Pertemuan Kedua Itu Menyenangkan

23 komentar
Konten [Tampil]
  Siapa bilang pertemuan pertama itu selalu menyenangkan? Hmm, nggak juga. Biasanya pertemuan pertama itu identik dengan kenalan dan ngoceh-ngoceh nggak jelas, seringkali mereka pasif. Beda dengan pertemuan kedua yang biasanya serasa lebih akrab.

Nah, untuk ekskul yang aku tangani, aku sudah masuk ke pertemuan kedua.

Pertemuan pertama di ekskul robotika kesannya... ya ampuuuuuun rame banget. Aku ngak bisa mengendalikan suasana kelas. Si Demsy sebagai ketua robotika malah membiarkan adhek kelas rame dengan sendirinya. Kalo setahun lalu kita enaaaaaaak banget ngurusin dan ngatur mereka, eh sekarang mereka malah rame nggak karuan. Masalahnya, mereka itu ramenya sendiri-sendiri, nggak rame bareng-bareng. Aku juga sempet heran, juga nggak nyangka kalo anggota robotika yang baru sebanyak ini. Ini pun belum dengan anggota yang nggak datang untuk hari pertama. Seneng juga sih banyak anggota baru untuk meneruskan keeksisan tim robotika. 
Aku sempet mikir gini, "palingan yaa ngkok akeh seng protol Dem" (palingan nanti banyak yang cabut"

"Koyok.e seh ngunu" (sepertinya sih begitu)
"Arek-arek durung ngerti regane, lek ngerti regane yoo suwe-suwe ilang, koyok mbiyen." (Temen-temen belum tau harganya, kali tau harganya yaa lama-lama habis, kayak dulu)
 "Yoo saiki nek nerangno nang arek-arek ndak usah nyebut rego"  (Yaa sekarang kalo menjelaskan ke temen-temen nggak usah sebut harga."
"Iyo, aku yo wedi lek nyebut rego. Wedi arek.e entek disek." (Iya, aku juga takut kalo menyebut harga. Takut anggotanya habis duluan."

Yaa, itulah salah satu problem robotika yang aku takutkan di hari pertama robotika. Semua di luar perkiraanku. Banyak banget "calon masalah" yang ada di pikiranku. Wew, menghadapi anak baru bukanlah perkara yang mudah. Aku itu bingung. Pusing juga mikirin mereka. Apa mereka bisa betah di robotika? Apa mereka sanggup ikut robotika yang pastinya butuh biaya mahal. Temen-temen di sekolahku bilang "ekskul robotika adalah ekskul paling mahal." Ya, aku akui itu. Aku dan temen-temen sebagai angkatan pertama ekskul robotika, sepertinya merasa bahwa kita adalah angkatan tumbal. Gimana nggak dibilang tumbal, kita sangat keteteran dengan hal yang baru dalam sebuah ekskul. Kita disini menggunakan prinsip trial and error. Bener-bener diuji kemampuan kita untuk melahirkan sebuah ekskul baru yang dianggap miring oleh sekolah.

Aku nggak tega liat temen-temen ngeluarin banyak uang untuk membeli komponen robotika yang nggak murah. Belum lagi mereka yang sering ikut lomba. Ikut lomba juga butuh modal yang gede. Mahalnya sih di transport dan biaya pendaftaran. Dan sekolahpun nggak mau mengucurkan dana lagi sejak duit pertamanya saat lomba pertama kali. Aku sebagai bendahara yang selalu memegang uang temen-temen, sempet miris saat ingat bahwa mereka harus mengeluarkan banyak uang untuk hal ini. Dan untungnya uang mereka diambil dari uang tabungan mereka masing-masing, bukan dari orang tua. 

Pertemuan kedua robotika.... hari Sabtu kemaren. Saat guru robotikanya belum datang, aku dan Demsy mengisi robotika dengan sharing tentang robotika. Yaa memberikan nasehat dan sepatah banyak kata untuk masa depan robotika. Satu petuah yang aku tegaskan saat itu adalah "ojok nglembur maneh rek..." (jangan nglembur lagi rek...)

"Di tahun pertama, kita sering nglembur karena line tracer yang belum jadi atau ada yang rusak. Walhasil kita kudu nglembur di rumahku untuk nggarap line tracer. Mbiyen, onok arek ngomong ngene 'rek, ojok nglembur ndek umahe pak Gatot maneh yo?' oke, dituruti, ndak nglembur ndek umahe Pak Gatot. Tapi ujung-ujunge nglembur ndek asrama. Nglembur nganti jam loro bengi, padahal lombae jam wolu isuk." (Dulu, ada anak bilang gini, 'rek, jangan nglembur di rumahe pak Gatot lagi ya?' oke, dipatuhi, nggak nglembur di rumahnya Pak Gatot. Tapi ujung-ujungnya nglembur di asrama. Nglembur sampai jam 2 malam, padahal lombanya jam 8 pagi.)

Foto di atas adalah foto hasil si Angga yang ketiduran di rumahnya Fafa. Temen-temen lainnya pada mbenerin line tracer, si Angga malah tidur dengan nyenyak. Enak banget nih anak. Dan saat itu hal yang aku inget adalah aku pulang dari rumahnya Fafa jam 12 malam, pulang ke rumah sendirian, naik motor tengah malam, ya ampuuuuuuuun..... apalagi elfnya datang jam 1 malam. Cuma punya waktu istirahat satu jam di rumah. Haduuuuuh, bener-bener kacau tahun pertama robotika.

Lalu Pak Gatot selaku pengajar  robotika telah datang. Beliau menyampaikan beberapa materi yang menurut kami sangat wow dan menakjubkan. Tak pernah kita bayangkan ada benda-benda keren yang beliau tampilkan di LCD dan akan menjadi project kita selanjutnya. Pokoknya, robotika kudu keren, kudu wow ! Kesamaan rasa dan pemikiran mampu menyelaraskan ekspresi kita. Anak robotika di hari kedua asyik-asyik kok. Seru !

Mari berlanjut ke ekskul mading. Hari pertama ekskul mading... sangat membuatku ketar-ketir. Gimana enggak, saat aku kelas X, anggota mading seumuranku cuma 3 orang, yang lainnya kakak kelas semua. Saat aku kelas XI, anggota mading yang kelas X cuma 2 orang, paling banyak yaa anak kelas XI. Dan tahun ini... penerus mading yang pernah mengetahui kerjanya mading cuma satu orang, yaitu Sasa. Hamzah yang saat kelas X ikut mading, malah kelas XI ikut robotika. Malahan ada 4 anak yang dulu robotika, saat kelas XI sekarang beralih ke mading.

Aku kelabakan saat pertemuan mading. Gimana nggak kelabakan, lahwong pertemuan pertamanya robotika dan mading itu bersamaan. Tapi aku ambil robotika dulu. Soalnya Bu Vika selaku pembina robotika nggak hadir, masa' iya Demsy ngatur sendiri? Sementara itu anak mading udah misscall berkali-kali nyuruh aku turun ke lantai 1 untuk ngisi mading. Fiuh....

Saat masuk ke ruang mading, ya ampuuuuuun... kok nggak ada yang ngisi? Anggota baru mading malah didiemin. Nggak ada yang ngasih materi atau mengisi sesuatu denan sharing atau apa. Huh! Aku marah-marah saat itu. 
"Iki mading ndak onok seng ngisi a?" (Ini mading nggak ada yang ngisi tah?)
"Emboh Dimas, kan Dimas ketuae," kata Zidnie (Nggak tau tuh, Dimas. Dimas kan ketuanya)
"Dim, kok ndak kon isi?" (Dim, kok nggak kamu isi?)
"Lah Bu Indri nangdi? Bu Indri ndak onok ngunu..." jawab Dimas. (Memangnya Bu Indri kemana? Bu Indri nggak ada gitu...)
"Yo mosok kate ngenteni Bu Indri?! Wuh kah! Kan awakmu ketuae" (Masa' harus nunggu Bu Indri?! Huh! Kan kamu ketuanya)
"Ageh Zid, awakmu seng ngisi.." pinta Dimas kepada Zidnie. (Ayo Zid, kamu yang ngisi)
"Huu... ojok aku... aku ndak iso..." (Huu... jangna aku... aku nggak bisa...)
"Aku yang ngisi!" mading langsung aku ambil alih.


Wew, pertemuan pertama sangat melelahkan.

Dan pertemuan kedua cukup menyenangkan. Para senior sudah menyebar kepada junior untuk memberikan pelajaran mengenai masing-masing rubrik di robotika. Jadi disini sudah terjalin keakraban dengan adhek kelas. Yaa salah satu kuncinya agar merasa akrab adalah diajak guyon dan diajak bertukar cerita atau pendapat. Tugasku yang menjadi beban saat itu adalah bagaimana caranya agar anak mading tidak pasif. Mereka harus kreatif sambil menuangkan ide-ide segar untuk dipublikasikan.







Peristiwa setahun lalu saat bertema ramadhan, gambar kaligrafi juga dimunculkan untuk  menambah kesan ramadhan yang identik dengan huruf-hruf arab.







Memotong kertas aja butuh dua orang. Duh alaynya... Tapi nggak alay juga sih, memotong dengan dua orang ini ada alasannya. Karena bahan yang digunting adalah karton tebal. Dan kalau satu orang yang menggunting, yaa nggak kelar-kelar ngguntingnya...







Ini mading akhri tahun saat aku kelas X. Jujur sih, mading yang ini nggak ada konsep gara-gara kehabisan ide, maklumlah akhir tahun...
Tapi kalo dilihat-lihat... keren juga tatanannya...
Ada kritik mengenai mading yang ini? monggo...






Yaa... sekian sudah ceritaku mengenai pertemuan pertama dan kedua saat menangani ekskul robotika dan mading... sampai jumpa...

Related Posts

23 komentar

  1. ocha seneng ikut kegiatan sekolah juga yah.. wah itu hal yg baik karna bisa bekreativitas yg baik.

    pertemuan sampai keberapapun bila kita menikmatinya dengan baik pasti sllu kan terasa menyenangkan :)

    BalasHapus
  2. SEpakat, pertemuan pertama biasanya serasa orang jetlag tuh. Masih kaku dan ritme pembicaraanya berasa baca buku teks dialog...

    Baru kalau ada pertemuan berikutnya bisa mulai melting..

    BalasHapus
  3. wahhh pengorbanannya.. cakep cakep sampe ngelembur gitu :)
    keren kegiatannya :)

    BalasHapus
  4. Wuihh robotika keren dong yaa ocha :D

    Tapi emang bener kok pertemuan kedua itu bikin lebih berkesan gag malu lagi tapi udah malu2in, xixixi :D

    BalasHapus
  5. Wah sama kaya gia waktu SMA dong ekskul ekskulnya!! kereeennn nikmatin ajah yaa ocha.. kalau kuliah ambil jurusan fisika ajah yukk *loh ko promosi*

    BalasHapus
  6. semoga pertemuan2 selanjutnya menyenangkan ya :)

    BalasHapus
  7. Iiiii kreatif kraetiiiif deh Caaaaa

    Semoga pertemuan selanjutnya lebih wonderful! :-)

    BalasHapus
  8. kalo robotika mahal, kalo lomba ada sponsornya to Cha?

    nek mading, ketoke judule kegedhen ta?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya dulu punya mading di SMP yang kami kelola agak profesional. kadang2 minta sponsor (saat itu coca cola), lumayan buat ekspansi ke kegiatan lain.

      Hapus
  9. Robotika,saya sangat suka sekali. enak ya bisa berkumpul dan berbagi ilmu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, pastinya biaya tidak sedikit yang harus dikeluarkan. Tapi kepuasan hati tidak bisa diukur dengan uang.

      Hapus
  10. salam kenal

    kunjungan

    ditunggu followbacknya

    BalasHapus
  11. Lha nek arep murah yo ojo ekskul robotika, ekskul tata boga ae yak wis! Paling tuku lombok brambang yo regane piro? Bhahaha

    BalasHapus
  12. Hebat sekali masih SMA sudah mengelola blog, mading sekolah dan aktif dalam ekskul robotika. Jarang sekali anak muda punya passion dan semangat yang tinggi. salam kenal ya Ocha. Terima kasih atas kunjungan kamu ke blog belalang cerewet. Insyaallah aku bakal balik lagi utk baca2 tulisan kamu yang lain. Salam dr Kota Hujan :)

    BalasHapus
  13. ampun, teringat masa SMA, saya juga ikutan robotika :)
    ngerjainnya sampe nginep2 segala di sekolahan ngurus simulasi line tracer, nyetting lasernya juga, #kenanganIndahMasaSMA :))

    BalasHapus
  14. biasanya kalo kesan pertama sudah menggoda
    pertemuan kedua pasti menyenangkan
    hehe malah ngiklan..
    terserah anda deh...

    BalasHapus
  15. Nah ini berkat rajin nglembuuuur, Moga sukses mbak

    BalasHapus
  16. mnyenangkan banget ea, ada ekskul robotika. Kalau sisekolah saya mah, gak ada...
    maklum, di pedesaan, hehehe

    BalasHapus
  17. Jaman saya SMA belum ada kontes ginian, wah makin maju aja ya SMA sekarang. Beda generasi memang tidak bisa dipaksa untuk didekat dekatkan kata Pak Dahlan Iskan

    BalasHapus
  18. ekskul di sekolah ocha keren deh, jaman aku SMA mah nggak ada ekskul apa-apa cha..maklum masih jaman pra sejarah sih....hehe

    BalasHapus
  19. wahhh seru ya mainana robot kyaknya, jadi pengen juga, tapi di Samarinda belum ada sih, u,u tunggu kuliah aja deh baru mau mainan itu, semoga ntar jadi ya si ayam kuliah di pulau jawa heheheheh #doangenes

    BalasHapus
  20. jaman aku dulu gak ada kegiatan kaya gini nih, seneng banget ya jadi anak sekarang :)

    BalasHapus

Posting Komentar