Keluarga Jempolan Nyalakan Obor Harapan

Konten [Tampil]

2020 merupakan tahun istimewa. Mulai dari tanggal pernikahan idaman, kelahiran dengan angka cantik, bahkan tahun perayaan kelulusan yang angkanya sangat kompak.

Saya pun tak luput menantikan momen istimewa pada tahun 2020. Dinanti tak hanya oleh saya, melainkan oleh Ayah dan Ibu.  Yaitu perayaan kelulusan adik sekaligus menghadiri wisudanya di Tangerang. Yey!

Sayangnya, di balik mimpi dan rencana yang indah, seringkali kita lupa akan kuasa Sang Maha Perencana. Pertengahan Maret, bumi pertiwi dilanda pandemi. Semua sektor melemah membuat hati perih.

Rasa-rasanya, semua mimpi menguar ke udara. Hampa. Entah akan bagaimana segala kegiatan yang telah direncanakan.

Pandemi Meluluhlantakkan Pendapatan

Namun lebih dari itu, ada hal yang lebih naas. Semua aktivitas menjadi terbatas. Kita tak bisa keluar rumah dengan bebas. Aturan tak boleh ditebas. Sebab kita harus saling menjaga agar tetap waras.

Ketiadaan pemasukan adalah salah satu hal buruk yang dialami oleh keluarga kami. Usaha fotocopy dan alat tulis yang biasanya ramai diserbu anak-anak sekolah seberang rumah, menjadi suram.

Uang seribu rupiah pun tak bisa kami dapatkan. Karyawan tetap ada dan dipertahankan. Tetap dibayar penuh seperti biasanya. 

Padahal sebenarnya kami tak sanggup membayar karyawan. Namun apa daya, kami juga harus menghidupi sebuah keluarga untuk tetap makan.

Lalu kami? 

Bertahan dalam sisa tabungan yang ada. Sangat irit. Makan seadanya. Saya dan adik tak pernah protes.

Usaha Kami Untuk Tetap Bertahan

Sejujurnya tidak banyak yang kami lakukan. Toko fotocopy yang sepi itu milik Ibu. Kami masih mendapatkan rupiah dari uang gaji Ayah sebagai guru PNS. Beberapa bulan kemudian, Ayah diangkat menjadi Kepala Sekolah di tengah pandemi. Alhamdulillah...

Namun sejatinya, Ayah tak pandai mengelola uang. Tentu banyak sebab yang tak bisa saya ceritakan. Yang jelas, kami tidak punya tabungan. Yang punya tabungan hanyalah saya.

Bahkan, memulangkan adik dari Tangerang ke Lumajang saja, menggunakan uang tabungan saya. Ya mungkin ada sebagian rezeki yang dititipkan melalui pekerjaan ngeblog saya, Alhamdulillah.

Lalu, apakah kami masih bisa bertahan?

Iya, kami masih selalu bisa bertahan. Untuk makan sehari-hari, membayar listrik, membayar upah karyawan dsb kami masih sanggup.

Namun, saat dihadapkan pada kenyataan bahwa adik masuk kuliah Fakultas Kedokteran. Wuah, Ayah dan Ibu langsung puyeng. Bagai bom waktu yang sudah siap menunggu kami.

Kami tak akan membiarkan adik putus harapan akan cita-citanya. Rezeki otak encer yang ia miliki, harus dijaga dan dikawal baik-baik. Maka kami tetap menemaninya berkuliah, meski kamiu hanya makan sambal terong setiap hari.

Belum lagi tahun depannya saya merencanakan untuk menikah. Yakinlah bahwa Ayah dan Ibu juga menginginkan pesta pernikahan seperti pada umumnya.

Lalu apa yang kami lakukan?

Satu-satunya yang Ayah dan Ibu bisa adalah menjual salah satu aset berharga milik kami, yaitu mobil.

Kebetulan kami sudah jarang menggunakan mobil dalam setahun terakhir ini. Bahkan ketika masyarakat sudah diizinkan berpergian dengan syarat penerapan protokol kesehatan, mobil kami tak jua keluar.

Kau tahu sebabnya?

Karena kami harus ada di rumah. Minimal salah satu dari kami harus ada di rumah. Maka, tidak akan bisa lagi kami berempat pergi bersamaan dengan mengendarai mobil keluarga. 

Sebab, ada seseorang yang harus kami jaga di rumah. Yaitu nenek dari Ibu yang kami panggil Mbah Uti. 

Beliau sudah lanjut usia. Sakit-sakitan. Badannya melemah. Kami saling bahu membahu untuk menjaga satu-satunya nenek yang tersisa dari trah keluarga kami. 

Mulai dari mengantarkannya ke kamar mandi, memandikan, membuat makanan khusus, menidurkannya di tempat tidur, mengajaknya ngobrol, dsb.

Semua itu kami lakukan dengan tulus. Semata-mata pengabdian kepada seorang Ibunda yang perjuangannya tiada tara.

Apakah kami lelah?

Mungkin kami lelah. Mungkin kami pernah kesal. Tapi kami saling menguatkan. Menjadikannya sebagai canda tawa. Merawat Mbah Uti, harus dijadikan sebuah kebahagiaan.

Kami adalah orang yang berbahagia. Sebab, kami diberi kesempatan untuk bersama-sama merawat surga.

Terkabulnya Doa Secara Perlahan

Kami mulai merawat Mbah Uti semenjak Corona tiba di Indonesia. Kurang lebih 1 tahun lewat sekian hari. 

Dalam hal ini, pandemi cukup menguntungkan. Karena kami tidak lagi terbebani untuk meninggalkan mbah uti hanya karena kami ingin pergi berlibur. Dengan adanya pandemi, kami terbantu mengatasi hasrat itu.

Praktis, kami semakin erat di rumah. Ada adik yang kuliah daring di rumah. Ada saya yang ngeblog sembari bantu Ibu jualan di toko. 

Ada pula Ayah yang sering panggil-panggil saya untuk mengatasi masalah Zoom yang hmm cukup sepele. Dan terakhir ada Mbah Uti yang tiduran melulu sehingga bikin kami gemas. Hahaha.


Mbah Uti yang ada di rumah, sepertinya menjadi cara terkabulnya salah satu doa kami. Dulu, saya dan Ibu pernah berdoa. 

Berharap saudara-saudara datang mengunjungi rumah kami saat lebaran. Sebab rumah kami bukan rumah induk yang sering didatangi sanak saudara. Padahal kami juga ingin merasakan didatangi tamu sebegitu banyak.

Eh njilalah lebaran tahun 2020 kemarin, seluruh keluarga dan sanak saudara datang ke rumah kami. Tujuannya menengok Mbah Uti sekaligus silaturahim. Wuah senangnya.

Bahagia memang memiliki saudara yang peduli dan saling support. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini. 

Kabar bahwa mereka baik-baik saja dan tak terjangkit Covid-19, merupakan berita bahagia yang selalu kami semogakan. 

Sejatinya, memiliki sebuah keluarga yang erat sangatlah membahagiakan. Apalagi bila hubungan itu masih sedarah dan berada pada satu garis keturunan.

Rasa yang sama antar saudara, sepupu dan ipar hampir sama. Saling memberi kabar, menguatkan dan membahagiakan. Itulah yang namanya keluarga.

Gotong Royong Bersama Keluarga Jempolan

Namun sejatinya keluarga tak sebatas pada hubungan darah saja. Sosok yang tak pernah bertemu secara tatap muka namun sama-sama bisa bertukar rasa, bisa dibilang keluarga.

Seseorang yang saling dukung dan bahu membahu untuk meringankan beban, juga bisa kita sebut sebagai keluarga.

Marilah kita memaknai keluarga dengan luas. Tak perlu dikotak-kotakkan berdasarkan hubungan darah yang terikat reuni.

Kalau ada seseorang yang dukungannya melebihi keeratan dari saudara kandung, maka kita bisa menyebutnya sebagai sosok yang berdiri di atas julukan keluarga jempolan.

Benar-benar jempolan. Pantas diacungi jempol sebagai tanda luar biasanya ia dalam mendukung seseorang yang tak memiliki ikatan sedarah.

Itulah salah satu fakta yang saya temukan di Bloggercrony yang memiliki anggota dengan keluarga jempolan semua.

Mereka mau saling membantu. Bergotong royong meringankan beban kawan yang sakit. Mempromosikan jualan kawan yang pasarnya sedang lesu, dan sebagainya.


Sejauh ini, orang-orang yang paling jempolan dalam menjunjung tinggi istilah keluarga jempolan adalah BCC Squad, alias teman-teman dari Bloggercrony.

Bloggercrony adalah sebuah komunitas yang mewadahi para blogger untuk naik kelas bersama-sama dengan menyeimbangkan antara pikiran dan hati. 

Kabar baiknya, pada 2 pekan lalu saya berkesempatan bertemu dengan orang-orang dari keluarga jempolan. Meski dilaksanakan secara virtual, namun saya tetap antusias menyambut acara BloggerDay 2021

Temu Blogger Sambil Berbahagia Jalan-Jalan

Sungguh acara BloggerDay 2021 kemarin seru banget. Sudah 5 kali digelar dan ini kali pertama saya berkesempatan mengikutinya. Yey, senang sekali!

Acara ini spesial dilaksanakan seharian mulai pagi hingga sore hari. Dipandu oleh Kak Gita Siwi selaku host, membuat acara semakin meriah.

Diawali dengan welcome speech dari Mas Satto Raji selaku ketua Bloggercrony dan Mbak Wardah Fajri selaku founder Bloggercrony, membuat saya terpukau atas perjuangan mereka membangun Bloggercrony sekaligus mewujudkan acara ini.

Selanjutnya saya senang bisa mengenal panitia di balik layar Bloggercrony. Mereka telah mendesain acara semenarik mungkin. Mengumpulkan sponsor dari teman-teman bloger yang juga berwirausaha.

Hal yang paling saya sukai dari acara ini adalah logo acaranya keren sekaliii. Modern banget. Sangat cakep untuk disandingkan dengan logo Bloggercrony. Titip salam ya buat desainernya, hoho.

Acara BloggerDay 2021 ini lebih banyak have funnya. Baru awal-awal saja, sudah ada awarding atau pengumuman penghargaan.

Mulai dari pengumuman Most Wanted Blog Award, Best Facebook Post, dan Best Video Profile Bloggerpreneur. Btw, selamat ya buat mbak Herva Yulyanti yang memenangkan Most Wanted Blog Award. Keren banget!


Berlayar ke Amerikaaa!

Selanjutnya, memasuki acara inti yang saya tunggu-tunggu. Yaitu virtual family trip ke Amerika Serikat. Yey!

Awalnya saya kira akan membosankan ya. Eh ternyata tidak. Seru banget. Rupanya Kang Idfi Pancani mampu mengajak kita tenggelam dalam berpindahnya pikiran kita ke Amerika. Seakan-akan benar-benar sedang berlibur di Amerika Serikat. Asiknyaaa!

Saya diajak berkeliling ke Gedung Putih, bermain air di Niagara Falls, melihat-lihat Universal Studio dengan tatapan norak, dan berakhir menonton parade Disney. Wuah, saat parade Disney saya tidak ketinggalan untuk menebak-nebak tokoh Disney, hahaha.

Serunya, Kang Idfi juga memberi pertanyaan-pertanyaan menarik yang bisa kami jawab. Saya selalu mencoba menjawab, namun tak pernah berhasil untuk menjadi yang pertama. Hahaha.

Serunya Menjawab di Kahoot Games

Usai jeda makan siang, kami diajak bersenang-senang bermain Kahoot. Saya pengen banget jadi juara. Sayangnya, saya baru mengenal Bloggercrony sehingga tidak bisa menjawab banyak pertanyaan Kahoot yang seputar Bloggercrony, hahaha.

Senjakala Content Creator

Kemudian kami diajak untuk merefleksi diri bersama Kang Maman Suherman dan Mas Shafiq Pontoh. Dengan mengangkat topik mengenai Senjakala Content Creator, kami diajak berpikir banyak hal.

Bagaimana cara bertahan di tengah gempuran teknologi yang semakin berkembang. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki supaya tak mengalami senjakala, dsb.

Sederhananya, Kang Maman mengingatkan kita bahwa seorang content creator harus memiliki kamampuan untuk tetap bertahan hingga akhir usia, antara lain kemampuan komunikasi, kreativitas, kolaborasi dan berpikir kritis.

Sedangkan Shafiq Pontoh mengingatkan bahwa kita hendaknya pandai dalam memilih platform yang mendukung serta memahami audiens dengan tepat. 

Dipandu oleh Mbak Helena Simarmatra, kami jadi terpikir untuk banyak hal. Mencabangkan pertanyaan demi pertanyaan tentang apa arti diri ini bila aktivitas menjadi content creator telah berakhir.

Menghadapi Tantangan PJJ

Sore hari, kami lanjut membahas hal yang penting yaitu tentang Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan mbak Ifa H. Misbach dan Kania Safitri selaku narasumber, kami diajak berpikir kritis bagaimana menghadapi PJJ.

Apa yang harus kita lakukan untuk mendampingi si kecil belajar daring. Apa penyebab anak mengalami kesulitan belajar. Bagaimana caranya membangun pondasi kecerdasan anak, dsb.

Yang jelas, saya dibuat terpukau atas sharing pengalamannya, masukannya, ide-idenya dan ilmu-ilmu lainnya yang akan sangat susah kami dapatkan. Sebab, sharing dari pengalaman pribadi disertai ilmu ilmiah akan lebih berharga dan mengena.

Sore hari, kami harus merelakan diri untuk berpisah. Acara sudah selesai. Ditutup dengan saling melambaikan tangan tanda kebahagiaan.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada segenap tim di balik layar. Terima kasih telah menyuguhkan serangkaian acara have fun nan bermakna ini. 

Tentu saja ucapan terima kasih disuguhkan kepada @kitatama.id yang telah melancarkan kemeriahan acara ini.

Senang banget acara BloggerDay 2021 tetap terselenggara saat pandemi. Menjadi angin segar bagi kita yang sedang jenuh dengan aktivitas di rumah. Menjadi pelepas rindu atas kehebohan bloger di setiap kali kegiatan.

Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman bloggerpreneur yang bersedia menjadi sponsor. Terima kasih telah memanjakan kami atas hadiah-hadiah yang membahagiakan.

@duorajistore @katalensaku.photoworks @ebigsoo_fashion_ @anesacooking @geraiaksesoris2 @aykoprojects @makarame @resepdapurayah @dapursesukahati @hennahijab_collection @asiboostertea @kitatama.id @sreehandmate @photo_coffee_

Harapan Untuk Blogger Day Tahun Depan

Acara BloggerDay 2021 ini benar-benar menyenangkan. Saya dibuat terkesima karenanya. Tak hanya itu, kami juga diajak refleksi diri atas beberapa hal yang terjadi.

Menjadi teguran bagi saya bahwa diri ini harus tetap terus belajar. Tak akan pernah boleh berhenti belajar. Bahkan harus memperluas jangkauan ruang belajarnya.

Termasuk dalam halnya ruang belajar di Komunitas Bloggercrony Indonesia. Sebuah komunitas yang tak hanya mengajak kita bersenang-senang, melainkan diajak untuk bersama-sama belajar meningkatkan kapasitas diri.

Saya senang sekali atas perayaan BloggerDay 2021. Berharap saya terundang lagi pada acara Blogger Day tahun depan yang dilaksanakan secara offline.

Sungguh pengen banget bertemu dan ngobrol erat dengan BCC Squad. Sambil bakar-bakar jagung menyalakan api unggun, bersenda gurau karena kelucuan saat pentas dadakan, dsb.

Semoga, tahun depan akan terselenggara lagi acara Blogger Day yang lebih fun, tanpa melupakan esensi kekuatan keluarga jempolan.

Seharian itu saya amat senang. Kebersamaan dan kekuatan yang dibangun oleh masing-masing anggota, sepertinya menjadi salah satu kabar baik akan datangnya sebuah asa. 

Apalagi di tengah pandemi, mereka ada sebagai penyala obor harapan. Saling memberi rasa, cinta, dan kekuatan.

Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

10 komentar

  1. Keren bangeettt BCC dan Blogger Day memang selalu menakjubkan!
    Baik offline maupun online, super duper sukaaakkk :D
    Bisa inspiring bloggers ya pastinya

    BalasHapus
  2. walaupun acara bloggercrony diadakan online, tapi keseruannya tetap sama dari tahun ke tahun ya kak. asik bener sih ini

    BalasHapus
  3. Ya ampun, acara masih virtual yaaa :((( kangen gak sih sama event offline gitu huhuhuhu

    BalasHapus
  4. Wah turut prihatin kak Ros utk usaha keluarganya. Semoga pas anak2 udah masuk sekolah rame lagi ya.
    Bener nih saat pandemi kyk waktu buat mendekatkan diri dengan keluarga. Saling menguatkan, insyaAllah bertahan secara fisik maupun mental menghadapi masalah2 yang ada ya.

    BalasHapus
  5. Sekeren itu ya Kak Keluarga Jempolan dari Bloggercrony. Aku juga seneng bisa join acara itu.
    Btw, pasti ada hikmah di balik segala kejadian/ujian, ya.
    Selalu semangattt :)

    BalasHapus
  6. Semoga taun depan semakin meriah yaaa BCC aamiin dan harapan-harapannya terkabul! Saya sendiri ga sempat ikutan, makanya taun depan mau coba untuk bisa ikutan!

    BalasHapus
  7. Belum pernah ikut acara Blogger Day, baik offline maupun online, hehe, kayaknya seru ya kegiatannya Kak Ros, nambah ilmu banyaak

    BalasHapus
  8. Baru sekali ikut bloggerday daring seru! Kalo offline pernah sekali juga ke Bandung. MasyaAllah banyak hadiah banyak ilmu

    BalasHapus
  9. Semoga usaha Fotocopy-nya nanti bisa ramai kembali saat anak-anak masuk sekolah, rencananya sih Juli 2021. Kebetulan pekerjaan pertama saya dulu adalah tukang fotokopi.
    Seru dan bermanfaat banget ya acara Blogger Day Blogger Cronny, sayang saya ga sempat daftar.

    BalasHapus
  10. Pastinya tidak mudah ya Mbak. Saya juga tergulung nyaris roboh karena pandemi ini. Luar biasa beratnya. Semoga usahanya segera bisa pulih kembali. Memang usaha ATK amat sangat trdampak.

    BalasHapus

Posting Komentar