Assalammualaikum wr wb

Wihiiii, semangat pagi! Semoga teman-teman selalu semangat setiap hari… seperti semangatnya anak-anak di lereng pegunungan yang selalu berangkat dini hari untuk menimba ilmu kepada guru-guru yang selalu menginspirasi.


Saya tuh, sering kangen dengan guru-guru SD saya. Sering kangen juga kepada anak-anak SD yang aduhaaaai lucu dan lugunya mereka, khususnya anak-anak SD yang tinggal di pelosok. Saat menatap matanya, melihat sunggingan senyumnya, meremas jari-jari mereka, saya merasa ada energi positif yang mengalir kepada saya. Energi positifnya itu seperti energi magis. Bagaikan terhipnotis, bahwa semangat saya harus seperti mereka yang siap bangun pagi dini hari, menanti kedatangan guru-guru di sekolah.

Hal ini saya saksikan secara nyata, ketika saya mengikuti Kelas Inspirasi Lumajang 2 di SDN Bandaran kecamatan Kedungjajang. Kala itu, saya bersama teman-teman sengaja menginap di sekolah, supaya lebih terasa gitu hawa sekolahnya.

Pagi harinya, belum jam 6 pagi, kami masih bergantian mandi dan sarapan, eh anak-anak sudah datang. Saya coba mendekati gerbang sekolah, mengecek apakah benar itu anak-anak SD yang sudah berseragam merah putih, ataukah anak-anak yang sedang numpang lewat karena ada orang asing datang ke desa mereka? Saya datangi mereka, memerhatikan dengan seksama, soalnya waktu itu matahari belum terang banget, masih agak gelap. Eh ternyata benar, itu sungguh anak-anak SD yang saya akan berbagi semangat dengannya.

Pagi hari, persiapan. (foto oleh Demian)

Subhanallah… kalian keren sekali, nak. Bukankah rumah kalian dekat dari sekolah? Rupanya sebangga itu ya orang tua meminta kalian untuk berangkat sekolah.. menyiapkan semuanya sejak pagi buta. Ah Indonesia, engkau masih memiliki generasi yang siap bangun pagi untuk menimba ilmu di sekolah.

Ekspresi saya alami sekali 😅 (foto oleh Demian)

Kenangan itu, ingin saya bangkitkan lagi di Kelas Inspirasi Lumajang. Kini, sudah memasuki yang keempat. Wihiiii, senangnya. Saya sih, pengennya… bisa bermalam lagi bersama tim solid di sana. Soalnya seru siiih, bisa mengenal tim lebih akrab dan intim. Juga bisa bertukar energi dan saling menguatkan. Wihiiii, pokoknya saya kangen berat deh.

Teman-teman 1 tim. (fot oleh Moh. Zainuri)

Nah, kini Kelas Inspirasi Lumajang hadir lagi. Inshaa Allah akan diadakan pada tanggal 12 Februari 2018. Iyaaa, hari Senin. Kenapa Senin? Karena Senin adalah waktu yang tepat untuk kita mengembalikan kenangan manis tentang upacara bendera. Uwaaaa, saya kalau dengerin lagu Indonesia Jaya saat upacara selalu mbrebes mili.

foto oleh Moh. Zainuri

Teman-teman, ikutan Kelas Inspirasi Lumajang yuk.

Untuk teman-teman yang merasa profesinya beragam, berbeda, asing, aneh, misalnya perawat, analis medis, pengacara, jaksa, jurnalis, penyiar radio, floor director, narablog, penulis buku, kameramen, manajer perusahaan, psikiater, pengusaha, pelukis, dll, atau yang anak-anak SD jarang tahu, ikut yuk jadi relawan pengajar. Nantinya, teman-teman akan berbagi cerita tentang profesi kepada anak-anak SD di ruang kelas mereka.

Iyaaa, cerita tentang profesi. Misalnya, kerjanya ngapain aja, boleh dibuat drama atau acting gimana kerjaannya sehari-hari. Menceritakan kerjanya dimana, enaknya apa, dll. Nanti menceritakannya itu ya pakai seragam profesi. Supaya kelihatan keren dan gagah. Tentunya supaya bayangan anak-anak tentang profesi itu semakin nyata.

Apabila teman-teman tertarik, langsung aja daftar dengan mengisi form berikut: bit.ly/relajarKILumajang4 Pendaftaran ditutup tanggal 29 Desember 2017 ya. Eh boleh loooh, ajak teman-teman lainnya… sebarkan informasi ini supaya semakin banyak yang tergerak dan turun tangan.

Mbak Liluk, seorang perawat yang berbagi profesinya. (foto oleh Moh. Zainuri)

Eh ya, boleh juga kalau teman-teman yang suka motret atau memvideo untuk bergabung dengan Kelas Inspirasi Lumajang. Nggak harus mengajar kok, melainkan mengabadikan momen dalam jepretan kamera maupun video. Iya, menjadi relawan fotografer atau videografer. Wihiiii, berminat? Langsung gih, daftar ke bit.ly/reldokKILumajang4

Mas Demian, fotografer yang ikut mengabadikan momen. (foto oleh Moh. Zainuri)

Ajak teman-teman lainnya dooong. Kabarkan juga berita bahagia ini kepada siapapun, yang sedang rindu bangku SD. Percayalah, teman-teman akan merasakan apa yang saya rasakan ketika menatap mata anak-anak berseragam merah putih.


Wuaaaah, saya kangen beraaat. Saya kangen berat dengan momen-momen ini. Inshaa Allah, lain waktu akan saya tulis dan ceritakan dengan bahagiaaa...

Wassalammualaikum wr wb

Desain oleh Dondik Robbini

Terima Kasih Pahlawan

10 November bukan hanya milik rakyat Surabaya, yang berhasil memukul mundur A.W.S Mallaby. Melainkan juga milik setiap orang yang berdada Garuda.

Kita sungguh harus berterima kasih kepada mereka. Orang-orang yang tidak tercatat namanya. Tak dikenal, tetapi berbesar hati untuk mempertahankan merah putih tegap berdiri di berbagai belahan NKRI. Mereka adalah orang-orang yang menunda kesenangannya sendiri.

Mereka telah mengorbankan masa mudanya. Mempersembahkan nyawanya, untuk kita... untuk kita merdeka hari ini. Indonesia hari ini. Mari kita syukuri kemerdekaanya, dan... satu persatu kita lunasi janji kemerdekaannya.
Bumi Lumajang-pun  ada karena dipertahankan oleh  mereka yang berdada Garuda. Kami, tidak benar-benar kenal betul. Tidak juga membaca literatur sejarah dengan benar. Kami, sedang mencari dan mencoba menggali, mereka yang berjuang dalam sunyi. Mereka yang dulu, darahnya tumpah ruah di bumi Semeru ini.

Siapakah pahlawan Lumajang yang kamu tau? Ceritakan pada kami...

#TerimaKasihPahlawan #PahlawanLokal #KILumajang4 

Dokumentasi foto kami ambil dari link di bawah ini. Terima kasih sudah berbagi di blog dan sosial media. Mohon maaf tidak sempat menghubungi untuk ijin.

https://hafidhmind.wordpress.com/2014/11/06/monumen-perjuangan-polri-tumpeng-lumajang/

https://hananomi.wordpress.com/mengenal-kapten-suwandak-sejarah-perjuangan-rakyat-lumajang/

http://dewantosukertio.blogspot.co.id/

-----

Assalammualaikum wr wb

Maaf baru menyapa. Memang sengaja kali ini mendahulukan ucapan terima kasih kepada mereka yang sedang dikenang secara spesial setiap 10 November.

Tulisan tersebut bukan murni hasil pemikiran saya pribadi, melainkan buah pemikiran kroyokan dari Mas Dondik, juga saya. Kalau desain gambarnya, spesial dari Mas Dondik yang kueceh untuk Kelas Inspirasi Lumajang.

Sebenarnya hari ini saya ingin menuliskan something special. Ya, spesial karena saya tidak pernah membahasnya di blog ini. Padahal ia erat dengan kehidupan saya.

Setiap kali saya bersama Ibu, Ayah, dan Adek menelusuri jalanan Lumajang. Tak dipungkiri bahwa kami tentulah melewati jalan arteri yang tersematkan nama pahlawan. Tujuannya untuk menghargai jasa mereka dengan cara mengingat nama dan jasa-jasanya. Salah satu cara mengingatnya adalah dengan menjadikan namanya sebagai nama jalan.

P.B Sudirman menjadi pahlawan yang difavoritkan namanya untuk digunakan sebagai nama jalan. Biasanya namanya menghiasi jalan raya.

Kalau di Lumajang, ada beberapa pahlawan lokal yang saya tahu namanya tersemat pada nama jalan. Semisal Kapten Suwandak, Kapten Kyai Ilyas, Patih Sastrodikoro, Letjen Sutoyo, dan masih banyak lainnya.

Saya masih sebatas mengenalnya hanya dari sekedar nama jalan, belum tahu persis bagaimana sejarahnya. Sebenarnya banyak sih tulisan di internet yang membahas sejarah pahlawan Lumajang, tapi yaa gitu. Saya belum tahu persis kebenarannya. Maksud saya, alangkah lebih baik apabila saya mendapatkan wawasan tentang pahlawan Lumajang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lumajang. Ya kan? 😃😃😃

Sejujurnya saya prihatin terhadap diri saya sendiri. Saya lebih mengenal pahlawan-pahlawan kota sebelah. Sebut saja Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi. Ada beberapa yang saya tulis dan ada yang akan saya tulis. Sedangkan kota sendiri? Aiiih, Lumajang Jaman Doeloe yang digelar setahun lalu saja, belum juga ditulis, apalagi yang lain? Ah, bloger macam apa sih saya, melupakan kota sendiri.

Sebenarnya hari ini saya berniat menulis tentang sekilas pahlawan Lumajang, sumbernya sama dengan sumber desain gambar di atas. Tapi yaa gimana  ya. Kurang greget aja sih rasanya kalau saya hanya mempelajarinya dari internet. Rasa jadi blogernya itu kurang ngeh 😆

Hal ini jadi teguran banget sih buat saya. Secara tidak langung menasehati saya bahwa saya harus segera beberes untuk mengenal Lumajang lebih dekat, lebih intim, dan lebih dalam.  Dengan mengenalnya, maka saya bisa memperkenalkan Lumajang kepada masyarakat luas.

Inshaa Allah yaa... Doakan saya supaya menyegerakan hal baik ini.

Eh boleh loooh kalau kalian mengajak saya keliling Lumajang 😅
Mari kita jelajah Lumajang bareng-bareng 💃💃💃

Wassalammualaikum wr wb

Assalammualaikum wr wb

15 Desember lalu, merupakan hari jadi Lumajang. Sudah selayaknya, komunitas Kelas Inspirasi Lumajang (KIL) mengucapkan "sesuatu" kepada Lumajang. Saya lupa bahwa kami harus mengucapkannya. Yang ingat cuma mas Yusuf, lalu disampaikan kepada mas Dondik, bukan kepada saya atau divisi External (tukang desain dan publikasi).

Jadinya, mas Dondik baru mengabarkan bahwa dia meminta bantuan usulan ucapan harjalu kepada panitia KIL pada sore hari, menjelang magrib. Ah elaaah.... 😕

Kemudian, saya salah menafsirkan permintaannya mas Dondik. Saya mengira dia meminta untuk dibuatkan pamflet ucapan seperti yang saya buat. Eh, ternyata hanya minta ucapan. Tapi saya sudah terlanjur membuat, yaa saya teruskan saja imajinasi saya. 😋😋

Desain pertama seperti ini.
Galau bener dah. Warnanya macem-macem dan jauh-jauh. Ijo-ungu-putih dengan dominasi coklat. Ini nggak ada serasi-serasinya. Suuuuper galau. 😖😖

Assalammualaikum wr wb

Kami, Kelas Inspirasi Lumajang, sedang berduka cita. Kami kehilangan salah satu inspirator terbaik.

Assalammualaikum wr wb

Foto besar di atas sungguh menggugah hati saya. Quote tersebut mampu mematahkan perdebatan dalam benak saya atas pandangan teman-teman tentang saya yang memilih terjun langsung mengajar di SD desa meski hanya pada weekend, berbeda dengan teman-teman yang dengan bangga menghabiskan banyak uang untuk traveling yang kesenangannya hanya sementara.

Dulu, ketika saya mendaftar menjadi anggota sebuah organisasi non profit, hati saya begitu kecil. Kala itu yang terlintas di pikiran saya adalah "mengapa saya mengikuti sebuah organisasi yang tak dilirik oleh orang-orang kece?" Teman-teman saya nggak ada yang mngikuti organisasi tersebut. Sampai akhirnya saya memberanikan diri dan tibalah saatnya saya menemukan banyak kawan hebat.

Ketika saya berkecimpung dalam organisasi tersebut, saya semakin mengenal banyak orang lintas komunitas dan litnas profesi. Hal tersebut merupakan peluang besar bagi saya untuk mencuri ilmu dari mereka. Sedikit banyak, saya juga belajar cara berkomunikasi, cara memimpin, cara beramah tamah dan sebagainya. Memang benar, pengalaman adalah pelajaran hidup yang paling berharga.

Pada tanggal 5 Desember 2014 lalu, saya menghadiri sebuah acara ramah tamah untuk memperingati "Hari Relawan Internasional" yang diadakan di Medley Cafe. Acara tersebut

100 seragam (50 putra, 50 putri), 100 paket alat tulis (buku, pensil, rautan, penghapus dsb)