Reuni Perdana: Keluarga Besar Kumpul Semua

Konten [Tampil]
Assalamualaikum wr wb

Lebaran tahun ini adalah salah satu yang paling berkesan loh. Sebab kami mengadakan reuni perdana. Yey!

Sebenarnya reuni keluarga sudah ada sih. Tapi kami jarang datang. Sebab silsilahnya besar banget. Kami enggak kenal-kenal banget. Jatohnya, pas reuni keluarga tersebut, kami ya ngumpul dengan keluarga dekat. Enggak bersapa hangat dengan keluarga yang garis trahnya agak jauh.

Maka dari itu, kami membentuk perkumpulan reuni lagi yang lebih kecil. Tujuannya supaya lebih akrab. Bisa saling mengenal.

Kekerabatan untuk reuni ini cuma diambil dari trah keturunannya Mbah Imam Bachri Atmoredjo. Beliau menikah dengan Mbah Mimbar Sukesi. Melahirkan dan menghidupi 8 anak.

Di keluarga ini, posisi saya adalah cicit. Cicit dari Mbah Siti Rahayu.




Menjadi Panitia Reuni Untuk Pertama Kali

Dari 8 orang anak, 4 di antaranya sudah meninggal. Sementara 4 lainnya masih sehat. Alhamdulillah. Termasuk nenek saya, yang sering saya panggil Mbah Uti.

Reuni perdana kali ini diadakan di rumah Mbah Uti. Sebab, Mbah Uti adalah anak tertua dari saudara lain yang masih ada.

Wuih. Saya senang banget dong. Kedatangan tamu banyak. Bisa bertemu saudara-saudara. Berkumpul di rumah Mbah Uti yang sering saya datangi.

Mbah Uti… perasaannya ya senang-senang-susah sih. Haha. Susah, karena Mbah Uti tipe pemikir. Jadi, apa-apa dipikirin dan dikhawatirkan. Maka, di sini Ibu mengambil peran yang banyak dalam kepanitiaan dan urusan keluarga supaya Mbah Uti tetap baik-baik saja.

Mumpung saya dan Adek sedang libur lebaran di rumah, wuah dimanfaatin abis-abisan dong. Disuruh bikin banner. Bikin buku silsilah keluarga. Nemenin nyicil masak bakso. Nyiapin sayur-sayuran dsb. Wuih rame bener dah. Haha.

Banner buatan Adek

Persiapan Reuni

H-1 reuni alias H+3 lebaran, kami sekeluarga berangkat ke rumah Mbah Uti. Kami bawa sound, bawa piring, dan barang-barang lain yang akan digunakan untuk kegiatan.

Kami juga pasang banner. Bannernya special. Soalnya ada wajah 8 mbah-mbah. Mbah yang paling lucu, ya Mbah Uti dong. Urutan nomor 4.


Setelah selesai pasang banner, saya menemani Mbak Angel belajar tartil. Iya, saat reuni nanti, ada pembacaan qiroah oleh salah seorang cicit maupun canggah. Yang bersedia membaca qiroah: Mbak Angel. Alhamdulillah.

Mbak Angel kalau latihan… wuah ya gitu dah. Kacau. Baru dimulai, eh udah ketawa. Baru baca 1 kalimat, udah ketawa. Begituuu aja terus. Enggak selesai-selesai. Haha.

Mbak Angel latihan baca tartil

Siangnya, Fatim datang bersama Mas Dian. Main-main sepuasnya dah Fatim. Main sama Ibu dan Bude-Bude. Fatim dilepas di halaman belakang. Kejar-kejaran sama ayam. Sepuasnya. Sampai capek. Sampai sandalnya penuh tai. Haha.

Setelah itu, Fatim mandi. Berendam di bak. Mandi sama air. Puas dah Fatim mainnya.

Sorenya, kami pulang. Saya menemani Ibu membeli sayur-mayur dan kebutuhan lainnya untuk jamuan esok pagi. Setelahnya, membantu Ibu memotong-motong sayuran dan menyiapkan bahan sampai larut malam.


Paginya, Ibu sudah masak beberapa jamuan. Menu yang disuguhkan mie goreng, bakso, lalapan, sayur kelor, sayur krecek, dan sambal. Nasi, sate dan gule beli. Yang belum dimasak: capcay. Nanti dimasak di rumah Mbah Uti.

Serunya Reuni Keluarga Besar Mbah Imam Atmoredjo

Wuiiii, saat kami sampai di rumah Mbah Uti, sudah rapi eh. Kursi-kursi sudah dikeluarkan. Tikar sudah ditata. Sound system juga aman.

Sesampainya di sana, kami langsung menata jamuan makan. Jamuan makannya dibagi dua tempat. Satu untuk bapak-bapak, di bagian depan. Satu lagi untuk ibu-ibu, di bagian belakang.

Acara dimulai pukul 9. Saudara-saudara pada datang. Alhamdulillah. Acara cukup kondusif. Mulanya dipandu oleh Pakde Hanung selaku ketua panitia. Lalu posisi MC dilanjutkan oleh Om Renal.

Serangkaian acaranya… dimulai dari pembukaan. Pembacaan tilawah oleh Mbak Angel. Sambutan dari Pakde Hanung selaku ketua panitia. Sambutan dari Mbah Yono selaku mbah yang dituakan, yang datang jauh-jauh dari Jakarta.

Bagian depan untuk laki-laki

Bagian dalam untuk perempuan

Suasana di dalam ruangan

Mbah Uti itu yang pake krudung pink itu loh. 2 dari kanan

Pembacaan Silsilah Keluarga

Selanjutnya adalah pembacaan silsilah keluarga. Dibacakan oleh Om Eko. Terkadang dibaca pula bergantian oleh Pakde Hanung.

Pada momen pembacaan silsilah keluarga, diceritakan sejarahnya Mbah Imam Bachri Atmoredjo. Ternyata beliau adalah petinggi desa Jatisari. Lalu menikah dengan Mbah Mimbar Sukesi yang merupakan putri dari seorang kepala desa.

Pernikahan mereka, dikaruniai 8 orang anak. Berikut urutannya:

(1) Imam Atmoredjo (alm)
(2) Sutjiati (almh)
(3) Siti Rahayu
(4) Soegiyono
(5) Nur Batin (alm)
(6) Basuki
(7) Dewi Mujiati
(8) Puji Raharjo (alm)

Foto para mbah ditampilkan di banner. Yang paling cantik ya Mbah Uti lah, haha
Ini mbah-mbah yang masih ada. Dari kiri ke kanan, atas lalu bawah: Mbah Yono, Mbah Bas, Mbah Uti, Mbah Upik

Setelah pembacaan daftar nama anak-anaknya, lalu dibacakan juga detail keluarga masing-masing. Mulai dari cucu, cucu menantu, cicit hingga canggah. Diurut mulai mbah pertama hingga mbah terakhir.

Yang namanya disebutkan saat pembacaan, harus angkat tangan. Menunjukkan dirinya ke depan publik. Jadi ya rame heboh gitu~

Usai acara pembacaan silsilah keluarga, kami langsung makan-makan.

Bagi-Bagi Doorprize

Sembari itu, kami bagi-bagi doorprize. Doorprize untuk anak kecil. Diberikan ketika ia mampu memperkenalkan diri dan menyebutkan nama kakek neneknya. Lucu sih melihat tingkahnya.

Adek-adek kecil. Entah apa sebabnya mereka foto 2 jari begini
Kami menyiapkan banyak doorprize, tetapi ternyata anak kecilnya cuma sedikit. Yaweslah, hadiahnya buat yang besar-besar. Maksudnya remaja muda dan dewasa. Sistemnya sama kok, diberi pertanyaan.

Pertanyaan seputar keluarga. Seperti menyebutkan nama 8 mbah. Menyebutkan tahun kelahiran mbah yut. Nama panggilan masa kecilnya mbah-mbah, dsb.

Pertanyaan terakhir, sederhana. Apa warna baju mbah uti? Huaha, rame banget dah pokoknya~~







Foto Keluarga

Sebelum acara usai, kami berfoto terlebih dahulu. Mampunya foto masing-masing keluarga. Gak mampu kalau harus foto semuanya, soalnya framenya gak cukup, hehe.

Keluarga dari anak 1. Pakde Hanung itu yang tengah. Beliau cucu pertama dari silsilah keluarga

Silsilah keluarganya besar banget. Sampai ke cicit cinggih. Sayangnya, mereka pada tinggal di Bali dan di Malang. Engak bisa datang ke reuni karena ada kabar duka di sana. Seorang bude meninggal.

Ini keluarganya Mbah Uti. Rame yo, hoho. Btw, Mbah Yono, putra ke-4 diikutkan foto bareng kami. Soalnya anak-anaknya pada gak bisa datang (di Jakarta, Surabaya, Rusia)

Anak ke-5. Keluarganya Mbah Ipuk

Keluarga dari putri ke-6, yaitu Mbah Upik

Keluarganya Mbah Bas dan Mbah Mun

Keluarganya Mbah Puji

Hohooo… itulah serangkaian acara Reuni Perdana keluarganya Mbah Yut. Alhamdulillah ramai lancar dan seru.

Lalu, kami pulang ke rumah dengan badan yang lelah dan pikiran yang lega… Alhamdulillah…


Btw, cerita lebaran saya tahun 2019 enggak cuma sampai sini loh. Masih ada cerita saya lebaran ke Malang, Blitar dan Mojokerta. Tunggu episode selanjutnya yaa…

Wassalamualaikum wr wb 💕


Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

32 komentar

  1. Kok ra diinterogasi..? haha

    Btw.. Piye kui yen meh gabung..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan aku sibuk ngurus ini itu, dadi ndak sempet diinterogasi~~

      nek pengen gabung, gampang carane. mek akad kok

      Hapus
  2. Masya Allah, dari sepasang suami istri lahir anak-anak, cucu-cucu, dan cicit-cicit, kalau ngumpul pasti ramai banget ya, kadang malah nggak nyadar kalau ternyata tetangga kita ternyata masih sodara

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes tul, haha
      tapi ini keluarga yang Inshaa Allah akrab laaah, saling kenal 💕

      Hapus
  3. Keren reuni keluarganya kak ros. Terkonsep banget gitu. Ada buku silsilah juga. Pengen banget ngadain yg begini utk keluarga besarku. Selama ini kami hanya kumpul2 biasa dg acara arisan per 3 bulan sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. oooh ada arisannya ya? kayaknya kalau keluargaku gak akan pake arisan deh, haha. cukup reunian pas lebaran aja~

      Hapus
  4. Widih keren ada bannernya. Makin banyak yg wafat,yang tersisa justru makin erat silaturahminya ya

    BalasHapus
  5. Wah seru acaranya kebayang aku sendiri bikin acara keluarga seperti itu. Trus acara dooprize bagi anak yg busa nyebut siapa kakek neneknya...keren2x idenya, setiap keluarga kudu bikin acara kaya gini

    BalasHapus
  6. Seruuu yaa acaranya.. yang bisa hadir banyakkkk.. gini ini panitianya kan seneng ya, hehe.. aku belum pernah ikut reuni gini. Beberapa kali ada, pasti pas kami sekeluarga gak bisa hadir.

    Btw cerita lebaranku di 2019 juga banyak sebenernya, tapi baru sanggup kutulis satu biji. Hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini tulisan yang kedua
      mau lanjut nulis yang ketiga, hehe 💕

      Hapus
  7. Baca cerita Rhos, aku juga punya pengalaman yg sama lebaran tahun ini. The first time jadi panitia haolan atau halal bil halal keluarga besar. Biasanya datang sbg tamu, ini kita udh sibuk dari lama buat nyiapin acaranya, maklum perdana jadi masih serba deg2an. Tapi seru ya kumpul2 sm sodara gini, jdi tau silsilah keluarga besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wuah, perdana juga ya? samaan dong kita ya 💕

      Hapus
  8. Entah kenapa aku gagal fokus saat di dalam ruangan pegang hape2 mbak eaaa.... Diaku juga baru mengadakan reuni keluarga pertama di 2 tahun yang lalu mbak. Tapi nggak setiap tahun sih acaranya, jadi 5 tahun sekali hehheee. Karena yg di luar kota jarang bisa balik. dan tempat acara nggak diroling, jadi di rumah mbah.

    Rame juga ya mbak, seneng juga pasti bisa mengadakan reuni perdana hehehheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. ooh 5 tahunan yaa... berarti tahun2 lainnya keliling rumah saudara dong ya 💕

      Hapus
  9. pake banner! seru banget. dua tahun ini aku baru mulai kumpul-kumpul sama keluarga mas met dari bapak (sambil arisan judulnya), kebetulan lebaran kemarin mas met yang jadi tuan rumah.
    Itu liat banner, keinget pas kemarin ke rumah mbah, fotoyang lebaran tahun lalu dicetak di banner dan ada di atas pintu depan dong. ahahahaha. alhamdulillah ya kalau kumpul-kumpul kaya gini tuh menyatukan tali silaturahmi.
    Baru minngu lalu giliran ngumpul sama keluarga papa di rumah aku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. heem, seru
      jadi lebih spesial gitu kalo ada bennernya
      soalnya biasanya kan banner ada untuk acara2 kampus atau kantor, hehe 💕

      Hapus
  10. Wah acaranya seru sekali. Bisa bertemu dengan saudara-saudara satu buyut ya?
    Enggak hanya acara makan dan ngobrol-ngobrol, ternyata ada acara bagi-bagi doorprice juga. Seruu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyes, biar rame. biar pada aktif si adik-adiknya 💕

      Hapus
  11. Seneng banget mbak punya keluarga besar, guyub, rukun. Bisa ketemuan buat reuni keluarha. Aku blm pernah selama ini di keluargaku ada reunian gtu hehe. Kebetulan kakek nenek udah gak ada. Yaaa paling kalaupun kumpul biasanya pas ada yang nikahan😁

    BalasHapus
  12. Acara reuni keluarga besar gini memang seru, saya suka ikut acara bani dari keluarga suami tiap tahun, dan tahun depan giliran keluarga mertua, jadi kayaknya bakalan sibuk jadi panitia juga nih kayak Kak Roos

    BalasHapus
    Balasan
    1. wihiii, selamat bekerja menyiapkan reuni tahun depan yaa..
      kalau aku sih, tahun depan gak akan jadi panitia, hehe 💕

      Hapus
  13. Roos...kamu dari keluarga super besar yaa...?
    Seneng banget bisa kumpul dan hepi-hepi bareng.
    Semoga mbah sehat terus yaa...
    Dan bisa lihat cucu-cicit-canggahnya bahagia.
    Aamiin~

    BalasHapus
    Balasan
    1. enggak besar-besar banget sih sebenarnya, melainkan cukup, hehe 💕

      Hapus
  14. Aku kalo kaya gini parah mesti banyak banget, keluarga besar dari ibu dan bapak. Ibuku 10 orang bersaudara. Bapakku 16, banyak banget semuanya.

    BalasHapus
  15. Momen reuni keluarga memang selalu dinanti yaa kak. ManTul!!

    BalasHapus
  16. seruuu dan seneng kalo bisa kumpul kumpul keluarga besar seperti ini
    lah aku aja kadang enggak ngerti sodara2 jauh yg memang blum pernah ketemu

    BalasHapus

Posting Komentar