam, sampai ke sebuah pulau besar, lalu dari sana ke sebuah pulau kecil lagi 4 jam pakai perahu. You are in the place no well. Yang ditempatkan di sana, salah satunya adalah dari Singapore, yang penuh kenyamanan, ditinggalkan semuanya untuk berada di tempat yang sangat sulit itu.

Jadi, teman-teman semua, bapak ibu sekalian, program ini bukan hanya soal mensuplai guru, tapi program ini adalah untuk menebarkan optimisme yang "you have a brigth future I've gone true".
Dan bagi kita yang di luar, kita ingin agar mereka mengabarkan potensi-potensi anak-anak Indonesia, cerdas-cerdas yang berada di pelosok sana.

Dengan cara seperti itu, harapannya kita memajukan Indonesia. Dan kita ingin agar mendidik, tidak dipandang sebagai tugas sekolah, tugas pemerintah. Tapi mendidik, mencerdaskan adalah tugas setiap orang yang terdidik. Siapa saja bisa menjadi guru. Siapa saja bisa mendidik. Itu harapan kita lewat program ini. Demikian tentang Indonesia Mengajar. Mudah-mudahan memberikan manfaat untuk semuanya.



Nah, teks di atas adalah ulasan yang disampaikan oleh Pak Anies Bazwedan.
Wuah, saya dan teman-teman tergugah dan hati kami bergetar. Applause yang meriah kami haturkan kepada beliau. Dari sini, kami menjadi semangat untuk mengabdi, mencerdaskan adik-adik binaan kami.

Dan hari ini, saya dan beberapa kawan saya akan berangkat ke SD binaan kami, yaitu SDN Bintoro 5, MI Darul Ulum Mayang dan SDN Darsono 4. Saya sendiri, nanti akan berangkat ke SDN Bintoro 5, menemui adik-adik tercinta... heuheu...

Wassalammualaikum wr wb

 

Related Posts

11 komentar

  1. aku tau soal indonesia mengajar.. pernah dipinjemin buku sama temenku, dan buku itu berjudul Indonesia Mengajar yg isinya adalah cerita2 nyata / pengalaman para pengajar saat mengajar di pelosok2 Indonesia tersebut.. terharu, bangga, dan sedikit malu karena mereka yg luar biasa..

    BalasHapus
  2. Pak Anies bener2 tulus ya Mbak. bisa ya beliau punya ide Indonesia Mengajar begitu. sukses pula. wahh jan, andai program itu ada pas saya masih muda dulu, mungkin saya antusias untuk ikut seleksinya.

    BalasHapus
  3. sejak kemunculan program Indonesia mengajar saya suka dan dukung do'a banget supaya program yang sering di gaungkan oleh idola saya kang Anies Baswedan ini berkelanjutan dan sukses...pernah terbersit untuk ikutan daftar...sayang usia dan keluarga keberatan, sayang dengan pekerjaan yang disini...gituh.
    hayo mumpung masih muda, kumpulkan pahala lewat ikutan program mulia ini....yu

    BalasHapus
  4. Guardian Angel? Kayak lagunya Cinta Laura ...
    Guru emang 'angel' buat kita semua. 'coz karna (boros kata) Ocha adalah guru, so Ocha adalah 'angel' ! :)
    Keep On Fire eaaa ...

    BalasHapus
  5. Semoga aja pendidikan di Indonesia semakin maju kualitasnya.

    Sayang saya belum bisa mengajar, padahal saya termasuk mahasiswa terbaik dengan lulusan cumlaude berkat menulis buku. Terus ipk 3.41, semoga aja nanti ada sekolah yang mau menarik saya jadi tenaga pengajarnya.

    Makasih informasinya.

    BalasHapus
  6. judul acarnya bagus guardian angel hehehe
    tapi harapan saya sih mudah mudahan pak aniez bisa menciptakan kartini kartini muda :)

    BalasHapus
  7. indonesia mengajar itu memang sangat penting program tersebut perlu dilaksanakan dengan baik agar pembangunan pendidikan di seluruh pelosok negeri bisa tercapai ;)

    BalasHapus
  8. Keep it up!

    Indonesia butuh pemuda-pemudi kayak ocha dan kawan2 nih.
    Spread the positive viruses!

    BalasHapus
  9. berat juga nih bacaan.. heheh tapi kayaknya kerenan guru jaman dulu dari pada jaman sekarang,,, kebanyakan makan G**ih buta kali yah heheh :)

    BalasHapus

Posting Komentar