Menikah Muda, Beragam Pertanyaan dan Stereotipe

Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb

Menikah muda, selalu menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Selalu hangat dan mampu memancing perhatian banyak orang untuk menyampaikan pendapatnya. Banyak pro kontra soal ini 💁

Untuk menulis ini pun, saya bingung harus mulai bercerita dari mana. Soalnya enggak ada yang bisa diceritain. Semua yang tertulis dalam postingan ini, murni pendapat. Hanyalah opini pribadi, yang tentunya akan berbeda untuk masing-masing orang.

Tulisan berikut, akan digiring dengan beberapa pertanyaan pamungkas dan stereotipe yang sering muncul di permukaan. Teman-teman boleh beropini juga bila merasa pro maupun kontra. Boleh banget kalau mau dituliskan di blog masing-masing. Saya akan semakin senang 😃


Menikah Muda Itu Umur Berapa Sih?

Enggak ada patokan yang pasti sih. Istilah 'menikah muda' itu ada untuk menyebut 'menikah sebelum usia ideal'. Usia ideal untuk menikah menurut para psikolog adalah 24. Usia tersebut dinilai cukup matang secara psikologis, fisik, dan finansial.

Jadi ya wajar kalau banyak orang berspekulasi bahwa anak SMP, SMA atau anak kuliahan yang belum lulus, lalu menikah, disebutnya menikah muda 👰

Apakah Menikah Muda Selalu Berdampak Buruk?

Ah, enggak kok. Enggak ada judgement semacam itu. Pikiran kita jangan sedangkal itu, hanya karena banyak kasus cerai oleh pasangan berusia muda.

Banyak pasangan yang menikah pada usia muda, lalu mereka berhasil mengembangkan karirnya bersama. Contohnya, Abimana Asyasatya, pemeran Dono dalam film Warkop DKI Reborn.


Ya siapa sangka kalau Abimana menikah saat berumur 19 tahun, sementara istrinya 20 tahun. Keadaan finansial mereka juga tidak baik-baik amat. Saat itu Abimana hanyalah tukang bawain lampu di studio. Dari situlah ia meniti karir hingga sesukses sekarang ini. Tentu saja, istrinya selalu ada membersamainya.

Menikah Muda = Menghambat Karir

Karir itu bukan soal usia, tapi soal kemampuan dan kemauan diri, mau dimulai sejak kapan, lalu sanggup atau enggak untuk jatuh bangun. Jangan sampai karir yang terhambat dikait-kaitkan dengan menikah muda. Big NO! Beda urusan.

Kalaupun seorang perempuan menikah muda, bukan berarti karirnya terhambat. Dunia itu luas untuk dieksplor dan diberdayakan. Hanyalah bergantung niat dan komitmen kita untuk stay jatuh bangun menghadapi karir, hingga sampai pada puncaknya.


Saya beri contoh. Sally, perempuan muda yang menikah setelah lulus SMA, lalu meniti karir mulai dari nol. Dengan uang kado pernikahan, ia mulai berjualan kain kafan, lalu beralih ke kain batik, hingga merambah ke pasar-pasar untuk menawarkan secara langsung kain batiknya. Kini dia sukses, dengan menelurkan brand kain dan pakaian batik yang bernama Batik Trusmi.

Iya, dia yang punya Batik Trusmi. Brand batik yang telah mempekerjakan 800 karyawan, memiliki showroom khusus batik seluas 1,5 hektar. Berkat prestasinya, ia dan suami mendapatkan rekor MURI sebagai pemilik toko batik terbesar dan terluas di Indonesia 👍

Hmmm, jadi gimana? Menikah muda tidak menghambat karir, bukan?


Mending Menikah Muda Daripada Berzina

Ini sih yang enggak saya suka. Menghalalkan hubungan dengan seseorang, hanya untuk menghindari zina atau pacaran sebelum halal. Kesannya itu seperti, mencuri harta milik orang kaya dan dilindungi oleh kepolisian. Yang namanya mencuri ya tetap dosa, entah kepada siapa atau untuk membela siapa.

Istilah 'mending menikah muda daripada berzina' ini sama halnya kita merendahkan esensi dari sebuah pernikahan 😤

Pernikahan itu suci. Sakral. Punya tujuan yang jelas. Tujuannya enggak sereceh "untuk menghindari zina". Bikin kesel ya kalau ada orang yang mengampuhkan kalimat itu. Pengen saya tonjok orangnya 👊

Pertanyaan Seputar Nikah Muda

Saya akan sharing beberapa pertanyaan seputar nikah muda, apabila ada yang mempromosikanmu untuk nikah muda. Misalnya, ada orang yang bilang padamu bahwa dia telah melalukan nikah muda, namun bergejolak di hatimu dan terbersit beragam pertanyaan di otakmu, maka inilah kira-kira perwujudannya.

Kira-kira pertanyaan tentang nikah muda tak jauh-jauh dari berikut ini:

1. Memangnya kamu punya apa kok sudah berani nikah muda?

Biasanya dia akan menjawab: enggak punya apa-apa sih, tapi cukup. Intinya, nikah itu nggak butuh modal, emangnya mau bikin toko? 

Nah kalau jawab kayak gitu, tanya balik: emang kamu kerjanya apa?

2. Memangnya kamu sudah punya kerjaan tetap?

Biasanya dia akan menjawab: enggak penting punya pekerjaan tetap, yang penting tetap punya penghasilan. Rezeki itu dari Allah. Allah akan menjaga hamba-Nya yang giat bekerja.

Nah kalau dia jawab begitu, enggak usah tanya balik. Jawabannya Inshaa Allah sudah bener, hehe.

3. Kamu enggak nunggu mapan dulu baru nikah?

Biasanya dia akan menjawab: nikah kok nunggu mapan, nunggu kaya, nunggu sejahtera. Kebalik tuh. Segera nikah, biar segera dimapankan, dikayakan, dan disejahterakan.

Nah kalau jawab kayak gitu, tanya balik: memangnya finansialmu sudah stabil? Sudah punya dana darurat? Sudah memenuhi cita-cita atau kebahagiaan orang tua?

4. Kamu sanggup nafkahin istrimu sedangkan urusan perekonomian pribadimu belum stabil?

Kalau dia jawab begini: hah? Usia mudanya dipakai ngapaian aja tuh?

Jawab aja begini sambil ngegas: kaupikir saya waktu muda pake narkoba? Hah? Enggak semua orang punya previllage yang sama kayak kamu ya. Aku masih ingin fokus mewujudkan cita-citaku. Masih bantu-bantu orang tua. Masih ada tanggungan biayain adik. Kaupikir semua orang kayak kamu yang gampangan nikah muda begitu?


Ebuseeet, saya ngegas amat dah kalau njawab. Ya gimana yak. Sebel sih. Karena ada sebuah akun yang membahas seputar nikah muda dan dia pro nikah muda. Nah, jawaban-jawaban pelaku nikah muda yang saya contohkan di sini, saya ambil dari akun tersebut. Jadi di sini saya seakan-akan menjawab atau memberi umpan balik tentang apa yang sebaiknya dikatakan (tentu versi saya)

5. Kamu kan belum lulus kuliah, kenapa tiba-tiba nikah muda?

Biasanya dia akan menjawab: emang sejak kapan syarat nikah pakai ijazah?

Nah kalau jawab kayak gitu, tanya balik: kamu tidak ingin belajar bersama orang-orang hebat di dunia perkuliahan? Kamu tidak ingin menambah skill dan relasi di kampus? Kamu tidak ingin mewujudkan cita-cita orangtuamu yang ingin anaknya berpendidikan tinggi?

6. Kamu enggak pengen nikah usia 25-30 gitu?

Biasanya dia akan menjawab: seumpama laki-laki atau perempuan menikah usia 30, maka anaknya lulus kuliah, udah berapa tuh usia si bapak? Yup, lebih dari 50 tahun. Kalau nikahnya usia 20 tahun, maka usia 40 tahun sudah bisa gendong cucu tuh.

Kalau dia jawab gitu, serang aja begini: memangnya kebahagiaan orang tua usia 40-an hanya sebatas menimang cucu? Enggak jugalah. Mereka justru mendambakan anak-anaknya mampu mengangkat derajatnya lebih tinggi. Mampu mengajak mereka menjelajah ke tempat-tempat yang mereka inginkan, misal jalan-jalan ke luar negeri atau pergi haji. Dan enggak pernah ada yang salah bila seseorang menikah usia 30 atau 40. Barangkali jodohnya baru bertemu saat usia segitu.

7. Menurut kamu, apa sih perbedaan besar antara pacaran dengan nikah muda?

Biasanya dia akan jawab: Pacaran rawan maksiat. Nikah rawan rahmat.

Kalau dia jawab begitu, maka no debat. Emang bener kok, haha. Tapi yang dibahas nikah mudanya ya kan.

Kalau dia jawab begini: nikah itu udah halal semuanya. Bebas mau ngapain aja.

Maka jawab aja begini: kau pikir nikah itu cuma menghalalkan zina? Nikah itu perkara masa depan dan kebahagiaan 2 orang yang terlibat di dalamnya.

8. Bukannya psikis pasangan muda itu labil ya?

Biasanya dia akan jawab ngegas begini: makanya buruan nikah biar segera stabil

Gas balik aja begini: apaan? Dimana stabilnya? Yang ada malah enggak bisa memberikan keputusan terbaik karena belum mampu memanajemen emosinya sendiri. Sebab, orang-orang muda itu emosinya meluap-luap, masih ingin memaksimalkan kebahagiaan dengan melupakan kepedihan, bukan memaksimalkan kebahagiaan dengan mengatasi kepedihan. Itu beda.

9. Apa sih enaknya nikah muda?

Kalau dia menjawab begini: bocoran nih ya, Ibu saya dulu nikah usia 17 tahun, sekarang di usia beliau yang baru 42 tahun, beliau udah tenang karena anak-anaknya udah lulus kuliah bahkan anaknya yang paling imut ini udah berani berumah tangga

Jawab balik aja begini: tapi kasihan juga ya beliau, masa-masa remaja bukannya seneng-seneng main sama teman-teman, malah ngurus bayi yang mana biasanya mentalnya belum siap. 

10. Nikah muda itu rawan perceraian loh, karena kondisi emosional dan finansial yang masih belum cukup.

Kalau dia cuma jawab begini: udaah, jangan banyak alesan, diketawain sama Ibu saya yang nikah muda tuh.

Maka jawab balik begini: eh Anda juga diketawain ya sama Taqy Malik – Salma Fina yang nikah muda tapi usia pernikahannya cuma 2 minggu. Diketawain pula tuh sama kakek nenek dan orang-orang di kampung yang belibet banget punya anak nikah muda tapi masih ngerepotin orang tuanya. 

Nikah itu bukan perkara usia, melainkan kesiapan lahir batin

Jadi teman, kamu menikah bebas-bebas aja. Enggak terpaut usia. Tidak melulu nikah muda menyenangkan. Kamu masih bebas mengejar mimpimu. Selama orang tua tidak menuntutmu untuk menikah muda, maka pergilah. Terbanglah tinggi menggapai mimpimu tanpa ada distraksi orang yang belum jelas akan membahagiakanmu atau tidak.

Bahagiakan dirimu sendiri dulu. Rasakan sensasinya. Kalau merasa sudah cukup, maka berbahagialah bersama orang yang ingin berbahagia bersamamu


Jadi, ya itu tadi pendapat saya soal menikah muda. Menurut saya, menikah muda itu rezeki. Rezeki, bisa bertemu jodoh lebih awal, bisa membangun rumah tangga dan karir lebih awal, bisa punya momongan lebih awal.

Namun bukan berarti tidak menikah muda berarti tidak berezeki. Bukan. Kalimatnya jangan diputarbalikkan 😅

Setiap orang sudah diatur jalan kehidupannya masing-masing, termasuk jodoh dan rezeki. Sengotot apapun meminta nikah muda, tapi kalau orang tua belum menyetujui dan calon belum tampak hilalnya, enggak akan bisa menikah muda.

Saya respect dan berbahagia dengan teman-teman yang menikah muda. Ikut bahagia karena separuh agamanya telah tergenapi. Doa yang saya kirimkan untuknya, saya aamiinkan banyak-banyak, supaya banyak pula doa yang memantul ke saya, hehehe.

Itu tadi pendapat saya soal menikah muda. Boleh baca juga tulisan Mbak Rohmah tentang menikah muda. Baca pendapatnya, yang juga asyik untuk dihabiskan sekali duduk.


Lalu, kamu? Bagaimana pendapatmu soal menikah muda?

Wassalammualaikum wr wb 💕
Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

17 komentar

  1. Pengen ikut nimbrung, tapi topik ini butuh konsentrasi penuh hehehe

    BalasHapus
  2. Aku sih setuju banget menikah muda kak, awalnya aku pengen nikah muda tp skrg udah gak muda lagi hikss -_-

    BalasHapus
  3. muda menikah, bias Bersama sama berjuang menggapai sukses Bersama.
    # Thank you for sharing

    BalasHapus
  4. NAH ITU LOH.

    Kenapa belum nikah? Kenapa ga nikah muda? Emang jodoh kaya beli tiket bioskop :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha
      kata-katae Zahra emang bikin makjleb tapi bener
      💕

      Hapus
  5. menikah itu perlu persiapan matang2 juga sih mbak. kalo dananya dikit nanti gimana mau hidupin keluarga. njiiiir, bahasaku malah kayak sdh berkeluarga. he he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, disegerakan berkeluarga deh Bang Ben..
      💕

      Hapus
  6. Setuju sama semua poinnya, terutama yang terakhir (lho?)

    Pertanyaan: apakah poin terakhir adalah modus terselubung untuk doi? Mari kita selidiki uwuwuwu

    BalasHapus
  7. Jadi pengen nikah muda, eh tapi usia udah enggak muda lagi? Gimana dong? wkwkwk

    BalasHapus
  8. Dulu permah nulis tentang Nikah Muda pas fenomena Alvin dan siapa itu istrinya.

    Nikah muda maupun pas udah matang/tua sebenernya kembali ke kesiapan mental masing-masing. Banyak juga yang nikah telat tapi ya ga harmonis.

    Cuma memang idealnya sesuai yg dianjurkan dan bukan karena melegalkan perzinaan hehe... aku juga ga setuju statement itu.

    BalasHapus
  9. waah saya udah kelewatan usia nikah muda nih, jadinya nikah tua dong? :D

    BalasHapus
  10. Betul kak Ros, receh banget kalau nikah muda hanya untuk menghindari zina. Why? Karena keinginan biologis itu wajar tapi bisa dialihkan kepada kegiatan positif. Sementara menikah itu resikonya besar. Ada harga yang harus dibayar. Benar2 berat kalau mental nggak siap. Kita harus mampu berbaur dengan keluarga pasangan, harus dewasa secara psikis, dan kesiapan ekonomi juga penting. Walaupun memang sih, sesudah nikah rejeki datang dari manaa aja.. Selalu ada.

    Tapi ya, kalau memberatkan ortu, misalnya, atau kesulitan banget, rawan pertengkaran. Itu nggak sehat. Buat diri masing-masing dan buat anak juga kelak. Plis deh, buat nunjang gizi anak juga mahal. Haha

    BalasHapus

Posting Komentar