Makan Geprekan dan Keliling UGM

Konten [Tampil]
Assalamualaikum wr wb

Dari Magelang, kali ini kami pulang ke Solo lewat jalur Selatan. Melewati Jogja dulu. Sebab, kami akan mampir ke UGM sekaligus ke Malioboro.

Oleh si Mas, kami dilewatkan jalan pinggir sungai. Kali Progo. Sungainya besar banget. Arusnya cukup deras, apalagi curah hujan cukup tinggi. Karena lewat jalan ini, saya jadi tahu bagaimana wujud sungai di Jogja dan sekitarnya. Menambah wawasan saya mengenai persungaian, hoho.


Si Mas juga mengenalkan jalan pintas yang biasa Mas lalui bila main ke Jogja. Ya lewat pinggir-pinggir sungai gitu. Hafal ya. Kami juga melihat sifon-sifon yang desainnya canggih banget. Sifon ini bangunan air yang membelah arus aliran air di saluran untuk dilewatkan sungai di atasnya.


Makan Geprekan Jaman Si Mas Kere Dulu

Jam 5 sore, kami tiba di Jogja, lebih tepatnya di sekitar kampus UGM. Si Mas hendak menunjukkan tempat makan favoritnya saat kere dulu, yaitu saat masih menjadi mahasiswa yang amat cungkring demi menghemat uang jajan.

Kami beristirahat di warung geprek langganan si Mas. Kami bergantian jaga untuk mandi dan bersih diri. Dimulai dari saya dulu, pergi ke toilet masjid untuk mandi dan ganti atasan. Ya untungnya ya saya bawa ganti baju dan dalaman. Tapi rok dan celana panjangnya tetap sih, enggak bawa lagi soalnya. Enggak papalah, yang penting masih cukup bersih. Seusai itu, gantian si Mas yang ke masjid. Mandi sekaligus sholat.


Setelah kami sama-sama merasa lebih baik, kami ambil makan. Si Mas mengenang masa-masa kejayaan dulu, yang cuma makan tempe geprek, terong geprek dan kubis goreng. Yongalaah… Saya ambil tahu dan lele geprek. Biasanya kita kalau makan ya barter. Saling ambil untuk saling icip, hahaha.

Usai makan, saya menyodorkan tolak angin kepada si Mas. Sebagai pereda atau minimal menghangatkan tubuh. Saya enggak mau si Mas sakit.


Keliling UGM

Biasanya nih, kalau kami telponan, seringkali saling ejek kampus. Hahaha. Ya enggak papa lah, buat seru-seruan. Nah si Mas pengen menunjukkan kepada saya, betapa megahnya kampus dia dulu.

Ya UGM memang megah. Karena ada lebih dulu daripada UNEJ. Tapi kan bangunannya UNEJ lebih kekinian. Ah udahlah, sama-sama bagus kok. Sama-sama bagus menurut sudut pandang desain masing-masing.


Petang itu, UGM hanya ditemani oleh cahaya lampu kuning remang-remang. Membuat jalanan UGM menjadi romantis. Hahaha. Saya pun enggak mau melewatkan kesempatan berfoto di bawah lampu temaram. Meninggalkan jejak foto di jalanan remang UGM.

Saat berfoto inilah, saya berbagi teknik foto dengan si Mas. Saya pikir si Mas sudah ahli banget loh untuk foto orang + pemandangannya. Sebab selama ini hasilnya bagus-bagus. Namun ternyata si Mas ada luputnya juga. Belum tahu bagaimana cara foto yang baik bila backgroundnya adalah sebuah jalan. Si Mas memfoto saya seakan-akan saya tenggelam di jalan. Harusnya kan membuat saya lebih tinggi daripada jalan.


Lanjut ke Malioboro

Usai keliling UGM, kami melanjutkan perjalanan ke Malioboro. Fiuh Jogja padat banget euy. Macet sana-sini. Tapi keren sih. Kekerenan Jogja beserta Malioboronya, akan saya ceritakan pekan depan, hoho…

Wassalamualaikum wr wb
Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

3 komentar

  1. sekilas bacanya makan sambil keliling (jalan jalan) gitu. Bangunan UGM tampak megah dan photo di ambil menjelang malam ya...

    BalasHapus
  2. Wuaaah asiknyaaa yang abis plesiran ke Magelang 🤩
    Kalian lupa mampir ke rumahku, ya ?.
    Hi hi hi

    Aku nebak-nebak lokasi jalur selatan dari Magelang itu .. lewat jalan dekat candi Mendut, bukan ya ?

    BalasHapus
  3. waah senangnya bisa jalan-jalan di UGM, saya banget nih, kalau ke sebuah kota, rasanya temoat favorit yang wajib dikunjungi ya kampus, meski udah kayak mamak-mamak gini hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar