Kami yang Merindu dalam Diam

Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb

Tahun lalu, kami merasakan ramadhan pada nafas yang sama, berpijak pada sepetak tanah yang sama, juga sahur dengan menu yang sama. Namun kali ini berbeda. Saya sedang di Jember dengan setumpuk tugas dan jadwal kuliah yang tak menentu. Sementara Adek masih di Tangerang menanti jadwal kepulangan yang masih 2 pekan lagi. Jelas, di rumah hanya ada Ayah dan Ibu. Ini pun, Ayah masih sering bolak-balik ke Jember untuk menyelesaikan tesisnya.


Saya... enggak tahu harus cerita apa. Saya sediiih. Saya ingin pulang. Saya ingin bantu Ayah menyelesaikan tesisnya. Saya enggak akan tega ngelihat Ayah melototoin tuts-tuts keyboard untuk mengetik, yang tentulah butuh waktu lama.

Siang tadi, Ayah ingin ketemu saya. Mendadak, sementara saya sudah janji harus menjemput teman di stasiun. Lalu saya meminta Ayah menunggu. Setelah urusan saya selesai, saya menghampiri Ayah di tempat biasa, namun Ayah enggak ada di situ. Mungkin kecewa karena saya enggak kunjung datang, lalu Ayah pulang. Sesampainya saya di kosan, nggak berapa lama menit kemudian, Ayah ngasih kabar kalau Ayah lagi di masjid. Kemudian Ayah sambat kalau beliau pusing mikirin dosennya yang enggak lekas-lekas ACC. Duuuh... 😓

Iya Yah... Inshaa Allah saya bantu... Tapi ya Ayah harus tetap berjuang. Soalnya saya enggak menguasai materinya Ayah. Sulit pula materinya. Duh, saya jadi pusing juga. Ini dosen enggak ngasih-ngasih ACC pula. Duh laaaah

Saya juga ingin ketemu Ibu. Mau bantu jaga toko, nemenin Ibu di toko, ngobrol ngalor ngidul sampai sore. Boncengin Ibu buat belanja atau kulakan, ataupun sekadar main-main ke rumah Fatim. Enggak hanya Ayah, Ibu juga lagi bingung mengurus keuangan yang metode pembayarannya enggak lagi manual. Sudah saya urus sih, tapi enggak enak rasanya kalau saya nggak berhadapan langsung dengan orang yang dimaksud. Saya enggak mau Ibu pusing dengan bidang yang Ibu belum tahu.

Sementara, nun jauh di sana, Adek pasti merindukan kami bertiga. Ini merupakan tahun pertama kami terpisah jarak yang jauh dengan Adek. Dalam diamnya, pasti Adek merindukan kami. Rindu ingin bertemu. Rindu main sama saya, ngobrol sama Ibu, pun diem-dieman sama Ayah. Setiap sudut rumah, yang baik dan yang kurang baik, senantiasa dirindukan. Karena inilah yang namanya keluarga: saling merindukan.

Saya tidak pernah tahu, apa yang ada di pikiran Ayah, bagaimana Ayah merindukan kami (saya dan Adek), bagaimana Ayah menyatakan rasa sayangnya yang tak pernah terucap, dan bagaimana pusingnya Ayah menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa keberadaan kami.

12 tahun lalu


Begitu juga Ibu. Kami enggak tahu, apa yang ditahan-tahan Ibu supaya kami bisa makan enak, bagaimana rasa pegal-pegal di kakinya saat wara-wiri di toko untuk melayani pembeli, dan kami tidak tahu bagaimana Ibu menghibur diri tatkala ingin bercengkerama dengan kami.

6 bulan lalu

Ah, saya enggak kuat, mikirin ini sendirian. Selain rindu-rindu itu, hal lain yang saya pikirkan adalah tugas-tugas yang sulit-sulit dan tak kunjung selesai. Selesai satu, ee nambah lagi satu. Saya dan teman-teman sekelas, sedang mengusahakan supaya perkuliahan dan tugas-tugas dapat rampung sebelum lebaran, ya supaya libur lebaran dst kami bisa tenang.

Ya semoga saya dimampukan untuk segera menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan saya. Aamiin. Supaya bisa fulltime di rumah setelah lebaran, sampai masuk kuliah semester depan nanti. Juga, supaya saya bisa belajar serius, tanpa dikompromi dengan tugas-tugas yang katanya membantu untuk belajar. Saya kan maunya belajar tas kemauan diri sendiri, karena merasa perlu dengan ilmu tersebut.

Satu semoga-an lagi: semoga rindu-rindu ini segera terbayarkan, seperti sakura yang sedang bersemi. Aamiin.


Terima kasih sudah berkenan membaca curhatan ini. Semoga keluarga teman-teman juga sedang saling membahagiakan ya 💕

Wassalammualaikum wr wb

Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

27 komentar

  1. At least you still can meet them, although just though voice..

    BalasHapus
  2. Semoga lekas rampung tugas-tugasnya ya Aamiin
    Semangattss 💕

    BalasHapus
  3. saat seperti ini biasanya saya selalu merasa beruntung, saat jauh dari keluarga, karena halnya kita bisa merasakan rindu. ehehehe

    BalasHapus
  4. Ahhh I feel u kak. Jauh2an dari orang tua, dengan harapan mandiri dan berguna bagi orang banyak, didukung sepenuhnya oleh orang tua, namun menyadari waktu makin sedikit dan kemudian mengingat ingat ah rasanya indah sekali waktu lengkap terus. Aaah, semoga nanti quality time pas lebaran yah kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaaa, semoga dalam waktu yang mepet2 ini, bisa terasa quality time nyaaa
      💕

      Hapus
  5. Semoga di mudahkan tesisnya ya Ayahnya kak ros.. Selamat menjalankan ramadhan penuh khidmat ya

    BalasHapus
  6. Semangat Mbak,..
    Ingat jaman sekrang gak ada istilah jauh. Semua serba dekat dengan alat teknologi.
    Asal mau membuka komunikasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bang Puji, tinggal memanfaatkan yang ada sekarang ini
      💕

      Hapus
  7. Aku pernah merasakan seperti yang mbak rasakan. Jauh dari orang tua dan keluarga demi menggapai masa depan. Menahan rindu itu ternyata berat ya ( mulai terDilan). Hehhe.Kalau sudah rindu ingin segera pulang bertemu mereka.

    BalasHapus
  8. Usia ayah berapa Mbak garap tesis? Mantaplah semangatnya. Aku tesis pas kepala tiga aja udah mau pingsan rasanya, nyut2an bener deh. Semoga dimudahkan ya semuanya. Aamiin

    BalasHapus
  9. Semoga semua urusan keluarga kak Ros dimudahkan yaa prosesnya.. Semangat Kak ngerjain tugas-tugasnya. Biar lebaran ntar bisa kumpul keluarga dengan tenang :)

    BalasHapus
  10. Semoga rindu yang menggebu dalam diam itu, dalam nafas perjuangan untuk saling membahagiakan satu sama lain itu, menjadi do'a untuk kebahagiaan kalian ya mbak. Semangat!!

    BalasHapus
  11. Sedih baca tulisan ini. Terlebih karena pernah ngalamin tinggal di luar kota dan kangen rumah kangen keluarga.

    Ah sial kenapa bacanya pagi-pagi sih? Langsung baper gini. Huhu. Ini harusnya dibaca malem-malem. Kak Ros sebelum tidur. Kenapa nggak ngasih disclaimer? Haha. Tapi serius, bikin sedih...

    Semoga bisa cepat-cepat berkumpul sama keluarganya ya! Berkumpul lengkap pastinya. :)

    BalasHapus
  12. Semoga lebaran besok sudah terbebas dari tugas-tugas yang menggunung. Thesisnya bapak juga segera dapet ACC dosen. Adeknya bisa cepet pulang, dan Ibuk sudah nggak bingung lagi sama masalah pembayaran di toko :D

    BalasHapus
  13. Aku sudah pernah merasa yang kayak gini. Gak enak banget. Dulu aku kuliah di kota A, adik kuliah di kota B, Bapa kerja di kota C, mama di rumah di kota D. Baru akhir ramadhan baru bisa ngumpul. Semoga kak Ros dan keluarga diberikan kesehatan agar bisa berkumpul kembali dg bahagia di hari yg fitri nanti.

    BalasHapus
  14. SaatRamadhan tuh pengennya bisa kumpul keluarga, buka bareng, sahur bareng, dan saat jauh dari ortu terasa banget nggak enaknya

    BalasHapus
  15. Hiks ... kok mbrebes mili bacanya. Jadi ikutan baper, jadi ikut inget sama orang tua, jadi pengen cepat ketemu mereja, jadi ikutan rinduu...
    Semoga di hari lebaran nanti, kita bisa berkumpul dengan keluarga tercinta, ya...

    BalasHapus
  16. duh kak ros bikin terharu
    semoga semuanya lancar ya
    tesis ayahnya di acc
    urusannya lancar
    dan semua yg diimpikan tercapai

    BalasHapus
  17. Tesis bikin pusing aja, setelah kelar, bikin karya ilmiah tiap bulan buat pengabdian hehe, ngenes banget dah hehe

    BalasHapus
  18. Ros, mashaAllah...
    Wajahmu persis Ayah dan Adik persis Ibu yaa...

    Ada kesedihan saat membaca tulisanmu, sayang.
    Semoga Allah penuhi segala hajatmu yang mulia ini.
    Aamiin.


    **titip salam kagem Ibu dan Bapak.
    Semoga Allah melimpahkan rahmatNya selalu.

    BalasHapus
  19. Tetap semangat ya mbak.
    Semoga semua urusannya dilancarkan Allah. Amin...

    BalasHapus
  20. Semangat iya, semoga bisa berkumpul kembali, dan tesis ayahnya bisa cepet selesai 👍

    BalasHapus

Posting Komentar